[Nusantara] DENGAN SUMPAH PEMUDA MENJADIKAN INDONESIA MILIK BERSAMA

gigihnusantaraid gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Oct 29 11:03:14 2002


DENGAN SUMPAH PEMUDA MENJADIKAN
            INDONESIA MILIK BERSAMA

            (Oleh : A. Umar Said)

Hari Sumpah Pemuda, yang setiap tahun kita rayakan  pada tanggal 28 
Oktober,
adalah hari yang keramat bagi bangsa Indonesia. Namun, sayangnya, 
selama 32
tahun Orde Baru peringatan hari yang amat penting ini,  terasa sudah
kehilangan "api"-nya atau jiwanya yang revolusioner. Padahal, Sumpah 
Pemuda
adalah salah satu di antara berbagai landasan utama bagi kebangkitan
nasional kita, dan merupakan semen yang mempersatukan bangsa dan 
negara
kita. Seperti halnya Hari Pahlawan 10 November, Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika, Sumpah Pemuda adalah pegangan penting bagi kita semua.

Dewasa ini, ketika negara dan bangsa kita sedang dilanda oleh berbagai
krisis di banyak bidang, adalah amat penting bagi kita semua untuk 
menyimak
kembali arti penting hari yang bersejarah ini, dan berusaha menghayati
maknanya bagi kelangsungan kehidupan kita bersama. Selama lebih dari 
32
tahun, Hari Sumpah Pemuda telah diperingati dengan upacara-upacara 
yang
kebanyakan dikemas dengan pidato-pidato para "tokoh" yang kosong 
isinya, dan
terlepas dari jiwa sejarah revolusioner  yang melahirkannya. Tidak 
bisa
lain!. Sebab, jelaslah kiranya bahwa tidak bisa diharapkan adanya 
pemahaman
yang tepat dari para pendukung politik Orde Baru, yang umumnya 
terdiri dari
oknum-oknum reaksioner, tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda dalam 
tahun
1928. Mereka TIDAK MAU  mengerti, dan tidak bisa memahami bahwa Sumpah
Pemuda tidak bisa dipisahkan dari perjuangan politik revolusioner Bung
Karno. Mereka juga TIDAK MAMPU memahami bahwa Sumpah Pemuda ada 
kaitannya
yang erat dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh pembrontakan melawan
kolonialisme Belanda yang dilancarkan oleh PKI dalam tahun 1926.

Oleh karena politik "de-Sukarnoisasi" dan anti-komunis yang 
dilancarkan
selama puluhan tahun oleh para pendukung Orde Baru, maka Hari Sumpah 
Pemuda
kehilangan api kerevolusionerannya, dan dipreteli pesan-sejarahnya 
yang
penting. Adalah sudah waktunya, sekarang, bagi masyarakat sejarawan
Indonesia untuk memeriksa kembali berbagai aspek tentang lahirnya 
Sumpah
Pemuda. Dan adalah kewajiban pemerintah dan berbagai lembaga negara 
kita
untuk mngangkat kembali Sumpah Pemuda sebagai senjata ampuh dalam
mempersatukan bangsa dan negara, yang sekarang sedang terancam oleh
beraneka-ragam rongrongan dari banyak fihak. Dan oleh karena kita 
semua
TIDAK BOLEH hanya menggantungkan harapan kepada kemauan atau 
kemampuan para
"tokoh"  (kaum elite atau kalangan "atasan") saja, maka obor Hari 
Sumpah
Pemuda haruslah untuk selanjutnya dipanggul bersama-sama oleh 
beraneka-ragam
gerakan ornop, LSM, partai-partai politik, organisasi-organisasi 
buruh,
tani, pemuda, mahasiswa, perempuan dan lain-lain.


