[Nusantara] BERJUANG MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA -

gigihnusantaraid gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Oct 18 10:48:17 2002


BERJUANG  MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA  -
ATAU BIARKAN SAJA NEGARA DAN BANGSA INI TERPECAH BERKEPING-KEPING ?

Sdr. Andie Coekisantoro y.b.,

Saya sudah baca tulisan Anda mengenai Skenario Peristiwa Bali dan 
Dampaknya
Pada Presiden Indonesia.

Interesan!

Yang Anda bahas memang b u k a n  terorisme yang kali ini sasarannya 
adalah
Bali dan Manado. Anda membikin suatu "ramalan" tentang haridepan 
Indonesia,
yang "gloomy", dan "pessimistic".

Itu adalah suatu tema diskusi yang muncul bukan baru sekarang ini 
saja.
Ketika kaum muda Indonesia berkumpul pada tahun 1928 untuk 
menyatakan  
bahwa
kita ini adalah SATU BAHASA, SATU NUSA DAN SATU BANGSA, ketika itu 
masalah
tsb sudah muncul. Bahkan sudah sebelumnya.

Pada saat itupun pada pokoknya sudah ada dua pendapat.

Satu pendapat:
Tidak mungkin bisa ada nasion Indonesia, kita terlalu berbeda-beda 
satu 
sama
lain. Tidak mungkin apa yang dulu dinamakan Hindia Belanda itu, bisa 
menjadi
suatu nasion yang bersatu dan dipersatukan dalam suatu INDONESIA. 
Apalagi
fihak penguasa Belanda, tidak mengizinkannya. Belanda tidak 
membenarkan
adanya  suatu Indonesia yang merdeka. Itu tidak mungkin, itu suatu 
ilusi.
Maka, lebih baik masing-masing jalan sendiri-sendiri saja. Yang Jawa, 
ya
Jawa saja, yang Sumatra ya Sumatra saja, yang Ambon ya Ambon saja, 
yang
Manado, ya Manado saja, dst.

Pendapat kedua:
Untuk bisa lebih baik berjuang demi bebas dari kolonialisme, rakyat 
yang
menghuni Hindia Belanda itu harus bersatu, dalam suatu nasion baru, 
yaitu
nasion Indonesia. Pembinaan nasion baru ini bukan angan-angan belaka, 
tetapi
suatu "keharusan sejarah" , kalau bangsa-bangsa yang menghuni Hindia
Belanda itu, hendak merdeka dari kekuasaan asing, hendak maju, 
mengambil
tempatnya YANG WAJAR DAN TERHORMAT di antara bangsa-bangsa lainnya di 
dunia
ini. Tetapi, "keharusan sejarah" itu tidak akan lahir dengan 
sendirinya, ia
akan terjadi dalam proses perjuangan yang lama dan sulit, susah payah 
dan
banyak pengorbanan.

Jalannya sejarah Indonesia, menunjukkan bahwa mayoritas kaum muda kita
ketika itu (1928) memilih jalan kedua. Jalan kedua ini kemudian 
mendapat
dukungan mayoritas pejuang-pejuang kemerdekaan ketika itu. Jalan  yang
dipilih dan ditempuh adalah jalan pembangunan suatu nasion Indonesia, 
yang
punya tugas untuk membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan dan
penguasaan asing, menuju kemerdekaan. Menuju suatu Indonesia Baru.

Jalan kedua yang dipilih dan ditempuh itu ternyata memang tidak mudah.
Tetapi cita-cita utama itu tercapai, dengan diproklamasikannya 
Indonesia
Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tetapi kemerdekaan Indonesia itu
memang baru langkah pertama dalam suatu "long march" menuju suatu 
Indonesia
Baru,  yang adil, makmur dan kuat.

Pada saat ini, 74 tahun sesudah HARI SUMPAH PEMUDA (1928), dua 
pendapat 
itu
masih ada.
Mungkin, seratus tahun sesudah Hari Sumpah Pemuda, nanti, dua 
pendapat 
itu
masih ada. Dalam suatu Demokrasi, perbedaan pendapat termasuk hak 
dasar
warganegara.

Satu pendapat:
Indonesia akan buyar, hancur seperti hancur berantakannya Uni Sovyet 
dan
Yugoslavia. Masing-masing suku-bangsa atau pulau akan jalan 
sendiri-sendiri.
"INDONESIA BESTAAT NIET" (MEER), seperti kata orang-orang Belanda 
kolot 
yang
masih bermimpi kembalinya "tempo dulu" Hindia Belanda. Pendapat 
serupa 
ini,
adalah pendapat yang sebut tadi, pendapat yang "pesimis". Yang melihat
haridepan Indonesia "gloomy". Pendapat ini ada di Indonesia dan juga,
tentunya, di luar Indonesia. Mereka ada harapan bila Indonesia
terpecah-belah dan buyar, lebih mudah dimanipulasi dan dikuasai, untuk
kepentingan mereka sendiri.

Pendapat lainnya:
Indonesia hanya akan bisa menjadi kuat dan makmur, bisa menjadi suatu 
negara
yang demokratis, yang menghormati HAM, bisa mengambil dan memperkuat
kedudukannya  diantara bangsa-bangsa lainnya. dalam era globalisasi, -
-
dimana yang kuat masih tetap saja berusaha memanipulasi dan 
mendominasi 
yang
kecil dan lemah, masih tetap berlangsung, - -  bila rakyat Indonesia,
bersatu meneruskan perjuangan untuk Demokratisasi dalam kesatun 
perjuangan
untuk mempertahankan, membela dan memperkuat negara Republik
Indonesia,  - - - tanpa menutup dilakukannya diskusi mengenai masalah 
apakah
Indonesia akan tetap menjadi suatu negara kesatuan, ataukah suatu 
negara
federasi.

