[Nusantara] Iskandar S: [Re] Aaa' Gym Berceramah di depan Komunitas Kristen di Tentena, Poso

gigihnusantaraid gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 4 06:36:07 2002


Terima kasih atas respons ini.  Saya senang direspons ulang.

Terhadap dua pertanyaan ini jawaban saya begini (tapi ini hanya dari
percakapan saya dengan orang-orang di sana, tak ada data ilmiah dari 
hasil
penelitian atau sejenisnya).

1. Memang sangat diperlukan orang yang berpengaruh dan dapat menjadi 
panutan
untuk menyejukkan keadaan. Mereka ini bukan hanya untuk mengimbangi
provokator yang sungguh-sungguh, tapi juga untuk mengimbangi 
pemimpin lokal,
yang kadang-kadang ucapannya (entah mereka sadari atau tidak) 
memprovokasi
masa.  Saya bisa mengerti keadaan ini, karena para pemimpin lokal 
(baik
formal maupun informal) sudah jenuh dengan keadaan, dan emosi mereka 
juga
sangat kental bermain dalam setiap ucapan mereka, apalagi kalau 
mereka
mengalami kepedihan akibat konflik. Jadi sebetulnya sulit mau 
mengatakan
siapa yang provokator dan siapa yang bukan. Orang seperti A'a Gym 
yang cukup
dikenal dan menyejukkan, karena dia kan tidak terpengaruh secara 
emosional.

2. Di kalangan akar rumput sebetulnya sudah tidak ingin ada 
permusuhan (mau
mengatakan tidak ada, pasti tidak mungkin). Mereka sudah lelah dengan
keadaan ini.  Cuma masalahnya adalah kedua pihak masih saling curiga.
Keadaan seperti ini sangat mudah diprovokasi.  Bagi kita orang luar
kadang-kadang terlihat tindakan dan pandangan mereka sangat tidak 
nalar,
tapi mereka percaya dengan segala macam berita.

Kami sebetulnya melakukan beberapa kegiatan untuk perdamaian pada 
tingkat
akar rumput pada kedua komunitas. Hingga akhir Juli teman-teman kami 
sudah
dapat mempertemukan kedua komunitas di Poso Kota dan Kecamatan Lore 
Utara.
Dari kegiatan yang kami lakukan sangat terlihat bahwa masyarakat 
sudah siap
melupakan konflik.  Tapi Agustus kembali pecah saling serang dari 
kedua
komunitas.

Memang betul bahwa masing-masing kelompok saling menyalahkan dan 
merasa
bahwa kelompoknyalah yang menjadi korban, ditindas dan diperlakukan 
tidak
adil.  Perasaan ini kemudian mereka balik dengan mengatakan bahwa
kesengsaraan yang mereka alami mendatangkan kesenangan pada pihak 
lain.
Kami mulai mau mengumpulkan cerita dari kedua pihak untuk mencari 
tahu
apakah ini betul.  Kami sudah mengirim relawan untuk melakukan 
wawancara
pada akhir Juli, tapi kemudian kami hentikan, karena bentrokan 
Agustus
membuat masyarakat serba curiga.  Mudah-mudahan Oktober ini kami bisa
melanjutkannya dan kemudian bisa menerbitkannya dalam bentuk buku.

Sekian dulu respons saya mas mBin.  Tolong kalau ada masukan-masukan 
untuk
saya.  Oktober mungkin saya akan ke sana lagi untuk memonitor 
latihan agen
perdamaian.

Salam damai,
Iskandar


----- Original Message -----
From: <bintojo@c...>

> bung iskandar yang sering ke poso dan sekitarnya..
> sebenarnya ada dua hal yang masih saya belum ketahui secara
> pasti,
> apakah mereka perlu orang yang berpengaruh untuk
> mengimbangi pengaruh provokator ?
> ataukah dalam batin mereka sendiri masih tertanam rasa
> permusuhan yang mengalahkan persaudaraan ?
>
> hal yang pertama karena secara keseluruhan masyrakat kita
> masih sangat paternalistik, sehingga kalau patron-nya rusak
> maka semuanya juga rusak.  maka seberapa jauh para pattron
> di daerah sengketa sudah dipengaruhi dan disadarkan ? dan
> toh kalau para patron itu masih perlu patron lain yang
> lebih tinggi, sudah seringkah para super-patron tadi
> berniat mempengaruhi para patron dengan hal yang baik ?
> sering-sering mengundang a'a gym saya kira bisa mempunyai
> pengaruh baik, jika saja di sana dia (a'a gym) memang
> dianggap..
>
> bagaimana level para provokator di sana ? level patron
> kah ? super-patron kah ? atawa level gerilyawan ?
> dengan mengetahui level dan cara bekerja para provokator
> tadi, tentu bisa dipilih cara-cara untuk menghada[i mereka
> dan juga cara-cara untuk menetralisasikan pengaruhnya..
>
> yang kedua, tentu saja hal yang sulit, karena masih
> mencakup nurani..
> kalau dalam dasar hati mereka yang ada adalah dendam dan
> permusuhan, mungkin agak lama menghapus rasa itu, apalagi
> jika merasa dirinya dan kelompoknyalah yang ditindas dan
> diperlakukan tidak adil.. dan rupanya inilah yang selalu
> dibangkitkan oleh para provokator..
> jadi perlu ilmu khusus untuk itu, baik ilmu yang bisa
> dipelajari semacam psikologi massa maupun ilmu
> bermasyarakat yang sangat kontekstual di sana...
>
> saya hanya ikut belasungkawa atas segala kejadian itu,
> disertai sumpah serapah pada para provokator, dan tentu
> saja simpati untuk para relawan yang bekerja di sana..
>
> salam dalam damai,
> untuk semua pihak..
>
>
> mBin
> ====
--- End forwarded message ---