[Nusantara] L Murbandono Hs : NEGARA BINGUNG

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 06:01:08 2002


NEGARA BINGUNG
Oleh L Murbandono Hs

TEORI model negara beraneka macam, tergantung
referensinya dan  siapa dalangnya. Semua mendapat
tempat terhormat. Dari  semua model negara yang
diajarkan di sekolah-sekolah, pesantren, seminari,
kursus-kursus, akademi militer,
universitas-universitas, dan entah mana lagi, yang
tentunya bagus-bagus, ada sebuah model negara yang
membuat saya jatuh cinta kepadanya. Yaitu, Negara
Bingung.

      Salah satu ciri negara disebut Negara Bingung
ialah bila mayoritas rakyatnya bingung sebab negara
tetap leha-leha jalan terus kayak nggak ada problem,
meski sudah dipimpin secara goblok-goblokan. Yaitu,
meski dipoles-poles dengan gincu atau parfum atau
ayat-ayat sang pencipta langit dan bumi,  tetap saja
militeristik, kapitalistik, dan feodalistik.

      Pondasi negara macam itu ialah konsesi 
"kolonialis" kapitalis mirip-mirip vampir  dari luar
negeri  yang bekerjasama dengan kaum borjuis nasional
kapitalis semu yang panjang pendek nafasnya bergantung
pada jauh dekatnya dengan istana, dan hampir selalu
didukung bedil. Pondasi ini punya pilar-pilar berupa
aliansi rahasia yang melibatkan para pendekar dan
elite kecil  massa keagamaan, sirkuit profesional dan
terutama kelas baru. Kelas baru ini - secara salah
kaprah disebut kelas menengah - sebenarnya cuma 
sirkuit karbitan kelompok bernasib baik yang nyaris
tanpa sikap politik atau paling pol ikut-ikutan sebab
butuh selamat.

      Sistem pemerintahan  Negara Bingung 
diperintah-kendalikan  jaringan yang gelap. Kegelapan
ini telah disulap demikian rupa sehingga tampak wajar
dan membidani lahirnya dewan khalayak umum yang
disebut parlemen yang tak lebih berupa lembaga tempat
berlangsungnya bagi-bagi kekuasaan dan rejeki. Jadi,
saling berbagi kekuasaan di antara para wakil rakyat
dan atau golongan sosial dalam arti yang sesungguhnya
tidak terjadi dan atau amat dibatasi.

      Di Negara Bingung parlemen sejati tidak pernah
ada. Sebab, parlemen yang hakekatnya lembaga elite 
borjuis dan mestinya dicapai secara terbuka dengan
perjuangan demokratis, telah berubah jadi gangs dan
komplotan yang kerjanya hanya sikut-sikutan demi
kepentingannya sendiri dan cum suisnya, serta  selalu
brengsek jika sudah berurusan dengan duit.
Mayoritasnya, kalau bukan kecu, ya maling. Jika
terdapat sekitar 15 persen saja yang jujur, itu sudah
keajaiban tersendiri, yang membuat Negara Bingung bisa
semakin bingung. Jelasnya, Negara Bingung meniscayakan
minimal 85 persen warga parlemen adalah sejenis
gentho.
      
***

CIRI penting lain Negara Bingung ialah pola khas
komunikasi sirkuit kekuasaan dengan tentara. Sebab
penguasa faham betul bahwa hakikat tentara itu secara
historis-universal berwatak komandoisme yang tak
memungkinkan demokratis dan cenderung rawan kudeta
(tak ada perebutan kekuasaan negara tanpa tentara),
maka sirkuit tentara ini dirawat dengan cermat dan
dimanja. Terdapat minimal dua jenis pemanjaan yang
mencolok. Pertama, kaum ini hampir selalu sukses
menjalankan ilmu dan ngelmu  impunitas, terutama
jendral-jendralnya, manakala melakukan perbuatan tidak
senonoh yang mengerikan. Kedua, kaum ini masih terus
dengan segala cara mampu  bertualang mencampuri urusan
sipil, sekalipun di atas kertas resminya tidak begitu.