Masalah ini di satu segi menyangkut masalah analisis mengenai situasi
kongkrit dewasa ini dan latar belakang sejarahnya. Disegi lain ia 
menyangkut
masalah cita-cita dan keyakinan seseorang bahwa cita-cita itu akan 
bisa
direalisasi.

Maka tidak heran, ada yang optimis mengenai haridepan Indonesia, dan 
ada
yang pesimis.(Yang pesimis bisa juga menganggapnya optimis, dilihat 
dari
sudut pandangannya bahwa jika Indonesia terpecah-belah itu akan lebih 
baik
terbanding sekarang ini).

Sdr. Andie y.b.,

Sementara sampai sini saja dulu. Lain kali bisa diteruskan lagi. 
Sebaiknya
tema ini didiskusikan oleh lebih banyak mailis.

Amsterdam, 15 Oktober 2002.



-----Original Message-----
From: Andie Coekisantoro [mailto:coekiz@yahoo.com]
Sent: Monday, October 14, 2002 9:26 PM
To: IBRAHIM BRAMIJN
Subject: Re: OLEH SIAPAPUN, DIMANAPUN, APAPUN TUJUANNYA TERORISME 
ADALAH
PELANGGARAN HAM.


TANGGAPAN SDR ANDIE COEKISANTORO

-----------------------------------------------------------

Skenario dari peristiwa di Bali ini akan berdampak
pada sikap Presiden Indonesia, Megawati sendiri, image
Bangsa Indonesia dalam bersikap dan memberantas
Terorisme.


1. Mega bersikap keras terhadap Islam Indonesia
Fundamentalis. Mengundang applause dari LN terutama
AS, dan mengundang Kutukan dari Umat Muslim Indonesia.
Mega harus bersekutu dengan TNI, dimana memberi
kebebasan yang sebesar-besarnya kepada Militer
terutama Intel untuk mengakan operasi-operasi yang
mungkin akan mengurangi kebebasan demokrasi. Ini yang
TNI mau, Indonesia tidak akan bebas sepenuhnya, Kasus
Soeharto (dan keterlibatan TNI di masa lalu tentunya)
akan terlupakan bahkan akan dimaafkan.

Quote:
"Bahwa kestabilan ORBA adalah yang terbaik bagi
Indonesia dalam memerangi Terror Islam dan perpecahan
bangsa."

2. Mega bersikap BIMBANG, seperti yang ada sekarang
ini, Mega takut membangkitkan amarah Umat Islam,
tetapi juga takut terhadap Keadidayaan Amerika. Jalan
tengah adalah bersikap lambat, mengambil jalan tengah
dengan berkompromi terhadap golongan Muslim (maupun
MUSLIM FUNDAMENTAL) yaitu yang telah terjadi,
pengangkatan Hamzah Haz. Cuek terhadap tuduhan Amrik
yang menyebutkan Indonesia sumber dan markas Al-Qaeda.
Cuek dan tidak menangkap Kyai Abdul Bakar dan FPI-nya.
Berharap semoga Australia dan US tidak akan mengambil
sikap untuk menghukum kelemahan dan kebimbangan RI
(Seperti Saddam Hussein)

3. Mendukung ISLAM, mengundang amarah LN. Ini skenario
yang paling berbahaya. Dimana ISLAM mengambil alih
negara dan peperangan antara TNI-NASIONALIS tidak
terelakan lagi. Propinsi-propinsi Non-Muslim
memisahkan diri.

Ini yang sebenarnya saya suka, dan saya harapkan
terjadi. Perang Saudara yang memecahkan RI dan
mendiskreditkan ISLAM sendiri. Terus terang mungkin
anda yang membaca email akan tertegun. Mengapa saya
mempunyai pernyataan ini, namun lihatlah semua
perkembangan di tanah air yang tidak dapat dikatakan
ada persatuan lagi. MUSLIM HIJAU FANATIK telah hampir
dikatakan mengusai MPR/DPR. Mereka hanya mencoba
mendompleng dan ingin menguasai MUSLIM NASIONALIS yang
merasa terpojokkan secara general namun masih ingin
persatuan. Muslim Nasionalis atau Muslim Merah ini pun
telah terlihat mencoba memutar haluan dengan mendukung
Muslim Hijau Fanatik.

Saudara-saudari anak bangsa, hadapi kenyataan,
Indonesia tidak bisa dipersatukan. ORLA dan ORBA telah
mencobanya. Dengan slogan Nasionalis-Soekarno,
Pembangunan-Soeharto, Indonesia masih berantakan.
Indonesia harus dipecah dan dipecah secara adil.

Apa yang menjadi dasar persatuan kita? Bahasa? Sejarah
Perjuangan melawan Belanda? NIHIL semua. Basi dan
sudah ketinggalan jaman.

Salut terhadap Orde Baru yang masih bisa menunjukkan
keperkasaannya walaupun sudah jatuh. Dari dulu
ternyata jawabannya adalah Mengadu-domba Islam dan
Nasionalis. Resep Dr. Soeharto ternyata memang manjur

Untuk koment-kritikan pedas-kutukan sekalian:
Coekiz@yahoo.com

Hormat dan salam PERPECAHAN
Coekiz