[Nusantara] Pesantren Sarang Terorisme?

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Nov 28 05:36:24 2002


Pesantren Sarang Terorisme? 
Oleh: Ahmad Izzuddin HMR 

BERITA dan opini terorisme, baik di media massa cetak
maupun elektronik, akhir-akhir ini selalu melekat
dengan komunitas pondok pesantren. Terlebih lagi
pasca-tragedi peledakan bom di Bali (Sabtu,
12/10/2002) malam hari yang menimbulkan ratusan jiwa
manusia tak bersalah meninggal dunia dan luka-luka. 

Dengan ditangkapnya Amrozi, seorang "santri" laki-laki
yang lugu dari desa Tenggulun Kecamatan Solokuro
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sebagai orang yang
diduga menjadi pelaku pemboman tersebut. Apalagi
pimpinan pondok pesantren Al-Islam Solokuro Lamongan
Jawa Timur (Ust Zakaria) menyatakan dengan yakin bahwa
Amrozi sebagai salah satu pelaku peledakan bom di Bali
tersebut (Media Indonesia, 13/11/2002). Bahkan dalam
perkembangan terakhir, Ja'far Shidiq, saudara Amrozi
juga ditangkap. Ali Imron, saudara Amrozi juga menjadi
buronan aparat keamanan 

Sebelumnya sudah muncul ke permukaan bahwa Abu Bakar
Ba'asyir, pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki
Solo adalah seorang kai yang diduga terlibat dalam
pengeboman tersebut. Bahkan diduga sebagai pembawa
jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang selama ini
dituding Amerika Serikat sebagai sarang terorisme. Isu
Terorisme 

Dengan adanya fenomena "obok-obok" pondok pesantren
dengan tuduhan adanya pelaku pengeboman di Bali maka
terkesan pondok pesantren sebagai sarang teorisme.
Benarkah demikian? Isu teroris memang sempat mengusik
perhatian semua kalangan, termasuk para tokoh agama,
tokoh masyarakat dan tokoh adat. Sebagaimana
terbentuknya gerakan moral nasional sebagai sebuah
forum yang mereka bentuk dalam upaya mendukung upaya
pemerintah memerangi terorisme di Tanah Air tercinta
ini. 

Begitu pula pemerintah, juga terkesan mengalami
keterkejutan politik dengan munculnya isu adanya
sarang terorisme di Indonesia, terutama pascatragedi
pengeboman di Bali. Indikator keterkejutan ini dengan
keluar secara mendadak dua peraturan pemerintah
pengganti undang-undang (perpu) yang secara khusus
ditujukan untuk mengungkap tragedi pengeboman di Bali
dan RUU terorisme serta RUU tentang pengesahan UU
Antiterorisme. 

Salah satu alasan dikeluarkannya perpu, karena
peraturan perundang-undangan yang ada belum efektif
dijadikan instrumen untuk mengungkap jaringan
terorisme yang cukup rumit dan berliku cara kerjanya.
Apalagi bila terkait dengan terorisme internasional.
Penerbitan perpu sebetulnya tidak jadi soal asal saja
memenuhi kriteria "keadaan genting yang memaksa"
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UUD 1945. 

Namun banyak kalangan yang menyoal penerapan asa
retroaktif yang dinilai bertentangan dengan asas umum
dalam hukum pidana bahwa tidak seorang pun dapat
dipidana tanpa didahului oleh peraturan yang melarang
perbuatan tersebut (pasal 1 ayat 1 KUHPidana). Jangan
sampai perpu itu diterapkan secara otoriter dengan
menafsirkan perbuatan teroris berdasarkan kepentingan
penguasa untuk membungkam gerakan demokratisasi dan
aktivitas Islam garis keras, seperti penerapan UU
subversi di masa Orde Baru. 

Mestinya pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat,
perpu ini bukan reinkarnasi UU Subversi, terutama
dalam dataran aplikasinya, jangan sampai menimbulkan
keresahan baru bagi pejuang demokrasi dan penegakan
supremasi hukum. Itulah kiranya kesan opini publik
terhadap mendadaknya prosesi naskah empat Rancangan
Undang-undang tentang terorisme yakni dua tentang
pengesahan Perpu No 1 dan Perpu No 2 tentang
terorisme, satu RUU terorisme dan satu RUU tentang
pengesahan UU Antiterorisme yang segera diajukan ke
DPR untuk dibahas. 

Tantangan Islam Indonesia Islam di Indonesia
akhir-akhir ini memang baru menjadi sorotan dunia.
Apalagi sejak menjamur-suburnya organisasi
kemasyarakatan Islam garis keras dalam bentuk
institusi-institusi, semacam Jama'ah Ahli Sunnah wal
Jama'ah dan Hizbut Tahrir. Ada Jamaah Al-Islamiyah
yang selama ini dituduh sebagai sarang teroris. Di
samping juga tumbuh subur partai-partai politik Islam
di Indonesia. Padahal dulu Islam di Indonesia sangat
terkenal sebagai Islam yang ramah, Islam yang toleran
dan Islam yang damai. 

