[Nusantara] Beban Hidup Kian Berat

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Nov 19 03:00:52 2002


Rabu lalu, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi
IV DPR RI, Dirut PT Telkom Kristiono menyampaikan
permintaannya agar pemerintah meninjau tarif telepon.
Dia ngotot kenaikan untuk telepon lokal 33,33 persen,
kenaikan biaya abonemen 31,10 persen, sedangkan SLJJ
turun 3,97 persen. 

DPR memang belum menyetujui kenaikan itu. Tapi,
kenaikan tarif itu sudah pasti. Sebab, dalam formula
kenaikan yang sudah disetujui pemerintah dan DPR awal
tahun lalu, tarif telepon akan naik sekitar 45 persen,
tapi secara bertahap dalam tiga tahun. Juni lalu,
tarif itu baru dinaikkan 15 persen. Sisanya akan
dinaikkan pada 2003 dan 2004. 

Jika akhirnya DPR menyetujui kenaikan yang diminta
Telkom itu, beban usaha dan beban hidup rakyat pada
2003 akan mahaberat. Sebab, sebenarnya, bukan hanya
tarif telepon itu yang bakal naik. Tarif daya listrik
(TDL) juga akan naik cukup drastis -dalam istilah Men
ESDM Purnomo Yusgiantoro disebut sampai mencapai titik
ekonomis. Begitu juga bahan bakar minyak (BBM). 

Pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR Rabu lalu,
Purnomo sudah mengajukan rancangan kenaikan TDL itu.
Yaitu, kenaikan 6 persen per tiga bulan selama
2003-2004, sampai mencapai titik perekonomian USD 7
sen per kWh tahun 2004. Dan pada 2005, diharapkan PLN
mampu mencapai rate of return 8 persen. 

Sementara itu, Dirut Pertamina Baihaki Hakim minta
agar formula penetapan harga BBM diubah. Yaitu, harga
rata-rata minyak dunia di MOPS (Mid Oil Platt ’s
Singapore) plus handling fee 15 persen. Sebelumnya,
harga BBM dipatok dengan harga MOPS plus handling fee
5 persen. Konsekuensinya, ceiling price (harga batas
atas) akan dinaikkan dari Rp 1.750 per liter (premium)
yang dipakai selama ini. 

Model kenaikan bertahap pada tarif telepon, TDL, dan
BBM ini memang tampak tidak begitu memberatkan. Sebab,
persentase kenaikan setiap tahap tidak terlalu besar.
Padahal, kalau mau mencermati, kenaikan itu luar
biasa. 

TDL misalnya. Dengan kenaikan 6 persen per tiga bulan,
berarti setiap tahun naik 24 persen, dan sampai akhir
2004 kenaikannya mencapai sekitar 60 persen. Begitu
juga dengan tarif telepon. Tahun 2002 ini, tarif
telepon memang *censored*a naik 15 persen, tapi secara
kumulatif, nanti kenaikannya mencapai 45 persen. 

Demikian pula harga BBM. Dibanding awal tahun lalu,
premium sudah naik sekitar 21 persen (dari Rp 1.450
menjadi Rp 1.750 per liter). Dengan kenaikan lagi
tahun depan, akumulasi kenaikannya menjadi sangat
tinggi. Lebih-lebih untuk solar yang saat ini saja
sudah naik sekitar 60 persen, yaitu dari Rp 900 ke Rp
1.450 per liter. 

Bagi kita, rakyat Indonesia, sebenarnya bukan masalah
adanya kenaikan-kenaikan itu untuk menjamin
kelangsungan hidup pemerintahan dengan mengurangi
subsidi negara. Yang jadi masalah, ketika rakyat terus
ditekan dan subsidi dikurangi, di sisi lain pemerintah
menghambur-hamburkan uang negara. 

Rakyat tidak bisa menutup mata, pemerintah tak serius
menagih Rp 140 triliun utang konglomerat dalam kasus
BLBI. Rakyat tahu, pemerintah harus mengeluarkan bunga
obligasi rekap triliunan rupiah per tahun yang
sebenarnya hanya untuk menyelamatkan para konglomerat.


Rakyat juga tak bisa menutup mata, presiden
menghabiskan ratusan miliar rupiah untuk kunjungan ke
luar negeri yang kadang tak perlu. Rakyat juga bisa
melihat dengan jelas bagaimana para penyelenggara
pemerintahan dan para wakil rakyat melakukan korupsi
di mana-mana. 

Seandainya semua kebocoran itu bisa ditekan,
sebenarnya pengurangan subsidi yang besar dalam
situasi ekonomi yang masih lesu seperti ini tidak
perlu dilakukan.* 




=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - Let the expert host your site
http://webhosting.yahoo.com