ARTI PENTING LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA

Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan atau perpecahan mulai 
nampak
membahayakan  persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka mengisi Hari 
Sumpah
Pemuda dengan jiwa aslinya adalah amat penting. Suara-suara negatif 
sebagai
akibat interpretasi yang salah tentang otonomi daerah sudah 
mengkhianati
jiwa Sumpah Pemuda. Demikian juga pernyataan dan kegiatan-kegiatan 
sebagian
dari golongan Islam reaksioner, seperti yang dipertontonkan oleh
organisasi/gerakan semacam Front Pembela Islam, Ahlussunah Waljemaah,
Majelis Mujahidin Indonesia, KISDI dan lain-lain sebagainya.

Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, 
yang
dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan 
tanggal
27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah manifestasi yang gemilang dari 
hasrat
kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan 
agama,
untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan 
kolonialisme
Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung 
dalam
Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, 
Jong
Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan
lain-lain.   Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia 
(PPPI)
inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah yang 
berbunyi : "Kami
putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu : tanah
Indonesia.  Kami putera dan puteri Indonesia  mengaku berbangsa yang 
satu :
bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa 
yang
satu : bahasa Indonesia ".

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan 
terhadap
kolonialisme Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di berbagai 
daerah,
baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau lainnya. 
Namun,
karena perjuangan itu sebagian besar bersifat lokal dan kesukuan, 
maka telah
mengalami kegagalan. Pembrontakan PKI di Jawa Barat, Jawa Tengah, 
Jawa Timur
dalam tahun 1926 merupakan gerakan yang menimbulkan pengaruh politik 
yang
lintas-suku dan lintas-agama yang penting (karena juga terjadi di 
Sumatera
Barat).  Sumpah Pemuda lahir dalam tahun 1928, ketika puluhan ribu 
orang
telah ditahan dan dipenjarakan oleh pemerintah Belanda sebagai akibat
pembrontakan PKI dalam tahun 1926. Berbagai angkatan muda dari macam-
macam
suku dan agama telah menyatukan diri dalam perlawanan terhadap 
kolonialisme
Belanda lewat Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring dalam kamp
pembuangan di Digul.  Adalah penting untuk sama-sama kita perhatikan 
bahwa
tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir
Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong 
Ambon),
adalah peserta-peserta aktif dalam melahirkan Sumpah Pemuda. Dan 
perlulah
juga kita catat, bahwa Sumpah Pemuda dicetuskan oleh kalangan muda, 
ketika
Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua tahun
kemudian ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, 
di mana
ia mengucapkan pidato pembelaannya yang terkenal "Indonesia 
Menggugat").

Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik 
berbagai
suku bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-
wakil
angkatan muda mereka. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan
bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara Republik
Indonesia.


SUMPAH PEMUDA ADALAH BHINNEKA TUNGGAL IKA

Dengan mengingat perjuangan rakyat Indonesia lewat berbagai bentuk 
dan cara
(antara lain : Budi Utomo, Sarekat Islam, Sarekat Dagang Islam, 
Indische
Party, ISDV, PKI, PNI, kemudian GAPI dan Gerindo) maka nyatalah bahwa
Sumpah Pemuda adalah tonggak sejarah yang amat penting bagi perjalanan
bersama bangsa kita.  Dalam perjalanan perjuangan ini telah ikut serta
banyak tokoh lokal dan nasional, dari berbagai suku dan agama serta 
aliran
politik. Ada yang dari kalangan Islam, kristen Katolik dan Protestan,
nasionalis, sosialis,  komunis dan humanis. Mereka bersatu dalam 
Sumpah
Pemuda, dan juga dalam berbagai perjuangan melawan Belanda, sampai 
lahirnya
kemerdekaan tahun 1945.

Sekarang, sesudah Orde Baru membikin kerusakan-kerusakan yang begitu 
parah
dalam kehidupan bangsa di bidang politik dan moral, maka lebih-lebih 
terasa
lagi betapa pentingnya untuk mengingat kembali arti Sumpah Pemuda. 
Kita
semua perlu berusaha bersama-sama meghidupkan kembali "api" Sumpah 
Pemuda.
Semangat perjuangan HOS Tjokroaminoto, H. Agus Salim yang disalurkan 
lewat
Sarekat Islam dan  Muhammadiyah, patut dikenang terus. Demikian juga
semangat Amir Syarifuddin, yang sebagai orang Kristen dan komunis 
telah
menggunakan GAPI (Gabungan Politik Indonesia) untuk meneruskan 
perjuangan
melawan Belanda (dan kemudian melawan Jepang lewat gerakan di bawah-
tanah).

