[Nusantara] Islam dan Masalah Terorisme
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Nov 24 10:00:48 2002
Islam dan Masalah Terorisme
Oleh Alwi Shihab *
Islam dan teroris merupakan dua kata yang berlawanan
dan tidak bisa disamakan. Islam merupakan agama
monoteis ketiga dan yang terakhir menuntut kepatuhan
total kepada Tuhan. Islam adalah sebuah kata dari
bahasa Arab yang terdiri atas tiga konsonan, S-L-M,
yang berarti kedamaian (salam), kebaikan, dan
keselamatan. Dengan kata lain, Islam memberi seseorang
kedamaian jiwa dan kebaikan hidup serta keselamatan
dari balasan Tuhan dalam kehidupan sesudah mati.
Sedangkan terorisme, meski memiliki banyak definisi,
merupakan tindakan kekerasan terencana dan bermotivasi
politik yang dilakukan terhadap orang-orang tak
bersenjata atau penduduk sipil.
Dua istilah ini (Islam dan terorisme) sangat jauh
berbeda karena Islam sangat menghargai nyawa manusia.
Islam juga menganggap kehidupan sebagai semangat Tuhan
yang dianugerahkan kepada manusia. Dalam Alquran
disebutkan bahwa siapa saja yang menghilangkan nyawa
seseorang, maka Allah menganggap dia telah
menghilangkan nyawa seluruh umat manusia (Surat 5 ayat
32). Tetapi, kita terhenyak ketika terjadi tragedi 11
September di AS. Mengapa aksi teroris seperti itu
terjadi dan dilakukan orang-orang yang mengaku dirinya
sebagai muslim sejati dan memiliki semangat besar
untuk menyebarkan ajaran Islam.
Marilah kita coba lihat fenomena berbahaya ini dan
mencoba memulihkan luka-luka dengan harapan kita mampu
memulihkan ide dan citra yang sebenarnya tentang Islam
sebagai agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan
mengutuk orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi.
Dalam Alquran disebutkan: "Sesungguhnya pembalasan
terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan
Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi hanyalah
mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan
kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari
negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu
(sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan
di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (Surat 5
ayat 33). Ayat ini menjelaskan bahwa kedudukan orang
yang melakukan kejahatan dan teror di muka bumi sama
dengan orang yang menentang Allah dan Rasulnya.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak semua pihak
untuk melakukan refleksi dengan pikiran jernih dan
objektif mengenai akar penyebab adanya fenomena
berbahaya yang dihadapi umat manusia belakangan ini.
Marilah kita lihat penyebab yang sebenarnya untuk
mencari solusi yang benar agar kita bisa hidup dengan
damai dan harmonis.
Tidak bisa diingkari bahwa tindak kekerasan yang
terjadi di dunia Islam melawan AS dan negara-negara
Barat timbul tanpa terduga setelah adanya peristiwa
tragis 11 September. Beberapa hipotesis telah
dikeluarkan untuk menjelaskan hal ini. Sebagian
beranggapan bahwa perasaan bermusuhan itu timbul
sebagai ungkapan kontradiksi kebudayaan dan peradaban
antara Islam dan Barat.
Ketidakcocokan antara keduanya berawal dari sejarah
konflik dan kompetisi yang panjang. Pendapat ini
jelas-jelas didasarkan pada tesis Samuel Huntington
mengenai "Bentrokan Peradaban" antara dunia Timur
(Islam) dan Barat. Persaingan antara Islam dan Barat
didasarkan pada bukti bahwa hampir 100 tahun setelah
kelahiran Islam, umat Islam berusaha mendirikan
kekaisaran yang meliputi Afrika Utara, Timur Tengah,
Iberia, Persia, dan India Utara.
Namun, di akhir abad XI, setelah sekitar dua abad
kawasan tersebut mengalami stabilitas, ketegangan
muncul dengan adanya Perang Salib Pertama 1095. Umat
Kristen Timur minta bantuan kepada umat Kristen Barat
untuk mempertahankan wilayahnya melawan ekspansi
Muslim Saljuk. Menjelang jatuhnya Anatolia, ibu kota
Kristen Timur, Konstantinople terancam oleh ekspansi
umat Islam ini. Hubungan sejarah panjang yang tidak
menyenangkan inilah yang memunculkan dua faktor
penting yang membawa rasa bermusuhan, yang akhirnya
menyebabkan terjadinya peristiwa 11 September.
Sebelum saya lanjutkan dengan dua faktor di atas, saya
ingin menarik perhatian bahwa aksi teroris 11
September merupakan pengingat yang kejam untuk
menemukan solusi masalah-masalah utama dan mencari
saling pengertian hubungan yang dinamis antara Islam
dan Barat. Interaksi antara Islam dan Barat merupakan
bagian yang penting dalam struktur hubungan global
sekarang ini. Tanpa hubungan yang positif antara
keduanya, jaringan global rakyat dan masyarakat yang
konstruktif tidak akan mungkin terbentuk.
