[Nusantara] Bisnis Militer Dipicu Minimnya Dana
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 18 09:48:19 2002
Bisnis Militer Dipicu Minimnya Dana
JAKARTA (Media): Ketidakmampuan pemerintah memberikan dana yang cukup
bagi
pengembangan kekuatan maupun operasi-operasi militer, merupakan salah
satu
alasan mengapa militer mulai melakukan bisnis.
Peneliti pada pusat penelitian politik LIPI Sri Yanuarti mengatakan
hal
itu
pada acara seminar bertema Bisnis Militer di Balik Konflik Tiga
Daerah:
Aceh, Maluku, dan Papua di Jakarta, kemarin.
Selain soal dana, lanjut Sri, alasan lain militer melakukan bisnis
karena
militer ingin menjadi dirinya alat untuk melakukan kontrol dan
intervensi
terhadap masyarakat. "Hal ini terjadi mulai 1970-an hingga
berakhirnya
masa
Orde Baru," jelasnya.
Pada masa konflik yang terjadi di beberapa daerah sekarang ini,
tambahnya,
militer seperti mengambil keuntungan untuk pribadi masing-masing
dengan
melakukan berbagai bisnis di bidang keamanan. Sri mengatakan, pada
zaman
Orde Baru tentara mendapat banyak dana dari pengusaha untuk
yayasan-yayasannya.
Sehingga ketika era itu berakhir, militer sudah tidak mendapatkan
dana
back
up dari pengusaha-pengusaha tersebut. "Akhirnya mereka menggunakan
konflik
yang terjadi di daerah sebagai ajang bisnis ilegal. Pada 1998-1999
tercatat
terjadi penyelundupan senjata api hingga mencapai 215 pucuk melalui
Bandara
Soekarno-Hatta, dan 103 pistol gas melalui Tanjung Priok," ungkap Sri.
Sementara itu, Ichsan Malik, fasilitator Baku Bae Maluku yang juga
menjadi
pembicara pada seminar tersebut, mengatakan bahwa adanya kolusi antara
pengusaha asing dan militer sejak era Orde Baru, memicu munculnya
nepotisme
dalam dunia bisnis di Indonesia. Nepotisme tersebut tidak hanya
dilakukan
oleh militer sendiri, bahkan oleh keluarga mereka. "Maka pada zaman
itu
banyak bermunculan surat-surat sakti yang dikeluarkan oleh oknum
militer."
Akibat yang paling fatal dari nepotisme tersebut, ungkap Ichsan,
adalah
lunturnya profesionalisme di kalangan militer. "Mereka lebih nikmat
berbisnis dari pada memikirkan pertahanan dan peningkatan kapasitas
prajurit. Perwira muda saat lulus Akabri pikiran pertamanya adalah
bagaimana
menjadi bupati atau gubernur," ucap Ichsan.
Ia menyebutkan, sejak adanya konflik sosial yang terjadi mulai
Januari
1999
sampai sekarang, banyak operasi bisnis yang dilakukan oleh pihak
militer di
Maluku. "Operasi tersebut selain seperti bertujuan untuk melanggengkan
konflik, juga untuk kepentingan pribadi," kata Ichsan. (CR-21/P-4)