[Nusantara] Suara Pembaruan dan Teori Konspirasi
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Nov 28 05:36:19 2002
Teori Konspirasi
PERTANYAAN menarik. Beberapa pembaca, termasuk juga
dari kalangan kedutaan besar asing, mempertanyakan
mengapa Pembaruan tidak memberitakan teori konspirasi
yang ramai menjadi wacana beberapa hari setelah bom
meledak di Bali, 12 Oktober yang lalu? Ya, mengapa?
Apakah karena kami tidak punya bahan tentang teori
konspirasi yang ramai diwacanakan itu? Atau, apakah
karena kami bersahabat dengan pihak-pihak yang diduga
terlibat dalam teori konspirasi itu?
Percayalah, Saudara, itu terjadi karena kami secara
sadar memilih untuk tidak ikut hanyut dalam teori
konspirasi itu. Itu adalah salah satu pilihan sadar
yang setiap hari harus kami lakukan dalam misi kami
sebagai pewarta. Bagi yang belum memahaminya, teori
konspirasi yang dimaksud itu adalah dugaan
keterlibatan TNI-AD dan kelompok pro-integrasi
Tim-Tim.
Alasan munculnya wacana ini memang cukup wajar
dipercaya (believable). Mengingat banyaknya korban
warga Australia yang jatuh di Tragedi 12 Oktober itu,
wajar bila dugaan tersorot kepada pihak-pihak yang
paling membenci Australia. Pertanyaan yang kemudian
muncul adalah: siapa pihak-pihak yang paling membenci
Australia itu? Untuk tidak memperpanjang wacana, dan
sama sekali tidak ikut-ikutan menuduh, maka wacana itu
menyebut bahwa pihak pembenci Australia adalah TNI-AD
dan kelompok pro-integrasi Tim-Tim. Jadi, kesimpulan
wacana itu, TNI-AD dan kelompok pro-integrasi Tim-Tim
adalah dua pihak yang secara konspiratif berada di
belakang pengeboman di Legian itu. Apakah kami harus
menelan wacana itu?
Kami memang mempertimbangkannya sebagai satu
kemungkinan. Setelah cukup lama mendiskusikannya, kami
berpendapat bahwa berita tentang hal itu justru akan
memperkeruh suasana. Kami memilih memakai
informasi-informasi yang lebih resmi dan masuk akal,
ketimbang meramaikan wacana yang kami sendiri
meragukannya.
DUGAAN bahwa Pembaruan bermesra-mesra dengan TNI-AD
karena tidak memberitakan teori konspirasi itu adalah
sungguh aneh. Pada masa-masa akhir Pemerintahan Gus
Dur, kami bahkan sempat dituduh tidak bersahabat
dengan TNI-AD gara-gara salah satu Tajuk Rencana kami
agak kritis terhadap tentara. Lalu, kok sekarang kami
malah diduga akrab dengan militer? Apakah sudah
terjadi penyusupan? Atau rekayasa?
Sekali lagi, ini adalah hasil dari sikap objektif
kami. Kami siap mengatakan biru bila yang kami lihat
adalah biru. Dan kami pun senantiasa siap mengatakan
merah bila yang kami lihat adalah merah. Salah satu
contoh manifestasi ini terlihat juga dalam Tajuk
Rencana Pembaruan belum lama ini. Di ruang ini kami
pernah mengkritik Polri yang kami anggap kurang
prudent karena penampilan Kapolri Da'i Bachtiar yang
tertayang di televisi sedang berhaha-hihi dengan
Amrozy di Bali. Kenapa tidak sekalian mengundang
Amrozy naik jetski di Tanjung Benoa?
Sebaliknya, minggu lalu kami tampil dengan Tajuk
Rencana berjudul "Bravo Polri". Kami puji keberhasilan
Polri meringkus orang-orang yang disangka terlibat
dalam teror berantai di Indonesia. Ini adalah bagian
dari jurnalisme "to call a spade a spade, yaitu
mendeskripsikan informasi secara blak-blakan. Yang
hitam dibilang hitam! Ini adalah bagian yang wajar,
dan sekaligus paling mendasar, dari kerja jurnalisme.
TIAP hari, bahkan beberapa kali dalam sehari, Redaksi
harus membuat keputusan-keputusan seperti itu.
Khususnya dalam memberitakan pasca-Bom Bali,
kadang-kadang kami bahkan tergiur untuk memberitakan
sesuatu yang kami anggap scoop (temuan informasi
terkini). Tetapi, kami juga mempertimbangkan bahwa
pemuatan berita seperti itu justru bisa menghalangi
pekerjaan Polisi meringkus para penjahat yang kami
kejar.
Tidak perlu kami menyombongkan diri di sini untuk
mengatakan bahwa salah satu sebab mengapa Imam Samudra
merasa "gerah" berada di Banten dan segera keluar dari
persembunyiannya, adalah karena Pembaruan memuat
berita tentang alat pelacak telepon genggam. Polri
sendiri yang menyampaikan hal itu kepada kami. Semua
ini kami lakukan karena kami menyadari siapa pembaca
kami.
Kami meyakini bahwa pembaca kami adalah pembaca
bermutu yang tidak mudah percaya isu-isu gentayangan
(hear-say) yang belum jelas logikanya. Terima kasih
atas kepercayaan Anda semua kepada kami. Ini hanya
membuktikan bahwa pembaca adalah bagian penting dalam
menentukan berita.
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com