[Nusantara] Jangan Remehkan Amrozi dan Polisi
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Nov 19 03:01:15 2002
Jangan Remehkan Amrozi dan Polisi
18-11-2002 @ 01:26 AM
Dikirim oleh: Gigih Nusantara
Views:
SIAL betul nasib Polisi Republik Indonesia (Polri)!
Dicibir, ditertawakan, diragukan, dan bahkan oleh
sementara kalangan dituding telah merekayasa Amrozi
(34) sebagai tersangka dalam kasus peledakan bom di
Kuta, Bali, yang terjadi 12 Oktober lalu. "Kami bisa
memahami keraguan itu,"kata Wakil Kepala Divisi Humas
Polri Brigjen Polisi Edward Aritonang.
AMROZI, dari nobody, langsung meroket menjadi
somebody, sejak ditangkap polisi 5 November 2002. Tiap
hari namanya menghiasi surat kabar, media elektronik,
tv, dan radio, nasional dan bahkan internasional.
Amrozi anak desa. Desa Telunggun, Kecamatan Solokuro,
Lamongan. Kecuali Lamongan, dua nama pertama juga
tidak akrab di telinga masyarakat Indonesia, yang
secara saksama setiap hari mengikuti perkembangan
kasus peledakan bom itu.
Sama halnya dengan Amrozi. Dalam konteks bom dengan
korban sedikitnya 180 orang, lelaki dari Desa
Telunggun itu adalah nobody, tak ada apa-apanya. Tidak
pantas disandingkan dengan bom, yang oleh polisi
sendiri diakui adalah bikinan seorang ahli. Karena
itu, ketika namanya diumumkan polisi, sepertinya dia
diturunkan atau turun begitu saja dari langit.
Tugasnya, "memikul" tanggung jawab atas peledakan bom
Bali.
Namun, justru, kata Edward Aritonang, itulah petunjuk
dari "kelemahan" masyarakat. Yakni, sikap meremehkan
atau underestimate terhadap Amrozi. Dalam sisi lain
kehidupan sehari-hari, sikap itu juga sering menyengat
masyarakat dan akibatnya bisa fatal. "Jangan remehkan
kemampuan Amrozi," kata Edward Aritonang.
Dia memang *censored*a lulusan SD (Sekolah Dasar). Ini
semakin menambah keraguan orang, manalah mungkin
Amrozi mampu merakit bom secanggih itu. Tetapi,
keahlian, tidak harus tergantung tinggi-rendahnya
pendidikan seseorang. Amrozi, kata Aritonang, mengaku
ahli merakit bom. "Dan dia sudah buktikan hal itu,"
kata Aritonang.
Amrozi adalah seorang profesional di bidangnya.
Definisinya sederhana. Dia mengerti tugasnya, mampu
mengerjakannya dan bisa berimprovisasi, atau
mengembangkan tugasnya. Walaupun dia hanya tamatan SD.
***
ITULAH Amrozi! Dan, polisi, kata Aritonang, tidak
pernah meremehkannya. Justru yang membuat polisi tidak
sreg, tudingan bahwa Amrozi adalah "bikinan polisi".
Apa betul Amrozi ada? Menjawab keraguan itulah Amrozi
diperlihatkan kepada masyarakat luas lewat liputan
media tv, ketika bertemu dengan Kepala Polri Jenderal
Polisi Da'i Bachtiar, awal minggu kedua November 2002.
"Biar seluruh masyarakat bisa melihat langsung," kata
Aritonang. "Biar masyarakat melihat, tak ada cacat
pada dirinya. Tidak ada benjolan di wajahnya. Benjolan
yang bisa diartikan orang, dia disiksa untuk membuat
pengakuan. Wajahnya mulus. Mulus, karena pengakuan
Amrozi didapat bukan karena ditekan, dipukul, atau
disulut api rokok." Sesuatu yang di masa lalu, kata
Aritonang, memang tidak dia pungkiri, biasa dilakukan
untuk mengejar pengakuan seseorang.
Bahwa setelah itu muncul reaksi masyarakat menggugat
penampilan Amrozi yang tenang, polos, dan selalu
tersenyum-padahal korban tewas dalam peledakan Bali
lebih dari 180 orang-menurut Aritonang, memang seperti
itulah Amrozi. Reaksi-reaksi menggugat-tidak senang
atas penampilan Amrozi-memang muncul dari masyarakat
Bali dan Australia.
Reaksi itu bisa dimaklumi. Korban sedemikian besar.
Dari sedikitnya 180 orang tewas, 50 di antaranya
adalah WNI. Kepada penyidik Amrozi memang menyatakan
tidak menyesal atas perbuatannya. Dia *censored*a
tidak puas, karena warga Amerika Serikat (AS) yang
tewas sedikit. Sebab yang dia lakukan sudah benar
menurut hati nuraninya.
Amrozi yang profesional, dan agaknya juga orang-orang
lain yang membantunya dan masih dicari polisi,
dihadapi secara profesional pula oleh personel Tim
Investigasi Peledakan Bom di Bali.