Di zaman Orde Baru, Islam dengan tidak diberlakukannya
hukum Islam secara tersurat dalam hukum nasional
memang terkesan dimarginalkan. Walaupun pada dasarnya
oleh pakar keislaman semacam Gus Dur yang mengikuti
aliran Substansionalis-Kontekstualis Islam, memang
demikian yang diharapkan, yakni tidak perlu hukum
Islam tersurat secara tekstual dalam pemberlakuan
hukum nasional. Namun yang penting nilai-nilai moral
hukum Islam sudah tersirat di dalamnya dengan konsep
nilai Islam sebagai agama pembawa rahmah. 

Lain halnya sejak runtuhnya Orde Baru dengan dibuka
lebar-lebar kran demokrasi, dengan berdalih Islam
sebagai agama yang mayoritas dianut oleh penduduk
Indonesia, muncul wacana pemberlakuan secara tersurat
dan tekstual hukum Islam dalam hukum nasional, yang
disinyalir lambat laun akan menjadi embrio kemunculan
negara Islam di Indonesia? Kecurigaan ini tampaknya
tidak tanpa alasan, jika melihat begitu menjamurnya
partai-partai politik yang berlabel Islam dan
banyaknya organisasi kemasyarakatan Islam aliran
formalitas-tekstualis.  

Menurut Ahmad Gaus (Ketua Program Penerbitan
Paramadina), saat ini memang harus diakui, Islam di
Indonesia baru mengalami kebangkitan intelektual
muslim atau yang sering disebut Moslem Intellectual
Booming. Ini mungkin yang dikhawatirkan oleh "wakil
dunia" Amerika Serikat akan kebesaran Islam khususnya
Islam di Indonesia, sehingga sejak awal-awal munculnya
isu teroris pasca tragedi pemboman di Amerika Serikat
dan pratragedi pemboman di Bali, seringkali terjadi
kontak "pengintaian" terhadap Islam di Indonesia
dengan mengadakan pertemuan dengan pemuka Islam
Indonesia. 

Oleh karenanya, opini publik menyatakan peledakan bom
di Bali seolah-olah menjadi saksi sekaligus boom waktu
pembuktian oleh tuduhan Amerika Serikat bahwa di
Indonesia memang benar-benar ada sarang terorisme.
Sampai sekarang yang membuat penulis heran adalah mana
bukti kepedulian - bukti simpatik perhatian - bukti
bela sungkawa dari sesama muslim dunia terhadap
"cobaan" terhadap Islam Indonesia? Pesantren: Sarang
Teroris? 

Sejak Hambali dan Umar al-Faruq yang dituduh teroris
oleh Amerika Serikat, mengaku pernah ada hubungan
dengan Ustad Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin pondok
pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo . Dalam waktu tak
lama, pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo menjadi
"obok-obok" wacana sarang terorisme. Bahkan dengan
adanya unsur paksaan pada waktu polisi membawa Ustaz
Abu Bakar Ba'asyir ketika sedang sakit di rumah sakit
di Solo untuk dipindah ke Jakarta, terkesan adanya
tuduhan sebagai sarang terorisme adalah tidak keliru
yakni memang benar. 

Begitu pula terhadap pondok pesantren Al-Islam
Solokuro Lamongan Jawa Timur yang ketepatan diasuh
oleh mantan santri pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki
Solo juga "diobok-obok" wacana sarang terorisme,
walaupun Ustaz Zakaria sebagai wakil pimpinan pondok
pesantren Al-Islam mengatakan bahwa Amrozi tidak ada
kaitan dengan pondok pesantren tersebut. 

Fenomena yang demikianlah yang menjadikan pondok
pesantren terdistorsikan identik sebagai sarang
terorisme. Padahal secara realistis konkret antara
terorisme dan pondok pesantren adalah dua hal yang
sangat bertolak belakang. Karena pondok pesantren
selama ini selalu identik dengan nilai-nilai moralitas
dan keberadabannya, sedangkan terorisme identik dengan
kekerasan dan ketidakbiadabannya. 

Pendistorsian pondok pesantren sebagai sarang
terorisme kiranya sangat mengusik eksistensinya ke
depan yang selama ini dikenal sebagai sarang kader
pemimpin umat dan pemimpin bangsa yang beradab.(18) -

Ahmad Izzuddin HMR, M Ag,Dosen Fakultas Syariah IAIN
Walisongo , Pengasuh Pondok Pesantren Daarun Najaah
Jrakah Tugu Semarang 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com