[Nusantara] Problem Pengangguran Makin Berat Dirasakan
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Nov 24 10:00:40 2002
Problem Pengangguran Makin Berat Dirasakan
- Suara Merdeka, Tajuk Rencana
- Menyimak angka-angka prediksi pengangguran pada
tahun 2003, terlihat makin parah problem yang
dihadapi. Dari tahun ke tahun, angkanya tidak menciut
tetapi malah membesar. Terlebih setelah krisis ekonomi
tahun 1997, jumlah penganggur di negeri ini membengkak
hebat. Menurut laporan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, tahun depan angka pengangguran akan
mencapai 40,5 juta atau bertambah 2,5 juta dari tahun
ini yang diperkirakan berjumlah 38 juta orang. Mengapa
harus bertambah lagi? Hitung-hitungan sederhananya,
karena pertumbuhan ekonomi hanya 3-4%, diperkirakan
tenaga kerja yang terserap hanya 1,2 juta. Padahal
jumlah penambahan angkatan kerja sekitar 2,5 juta
orang per tahun atau bahkan lebih. Kata perkiraan
patut ditonjolkan mengingat sejauh ini belum ada data
yang valid betul.
- Bisa jadi jumlah sebenarnya tidak sebesar itu namun
lebih mungkin justru lebih besar lagi terutama bila
diperhitungkan betul berapa orang yang masuk dalam
kategori pengangguran terselubung. Yakni mereka yang
sudah bekerja tetapi belum maksimal atau belum
mencapai standar bekerja normal, yakni 40 jam
seminggu. Sebenarnya masalah pengangguran juga dialami
hampir di semua negara, termasuk negara-negara maju
seperti Amerika Serikat. Tetapi jumlah penganggur yang
mencapai 30% total angkatan kerja sekitar 98,8 juta
orang sudah bisa dikatakan kronis. Menurut
International Labour Organization (ILO), yang bisa
ditoleransi untuk negara sedang berkembang adalah 20%.
Dari batasan itu jelas Indonesia sudah tergolong parah
karena melampaui 20%. Bagaimana seandainya dalam
kenyataan lebih besar lagi?
- Implikasi dari besarnya pengangguran bisa
bermacam-macam. Bukan saja secara ekonomi menurunkan
produktivitas serta pendapatan riil per kapita. Dampak
sosial politisnya juga besar dan sering kali sulit
diperhitungkan. Apalagi kita menghadapi sejumlah
penganggur dari kalangan terdidik. Proporsi kelompok
itu pun semakin besar. Maka tujuan pembangunan ekonomi
dengan berbagai kebijakan di negara mana pun haruslah
mengarah pada upaya penyerapan tenaga kerja. Salah
satu ukuran keberhasilan suatu pemerintahan adalah
dalam mengurangi tekanan pengangguran. Bila ternyata
jumlah penganggur makin banyak, itulah gambaran
rendahnya kinerja pemerintah. Kendati situasi sesulit
apa pun, terobosan mesti dicari. Stimulus ekonomi
mesti diarahkan ke sana. Demikian juga dengan kegiatan
investasi sektor swasta.
- Justru karena terjadi penurunan kegiatan, penanaman
modal baik yang berasal dari dalam negeri maupun
asing, daya serap terhadap tenaga kerja semakin
menurun. Celakanya, tahun 2003 juga bukan merupakan
tahun yang penuh harapan, terutama dalam soal
investasi. Hal itu berkait dengan tragedi bom di Bali
serta belum pulih tingkat kepercayaan internasional
terhadap kondisi Indonesia secara keseluruhan. Karena
itu, stimulus ekonomi Rp 15,5 triliun dari RAPBN 2003
diharapkan benar-benar mengarah pada proyek serta
kegiatan padat karya seperti pembangunan jalan,
irigasi, prasarana pasar, dan sebagainya. Sementara
itu, pemecahan problem pengangguran secara klasik dan
alami yakni melalui sektor informal masih akan relevan
serta menjadi kebutuhan nyata pada tahun-tahun
mendatang.
- Problem pengangguran terjadi di pedesaan dan
perkotaan. Dengan makin banyak perusahaan tutup atau
mem-PHK karyawan, banyak yang kemudian balik ke desa
menggarap pertanian. Kapasitas di sektor itu cenderung
tetap atau bahkan menurun. Tentu saja ada yang bisa
dikerjakan di sana tetapi akibatnya penganggur
tersembunyi makin banyak. Sebagai contoh, satu petak
sawah dahulu cukup dikerjakan lima orang, sekarang
dikerjakan oleh sepuluh sehingga ada 5 orang yang
menganggur tapi tidak kentara. Di perkotaan,
pengangguran tidak kalah parah. Pelariannya ke mana
lagi kalau tidak ke sektor informal. Dalam banyak hal,
tekanan sektor informal seperti banyaknya PKL menambah
problem perkotaan seperti kekumuhan dan
ketidaktertiban. Masih lumayan daripada meningkatkan
angka kriminalitas.
- Apa yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi
pengangguran? Tidak banyak yang bersifat langsung.
Hanya dana stimulus ekonomi yang bisa diharapkan,
sementara lowongan pegawai negeri juga tidak mungkin
ada karena mereka sudah menerapkan zero growth. Maka,
semua bergantung pada aktivitas di sektor swasta dan
kreativitas masyarakat untuk menciptakan lapangan
kerja melalui kegiatan kewirausahaan. Menjadi penting
bagaimana mengarahkan kebijakan ekonomi agar dapat
menciptakan iklim kondusif untuk usaha. Bagaimana
perbankan dapat mendorong gerak usaha kecil dan
menengah termasuk sektor informal. Untuk sementara,
Indonesia masih bisa berharap dari bantal penyelamat
itu. Keindahan dan ketertiban kota barangkali akan
menjadi makin mahal karena kebijakan populis lebih
dibutuhkan.
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus – Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com