Namun, memperingati Hari Sumpah Pemuda adalah sesuatu yang hambar, 
sesuatu
yang kosong, atau tidak artinya, kalau dilepaskan dari konteks 
sejarah yang
melahirkannya. Sumpah Pemuda sudah menjadi alat pemersatu bangsa 
Indonesia
yang amat ampuh dalam perjuangan melawan Jepang dan Belanda. Revolusi
Agustus 1945 telah dicetuskan oleh berbagai golongan pemuda yang 
menjunjung
tinggi-tinggi Sumpah Pemuda (mohon diingat : rapat-rapat di gedung 
Menteng
31, "penculikan" terhadap Bung Karno dan Bung Hatta ke 
Rengasdengklok).
Pertempuran besar-besaran di kota Surabaia dan di banyak daerah-daerah
lainnya di Jawa dan Sumatera telah juga dimotori atau dikobarkan oleh 
Sumpah
Pemuda.

Jadi, keagungan Sumpah Pemuda adalah adanya kenyataan bahwa ia 
merupakan
produk bersama yang diciptakan oleh banyak orang dari berbagai suku, 
agama,
dan aliran politik. Di antara mereka terdapat banyak orang-orang, 
yang telah
mengorbankan diri dengan berbagai cara dan bentuk. Dari sinilah 
kelihatan
betapa benarnya dan betapa indahnya (atau betapa agungnya!)  lambang 
kita
Bhinneka Tunggal Ika. Kita berbeda-beda, namun kita satu : Indonesia. 
Jadi,
Sumpah Pemuda ada hubungannya yang erat, atau, bahkan satu dan 
senyawa,
dengan Bhinneka Tunggal Ika.


MARILAH KITA KOBARKAN SUMPAH PEMUDA

Dalam merenungkan kembali arti penting Sumpah Pemuda, mungkin perlu 
kita
pertanyakan apakah Sumpah Pemuda benar-benar telah dihayati oleh Orde 
Baru
beserta para pendukungnya? Memang, selama Orde Baru ada juga upacara-
upacara
peringatan. Namun, kebanyakan hanyalah bersifat ritual dan rutine 
yang tidak
ada "api"-nya lagi. Seperti halnya Pancasila, Orde Baru beserta para
pendukungnya telah mencabut roh Pancasila yang sebenarnya, atau
melecehkannya sehingga menjadi barang busuk. Orde Baru telah memalsu 
dan
menghina Pancasila, dengan membunuh jiwa perjuangan revolusioner Bung 
Karno.
Para pendukung Orde Baru telah memperlacurkan Pancasila, atau, telah
memalsukannya selama puluhan tahun. Jelaslah kiranya, bahwa Pancasila 
tidak
bisa dihayati secara penuh dan murni kalau mengkhianati Bung Karno,
penciptanya. Dan, justru inilah yang telah dilakukan oleh para 
pendukung
Orde Baru.

Demikian juga halnya dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah 
kontrak
sosial atau kontrak politik bersejarah , yang telah dibuat secara 
khidmat
bersama-sama oleh angkatan muda dari berbagai golongan suku, agama, 
aliran
politik. Perjuangan revolusioner Sarekat Islam, pembrontakan PKI 
dalam tahun
1926 terhadap kekuasaan kolonial Belanda, perjuangan kaum muda Batak, 
Aceh,
Melayu, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali, Menado, Ambon dan lain-lain 
suku (ma
'af bagi yang tak tersebut di sini) adalah "api" Sumpah Pemuda. Dengan
kalimat lain :  obor Sumpah Pemuda telah dinyalakan bersama-sama oleh
golongan Islam, Katolik, Protestan, nasionalis, sosialis, komunis, 
humanis,
dan lain-lainnya lagi.