      Jadi, tentara di sebuah Negara Bingung memang
bingung sebab pura-pura tak faham telah menyimpang
dari hakikatnya sendiri. Sebagai alat-mesin perang
menangkal bahaya luar negeri, ia justru terus siap
tempur mengantisipasi serbuan dari dalam negeri. Ini
kocak sekali sebab mayoritas rakyat tak punya bedil.

      Selain kocak, sebagai negara yang resminya
adalah negara sipil,  Negara Bingung juga aneh sebab
situasi dan kondisi di atas menandai kecurigaan
sirkuit kekuasaan terhadap rakyat. Di sini ada
perbedaan tajam dengan negara yang mengedepankan sipil
yang sejati, manakala sistem hankam sepenuhnya di
tangan rakyat. Di sebuah negara relatif maju dan
relatif kecil mungil di Eropa Barat  misalnya, semua
warga dewasa yang sehat jiwaraga, menyimpan senjata di
lemari rumahnya. Artinya, kecurigaan kekuasaan
terhadap rakyat tidak ada. Konsep yang mendasarinya:
tiap warga dipersenjatai demi menangkal serbuan luar
negeri. Maka di negara macam itu tentara tak gampang
pethènthèngan terhadap warga sipil. Mereka sama-sama
punya senjata.

      Di Negara Bingung warga sipil tidak
dipersenjatai. Konsepnya: rakyat yang dipersenjatai
berbahaya bisa dipakai mengkudeta. Yang punya senjata
hanya alat negara. Jadi letak kebingungannya ialah
asumsi alat negara itu otomatis tak bisa kudeta.
Dampak psikososialnya ialah rasa takut rakyat yang tak
punya senjata terhadap tentara dan atau alat negara.

      Dalam urusan bedil ini, Negara Bingung memang
menghadapi dilema yang dahsyat. Sebab di semua negara
yang termasuk golongan Negara Bingung, hampir selalu
masih susah dalam urusan faali dan perut. Jadi,
bedil-bedil itu jika dibagi-bagikan, bisa amat
berbahaya. Bukannya  untuk menembaki musuh dari luar
negeri, atau ambil saja pahitnya untuk mengkudeta
pemerintahan yang bengis, misalnya. Tapi paling pol
malah hanya diloakin untuk beli beras atau minyak
goreng. Itu masih bagus. Lebih gawat malah digunakan
untuk modal merampok. 

      Dus, dalam urusan bedil ini, Negara Bingung
belum pernah menemukan resep yang jitu. Cuma untuk
tentara dan polisi doang, atau juga dibagi-bagi kepada
masyarakat sipil, masih sama-sama krusialnya. Sebab,
bedil dan bedil itu, yang sejatinya biadab pada
dirinya sendiri, semakin menjadi biadab di
tangan-tangan manusia-manusia yang tidak pernah mampu
memberadabkan bedil.

*****

DENGAN pondasi dan pilar plus pola khas relasi
kekuasaan-tentara seperti di atas, Negara Bingung
memberlakukan sistemnya: membela kepentingan
modal-investasi-rekayasa kapitalisme global.
Kelancaran sistem ini menuntut  kestabilan kekuasaan
dengan konsekuensi harus merekayasa hal-hal semu.
Indikasi Negara Bingung ialah bila masyarakat 
dibanjiri istilah yang hebat-hebat untuk memanipulasi
penyimpangan di aneka sektor kehidupan. Seperti
misalnya, banyak pejabat dan atau sanak famili dan
kerabatnya, ujuk-ujuk mampu berbisnis segala macam
komoditi dari parfum, celana dalam, bensin, aspal,
serbuk-serbuk mesiu, dan semua barang yang ada di kaki
lima. 

      Karena itu, dalam kaitan itu, salah satu
sektornya yang disebut ekonomi, tak ada distribusi 
modal alias pemerataan pembangunan. Yang ada ialah
distribusi pengaruh dan atau wewenang di sirkuit
kekuasaan, bisa sipil atau militer. Bancakan mendapat
wewenang itu  terstruktur demikian rupa yang ujungnya
mengacu pada doktrin monoloyalitas negara totaliter
demi kemapanan-kenyamanan orang-orang yang sedang
berkuasa.  