Tim itu dibentuk hanya sehari setelah Da'i Bachtiar
meninjau langsung ke tempat kejadian. Beranggotakan
sedikitnya 100 polisi, terdiri atas tiga perwira
tinggi, 15 orang perwira menengah, 60 orang perwira
pertama, dan sisanya adalah bintara. Dipimpin oleh
Inspektur Jendral (Irjen) Polisi I Made Mangku
Paskita, yang pada saat itu masih menjabat Kepala
Polisi Daerah (Polda) Papua.
Tim dibantu lagi oleh polisi negara luar, seperti AS,
Australia, Inggris, Perancis, Swedia, Jepang,
Filipina, dan Hongkong. Bantuan terutama untuk dua
soal. Yakni, menyangkut DVI (Disaster Victims
Identification) dan CSE (Crime Scheme Examination).
DVI membantu mengidentifikasi para korban yang sudah
tidak utuh dan sulit dikenali. Sementara CSE membantu
membuat skema kejahatan.
Penunjukkan I Made Mangku Paskita sebagai ketua tim,
agaknya bukan asal tunjuk. Paskita, perwira lulusan
tahun 1974, memulai karirnya di Brigade Mobil
(Brimob). Paskita menguasai sejumlah bahasaasing,
Inggris, Jerman, Cina, Belanda, dan Jepang. Paskita
adalah mantan ajudan Jenderal Maraden Panggabean,
ketika menjabat Menhankam/ Pangab.
Sejumlah perwira tinggi polisi di Mabes Polri yang
dihubungi mengatakan, dalam jabatan ajudan itulah,
Paskita berkesempatan memperoleh wawasan lebih luas.
Setelah itu, Paskita menjadi perwira reserse di Polda
Metro Jaya dengan pangkat kapten. Di bidang reserse
inilah Paskita berkutat, sampai satu saat menjabat
Kepala Polres Jakarta Barat.
Setelah itu terjun lagi ke dunia reserse. *censored*a
kali ini di bidang serse ekonomi, sampai akhirnya
menjabat Direktur Serse Ekonomi di Mabes Polri. Pernah
menjabat Kepala Sekretariat NCB Interpol, setelah itu
Kepala Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), lalu Kepala
Polda Papua untuk kemudian menjadi Komandan Kontingen
Polri di Timor Timur saat referendum.
Kini dia menjabat Wakil Kepala Bidang Reserse Kriminal
Polri.
Ketika ditanya tanggapannya atas tudingan sementara
kalangan bahwa Amrozi adalah hasil rekayasa polisi
sebagai tersangka, Paskita menjawab tenang, "Mereka
yang menuding itu agaknya sering merekayasa di masa
lalu," katanya.
Paskita dibantu satu tim anev, (analisa dan evaluasi),
yang dipimpin perwira tinggi. Lalu, ada juru bicara
tim, yang dijabat Brigjen Polisi Edward Aritonang.
Masih ada pendukung administrasi dan logistik.
Kemudian reserse dan intel, Labfor, kedokteran
kepolisian, komunikasi dan elektronik, identifikasi
dan interpol. Para polisi yang menjalankan
fungsi-fugsi itu direkrut dari Polda Metro Jaya, Polda
Bali, dan Polda Jawa Timur.
***
ILUSTRASI tentang upaya tim menemukan "sejarah"
Mitsubishi L-300 yang dipakai Amrozi dalam peledakan
itu, agaknya bisa menjadi bukti kerja keras polisi.
Seperti diberitakan, nomor rangka dan dan mesin mobil
telah diubah, sehingga sulit dilacak kepemilikannya.
Pertama-tama, kata Aritonang, tim mencari ahli di
dalam negeri, yang bisa menentukan tahun pembikinan
mobil itu. Seorang ahli kemudian menetapkan, mobil
tersebut bikinan tahun 1981-1983.
Rangka dan nomor mesin yang telah diubah itu pun
dicek. Nomor pertama rangka adalah angka 6. Tim curiga
angka itu tadinya adalah angka 0, karena mobil bikinan
tahun 1981-1983 jumlahnya belum mencapai 600 unit.
Paling 300-an. Langsung disimpulkan, angka pertama
adalah 0, dan diubah menjadi angka 6. Angka pertama
itu menunjukkan jumlah mobil keluaran tahun itu.
Dengan asumsi itu, tim kemudian melacak nomor-nomor
kir di LLAJR, sampai akhirnya dibuat prakiraan nomor
asli sebelum diubah. Lewat usaha yang memakan waktu
cukup lama, akhirnya ditemukanlah nomor rangka dan
mesin asli. Pelacakan selanjutnya atas "sejarah"
kepemilikan mobil itu, bukanlah lagi pekerjaan sulit.
Penyelidikan lanjutan langsung mengarah kepada Amrozi,
karena dialah pemilik terakhir mobil itu. "Ini bukan
soal keberuntungan, tetapi hasil kerja keras dan
profesional," kata Aritonang. "Bahwa kemudian ada yang
meragukan, itu muncul karena ada yang meremehkan
polisi. Sikap underestimate tadi," katanya. (BOB
HUTABARAT)
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - Let the expert host your site
http://webhosting.yahoo.com