[Nusantara] APAKAH SEJARAH BISA DILURUSKAN ?
Ra Penak
edipur@hotmail.com
Tue Nov 12 03:24:05 2002
APAKAH SEJARAH BISA DILURUSKAN ?
Seandainya yang disebut « sejarah » itu timbunan fakta dan data, catatan
waktu dan peristiwa saja, mungkin « sejarah » memang bisa diluruskan. Tapi,
kalau « sejarah » itu tidak hanya untaian mata rantai fakta dan data, tapi
juga untaian analisa sebab dan akibat, dialog masa lampau dan masa kini,
maka pembicaraan sejarah pasti akan memasuki wilayah interpretasi, yang
mengandung muatan kepentingan politik. Apalagi, bicara tentang sejarah
konteporer, dimana saksi-saksi hidup yang masih terkait dengan kekuasaan,
akan tampil dengan interpretasinya yang mewakili pandangan politiknya.
Dalam hal ini, diskusi meluruskan sejarah akan merupakan perdebatan yang
melelahkan, --berliku-liku, rumit dan berseluk-beluk, yang dirajut oleh
berbagai kepentingan politiknya ....
Sebagaimana kita saksikan, sejarah perkembangan « sejarah » itu tak pernah
menemukan kebenarannya yang tunggal, solusinya yang final. Pada akhirnya,
sejarah yang dibakukan, sejarah yang disyahkan, adalah « sejarah-pesanan »,
yang dibeli oleh kekuasaan saat itu. Sehingga ketika kekuasaan itu runtuh,
maka « sejarah pesanan » itu akan ikut runtuh, dan kekuasaan baru akan
membeli pesanan sejarah baru untuk mengukuhkan kakuasaannya. Ini kenyataan
yang kita hadapi, -- bagaimana sejarah ditulis pada saat kekuasaan Hitler,
kekuasaan Stalin, kekuasaan Mao, kekuasaan Sukarno, kekuasaan Suharto,
kekuasaan Gus-Dur ... sejarah terus berubah-ubah. Saksi-saksi baru muncul,
arsip-arsip baru muncul, pengakuan-pengakuan baru muncul ... dan sejarah
lama diaduk-aduk kembali, dipotong bagian yang membohong, dan diganti dengan
yang jujur. Dan kita bilang « meluruskannya ». Sampai kapan bisa bertahan
pelurusan ini ? Sampai semua saksi sejarah sudah mencapai kebulatan
pendapat, dan dengan begitu kita sampai kepada sejarah paling lurus dengan
kebenaran paling final ? Apakah keinginan yang luhur ini bisa dicapai dalam
kenyataan ? Mungkinkah menyusun sebuah « buku putih » sejarah tanpa cacat ?
Fakta kejadian sejarah itu satu, tapi penulisannya berbeda-beda, sesuai
dengan pergantian warna kekuasaan. Sejarah yang « putih bersih » hanya ada
dalam angan-angan manusia saja...
Konkrit yang kita alami di Indonesia. Sejarah yang dibakukan oleh « orde
lama », sangat berbeda dengan sejarah « orde-baru », dan sekarang hendak
diluruskan oleh, -- namakanlah « orde reformasi ». Kita ambil contoh konkrit
tentang pembantaian massal 65-66, kita telah baca begitu banyak
kesaksian-kesaksian baru dari para tokoh-tokoh penting yang langsung
terlibat dalam peristiwa itu, telah beberapa kali diselenggarakan seminar,
telah diungkap berbagai fitnah, kebohongan, pemelintiran bahkan penggelapan
fakta-fakta, sampai ke penggalian kuburan massal, pendek kata telah dicoba
sejarah yang bengkok itu untuk diluruskan...... lalu ? Apakah sesudah itu
memang telah terjadi perubahan atmosfer, perubahan pandangan terhadap korban
jutaan orang tak berdosa dan nasib keluarga serta keturunannya sampai
sekarang ini ? Telah ada rehabilitasi ? Telah ada rekonsiliasi ? ....
Bukankah sejarah yang bengkok itu tetap dalam ke-bengkokannya masuk ke
musium menjadi masa lalu yang akan hilang dimakan jaman ? Kekuasaan belum
sepenuhnya berganti, dan sejarahpun belum sepenuhnya bisa diluruskan,
mungkin ada sedikit perhatian disana-sini, bahkan ada « permintaan maaf ».
Tapi pada pokoknya toh « pelurusan » itu tidak digubris ... Juga masih
banyak saksi-saksi yang tega atau bahkan sengaja menyembunyikan fakta-fakta
kebenaran, karena masih terkait oleh kepentingan pribadinya....
Walaupun begitu, ide untuk diskusi « meluruskan sejarah » tetap saja sebagai
ide yang agung, yang patut disokong dan dikembangkan untuk mengangkat ke
permukaan fakta-fakta yang digelapkan oleh kekuasaan masa lalu, maupun
oknum-oknum yang sekarang ini masih menyelinap dalam kekuasaan, lebih banyak
lagi. Generasi muda dan generasi mendatang memerlukan obor untuk mengetahui
lebih banyak kebenaran yang dibikin misteri, memperkaya dan memperluas
pandangan mereka, agar dapat menemukan kebenaran yang setidak-tidaknya
mendekati kenyataan. Walaupun, kita tak kan berilusi, memperdebatkan sejarah
akan bisa mencapai kejernihan dengan kebenaran tunggal yang final, yang
lurus selurus-lurusnya.....
Samiaji.
_________________________________________________________________
Tired of spam? Get advanced junk mail protection with MSN 8.
http://join.msn.com/?page=features/junkmail