      Kredibilitas otoritarianisme itu tentu saja
anjlok di mata warga sendiri dan mengundang kecurigaan
internasional. Sekutu asing Negara Bingung, khususnya
negara-negara maju  terpaksa bikin skenario demi
transisi menuju demokrasi yang tetap harus menjamin
stabilitas investasi modalnya untuk jangka panjang.
Sejumlah elit negara dipersiapkan untuk mengoper
suksesi damai terdiri atas para ekonom, industrialis,
pakar dan elite tentara yang diseleksi ketat oleh para
"hero" kesayangan bos. Mereka kasak-kusuk termasuk
membeli lobi luar negeri, di berbagai kesempatan,
seperti di  seminar dan atau konperensi internasional.

      Kegiatan kasak-kusuk di atas menjelaskan mengapa
sistem selalu butuh kabinet bayangan, parlemen
bayangan, dan gudang-gudang yudikatif bayangan. Hal
tersebut sudah tersusun sebelum terjadi pergantian di
tiga sektor itu. Komposisinya akan selalu  terdiri
atas para kolaborator yang menguntungkan sirkuit
statusquo dan kiprah modal asing. Tugas utama mereka
ialah memegang mandat merestorasi kapitalisme secara
konsekuen. Ini tak mungkin dihindarkan. Sebab, aliansi
dengan kekuatan asing dalam ekonomi, politik dan
militer itu merupakan sesuatu yang melekat dalam
sistem kekuasaan sebuah Negara Bingung.

******

YANG paling menarik dalam Negara Bingung adalah
mekanisme demokratisasi. Soal-perkaranya saat jadi
gerakan selalu berakhir dengan kebingungan ke banyak
pihak. Pemerintah dan oposisi plus rakyat jelata
sama-sama bingungnya.

Kebingungan tersebut ditandai berbagai gejala. Upaya
reformasi politik yang nyaris mengalami kristalisasi
jadi retak cerai berai. Tampil para oportunis di
sirkuit demokrat borjuis yang dari sononya palsu dan
setengah hati. Juga, muncul para  "hero mediator
damai" yang umumnya main keroyok mengutuk dan
mendemoralisasi oposisi. Kekuatan oposisi menguap
entah ke mana. Tapi konon mereka tetap berupaya
membangun kubu anti diktator. Salah satunya ialah
mencari dukungan dan solidaritas internasional. Cara,
bentuk dan isunya tidak penting. Targetnya sekadar
jadi kunci pembuka periode pasca pemerintahan
goblok-goblokan. 

      Gejala di atas bersifat agak gelap. Yang muncul
resmi ialah berbagai manuver di arena politik
nasional. Ini jika disikapi secara tepat, akan bagus.
Rekonsiliasi nasional antara kubu yang bertikai
misalnya, sebenarnya bukan isu hebat yang akan
menyumbang tahapan baru menuju reformasi yang
konsekuen. Sebab, masih banyak golongan lain di
masyarakat yang tidak diikutsertakan. Spektrum
mestinya diperluas sebagai realisasi demokratisasi
sejati. Semua kelompok termasuk golongan sosial yang
pernah dipariakan dan direpresi mestinya juga masuk
dalam agenda rekonsiliasi yang terbuka, demokratis,
adil.

      Lepas dari seabrek hal lain yang tak mungkin
terungkap dalam tulisan pendek ini, soal terpenting
Negara Bingung ialah bahwa demokrasi sebagai pijakan
memasuki masyarakat modern jadi amat semu. Liberalisme
ekonomi masuk lewat pintu depan tapi konservatisme
politik masuk dari lubang kakus. Jadi, Negara Bingung
telah merawat kontradiksi dalam dirinya sendiri. Ini
amat berbahaya bagi eksistensinya di masa depan ..... 

      Menyimak ciri-ciri yang memprihatinkan di atas,
kita boleh bersyukur. RI tidak menganut model Negara
Bingung. Kita menganut model negara, yang kita semua
sudah tahu menahu judulnya dan segala macam istilahnya
....

*****

L Murbandono Hs
Rakyat Biasa Warganegara RI
Tinggal di Hilversum, Nederland


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com