[Nusantara] Tuh kan..bener teroris
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 18 09:24:22 2002
sUARA Merdeka
Rabu, 16 Oktober 2002 Berita Utama
Ba'asyir Ditangkap, Solichin Ancam "Bom Syahid"
SOLO-Tuduhan bertubi-tubi yang dialamatkan kepada tokoh pendiri Pondok
Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir, ternyata justru makin
mengukuhkan tekad para pengikutnya, untuk selalu melindungi
pimpinannya itu.
Bahkan, mereka sudah menyiapkan rencana akhir, melakukan aksi "bom
syahid".
''Bila Ustaz Ba'asyir ditangkap tanpa bukti dan alasan yang jelas,
kami
berjanji akan melakukan bom syahid. Kami sudah bertekad, itulah cara
terakhir kami membela Islam dan kebenaran,'' kata Solichin, salah satu
santri senior dan pembantu terdekat Ba'asyir, kemarin.
Berbicara kepada para wartawan di kompleks Pondok Al-Mukmin, lelaki
paroh
baya yang selama ini selalu diajak ke mana pun Ba'asyir pergi itu
mengatakan, banyak santri dan pengikut setia yang memiliki pendirian
demikian. ''Itu merupakan bakti kami terhadap tegaknya agama. Kami
merasakan
yang dizalimi bukan sekadar Ustaz, tetapi Islam,'' ujar dia.
Mereka beranggapan, yang selama ini dilakukan Abu Bakar Ba'asyir
adalah
representasi dari sikap keislamannya yang tegas. Dan itu tidak
disenangi
oleh berbagai kalangan, terutama Amerika Serikat dan antek-anteknya.
Karena
itulah, segala cara dilakukan untuk menangkap dia.
''Karena itu, kalau sampai akhirnya Ustaz dizalimi, ditangkap tanpa
dasar
dan bukti kesalahan, kami akan membela sampai titik akhir kemampuan
kami.
Bahkan, aksi bom syahid pun akan kami lakukan jika perlu,'' tutur
Solichin.
Dari mana mereka mendapatkan bom? Dia mengakui banyak cara untuk
mendapatkannya. Itu dianggap hanya sekadar persoalan teknis. Apalagi
bagi
anggota jamaah yang pernah dikirim ke Ambon dan Poso untuk membantu
menegakkan jihad bagi kaum muslimin yang dianiaya di wilayah konflik
tersebut.
''Bagi yang sudah pernah masuk Ambon, merakit bom adalah pekerjaan
mudah.
Bahannya bisa kita dapatkan dari berbagai tempat. Tapi kami hanya akan
melakukan jika pimpinan kami dizalimi. Entah nanti akan ditabrakkan
kepada
orang atau apa, itu urusan nanti,'' papar dia penuh semangat.
Berapa jumlah santri Ba'asyir yang siap melakukan bom bunuh diri?
Solichin
tidak mau menjelaskan lebih lanjut. ''Pokoknya banyak, tak hanya satu
dua
orang yang memiliki kesamaan sikap seperti ini.''
Tak Tanggapi
Bagaimana tanggapan Ba'asyir mengenai rencana bom bunuh diri yang akan
dilakukan pendukungnya bila dia benar-benar ditangkap? ''Saya kok ndak
pernah dengar seperti itu, ya. Paling-paling hanya ucapan anak-anak,
dan
sifatnya hanya emosional,'' jelas dia saat dimintai konfirmasi Suara
Merdeka, petang kemarin.
Dia meyakini pendukungnya yang nota bene merupakan santrinya tidak
mungkin
melakukan tindakan tersebut. Hal ini lantaran pihak pondok tidak
pernah
mengajarkan teori apa pun tentang merakit bom.
''Saya ndak percaya mereka mampu melakukannya. Itu hanya ucapan
emosional
belaka. Biasa anak-anak,'' urai pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin
Ngruki
itu seraya tertawa.
Meski berbagai komentar miring sehubungan dengan berbagai aksi
peledakan bom
sudah mulai muncul dan diarahkan atau dikait-kaitkan dengan keberadaan
kelompok yang dia pimpin, Ba'asyir tidak menampakkan perubahan.
''Sama seperti komentar saya dulu, buktikan dulu jika menuduh. Tidak
usah
banyak bicara. Saya sudah bosan menanggapi,'' ujarnya, pendek.
Pria kelahiran Jombang yang selalu mengenakan jubah putih berkibar
ini tetap
tenang, seperti tidak ada masalah apa pun. Sehari kemarin dia
menjalankan
aktivitasnya yang makin sibuk, mulai dari mengajar para santri bakda
subuh
hingga waktu dhuha, disambung menerima tamu, termasuk beberapa
wartawan
asing yang antre ingin berwawancara dengannya. Semuanya dilayani
dengan
ramah bergantian.
Siang harinya, didampingi beberapa santrinya, dia pergi ke Yogyakarta,
menghadiri undangan untuk ceramah di sebuah seminar tentang
globalisme,
fundamentalisme, dan terorisme, yang diselenggarakan Pusat Studi
Keamanan
dan Perdamaian (PSKP) Yogyakarta pimpinan Dr Rizal Panggabean.
Solo Peduli
Sementara itu, Masyarakat Solo Peduli Perdamaian (MSPP) yang merupakan
kumpulan warga dari berbagai elemen mengadakan pertemuan di Pondok
Pesantren
Al-Muayyad, Windan, Sukoharjo, Senin malam. Mereka menyerukan seluruh
warga
Solo untuk mengukuhkan persatuan dan menciptakan rasa aman.(an,G10,ae-
t)