Selama hampir satu setengah milenium, Islam dan Barat
dipandang sebagai dua peradaban yang berinteraksi
dalam konflik dan dialog. Untuk mencapai tujuan
tersebut (dialog yang konstruktif) dan mencari jawaban
apa yang menjadi rintangan dan bagaimana solusinya,
penting sekali untuk melihat kondisi dunia kontemporer
di abad XXI dan bukannya dengan menerapkan
konsep-konsep dan program dari masa sebelumnya.
Pemakaian kembali konsep dan struktur hegemoni
imperialis di satu sisi dan kenangan nostalgia
mengenai kejayaan di sisi lain tidak akan bisa
memberikan jawaban yang diperlukan untuk kemanusiaan
di milenium baru ini. Realitas utama di dunia abad XXI
yang ditandai dengan meluasnya aksi terorisme
mencerminkan bahwa pada era ini terjadi saling
kebergantungan global, namun belum terintegrasi.
Berdasarkan Norman Daniel dalam bukunya, Islam dan
Barat, mentalitas umat Kristen abad pertengahan (yang
memandang Islam sebagai ancaman dan musuh terburuk)
masih berada di dalam pemikiran orang Barat.
Faktor Eksternal Dengan paparan di atas, marilah kita
melakukan refleksi yang jujur dan objektif mengenai
faktor eksternal yang memicu tragedi 11 September.
Sudah barang tentu, peristiwa itu merupakan dampak
utama perbedaan budaya dan peradaban antara dua belah
pihak (Islam dan Barat).
Namun, yang sama pentingnya untuk dilihat adalah
dampak kebijakan AS dan Barat terhadap dunia (umat)
Islam, khususnya kebijakan AS dalam menangani konflik
Arab-Israel, yang oleh sebagian umat Islam dipandang
bias. Kebijakan itu, yang oleh dunia Islam dipandang
ambivalen dan memihak Israel, memicu sentimen
kebencian dan semakin memperparah adanya perasaan
perbedaan budaya dan peradaban.
Radikalisme Islam sekarang ini hampir bisa bersifat
antinasionalis. Hal itu merupakan mimpi para praktisi
untuk menyatukan seluruh umat Islam. Dalam ikhtiar
itu, AS dipandang sebagai halangan utama untuk
membentuk pemerintahan yang berdasarkan visi Islam
transnasional ini. Mereka memandang AS sebagai
penyedia alat rezim-rezim yang tidak mereka inginkan.
Mereka memandang rezim-rezim ini tidak memiliki
komitmen terhadap ajaran murni Islam.
Hal ini bisa menjadi penjelasan mengapa Usamah Bin
Laden tetap menjaga hubungan baik dengan kelompok
Jamaat-al-Islamiah dan Islamic Jihad di Mesir untuk
menggulingkan Presiden Husni Mubarak, dan mereka
berhasil membunuh Presiden Anwar Sadat Faktor Internal
Implikasi kontrol Barat terhadap dunia Islam bisa
dilihat dalam gerakan Islam di dunia Arab modern.
Dengan berakhirnya Kekaisaran Ottoman, gerakan
reformasi mulai timbul di berbagai bagian di Arab.
Gerakan ini muncul sebagai reaksi atas kemunduran
Kekaisaran Ottoman dibandingkan dengan kebangkitan
Eropa. Gerakan ini dikenal dengan dua kategori besar,
pertama, Salafi, Wahabi Puritan. Gerakan ini dikenal
dengan upayanya untuk mencari nilai-nilai dasar Islam
dan menolak budaya Barat.
Kedua, gerakan Islam modern yang mencoba menggabungkan
antara peradaban Islam dan Eropa. Dengan kata lain,
gerakan ini mencari kompromi antara Islam dan
modernisasi Eropa. Tokoh utama gerakan ini adalah
Jamaluddin al-Afghani dan Shikh Mohammad Abdo. Kedua
gerakan tersebut sama-sama ingin memurnikan ajaran
Islam dalam segala aspek. Namun, gerakan Wahabi
mengambil cara yang lebih ketat dalam hal misi dan
visinya.
Gerakan Wahabi adalah gerakan puritan suni yang
didirikan Muhammad ibn Abdul-Wahab (1703-1791). Aliran
ini menolak segala praktik keagamaan yang diadopsi
setelah abad III era Islam. Filosofi, sufisme,
shiisme, dan praktik-praktik lokal lainnya yang
disebut sebagai jelmaan semangat Islam ditolak dan
dianggap bid’ah.
*. Dr Alwi Shihab, ahli perbandingan agama, pernah
lama mengajar di Harvard University, AS, mantan Menlu
RI
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus – Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com