Aspek-aspek penting inilah yang harus kita camkan bersama-sama dalam 
hati
kita masing-masing, ketika dewasa ini negara dan bangsa kita sedang
menghadapi berbagai krisis. Sebab, kecenderungan-kecenderungan 
negatif sudah
makin terdengar di sana-sini, yang bisa membahayakan persatuan dan 
kesatuan
bangsa kita. Sebagai akibat politik pemerintahan Orde Baru, telah 
muncul
permusuhan dan pertentangan suku, agama, dan aliran politik. Sebagian 
dari
golongan reaksioner Islam telah memunculkan isyu-isyu keagamaan dan 
kesukuan
yang berbahaya. Golongan yang menganut faham politik marxis, 
sosialis  atau
komunis telah dikucilkan selama puluhan tahun.  Pelaksanaan otonomi 
daerah
telah disalahgunakan oleh para oknum korup dan anti-rakyat di banyak 
daerah.

Sumpah Pemuda mengingatkan kita semua bahwa Indonesia ini adalah 
milik kita
bersama, tidak peduli dari kalangan agama atau suku yang mana pun, 
atau dari
kalangan aliran politik yang bagaimana pun. Sumpah Pemuda telah
meng-ikrarkan bahwa kita adalah satu bangsa, satu tanah-air dan satu 
bahasa.
Tetapi, Sumpah Pemuda hanya bisa betul-betul dihayati atau dipatuhi, 
kalau
semua merasa mendapat perlakuan yang adil. Sumpah Pemuda hanya bisa
betul-betul diakui atau ditaati secara bersama dengan sepenuh hati, 
kalau
semua merasa dihargai setara. Adalah pengkhianatan terhadap Sumpah 
Pemuda,
kalau ada golongan yang mau memaksakan secara sewenang-wenang faham
keagamaannya atau aliran politiknya.  Sumpah Pemuda mengingatkan kita 
semua,
bahwa di Indonesia tidak boleh ada golongan yang merasa ditindas,
dianak-tirikan, dikucilkan, atau diabaikan.

Dalam perjuangan panjang dan berliku-liku untuk merebut kemerdekaan
nasional, Sumpah Pemuda telah merupakan senjata yang ampuh bagi banyak
golongan. Dan dalam perjuangan panjang ini telah gugur banyak orang, 
dan
banyak pula yang telah mengorbankan sebagian dari hidup mereka dalam
penderitaan. Sekarang ini, setelah bangsa kita sudah merdeka, Sumpah 
Pemuda
masih perlu kita kibarkan terus, dalam menghadapi berbagai persoalan
nasional maupun ingernasional. Negara dan bangsa yang sudah dirusak 
secara
besar-besaran oleh Orde Baru harus kita bangun kembali lewat 
reformasi di
segala bidang. Kita semua sedang menghadapi berbagai akibat 
globalisasi
ekonomi dan globalisasi komunikasi. Kita juga sedang menghadapi 
berbagai
dampak dari aksi-aksi terorisme, baik yang dilakukan di tingkat 
nasional
maupun internasional.

Kita semua belum tahu bagaimana dan apa kelanjutan dari peristiwa 
peledakan
bom terror di Bali. Dan kita juga tidak tahu apakah Irak memang akan
diserang oleh Amerika Serikat. Namun, yang sudah jelas yalah bahwa 
kita
semua perlu tetap mengibarkan panji-panji Sumpah Pemuda, dalam 
menghadapi
berbagai prahara politik, sosial dan ekonomi, yang mungkin akan 
muncul lebih
serius di masa datang.

Dengan semangat dan jiwa asli Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam 
tahun
1928, kita perlu berusaha bersama-sama untuk menjadikan Indonesia yang
berpenduduk 210 juta orang ini sebagai milik kita bersama. Indonesia 
adalah
untuk semua golongan, yang merupakan berbagai komponen bangsa. Dengan
mengibarkan panjji-panji Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan 
Pancasila
kita perlu berjuang terus bersama-sama demi kepentingan seluruh 
rakyat, demi
kesejahteraan dan kedamaian berbagai golongan suku, keturunan, agama, 
dan
aliran politik.

Paris, 25 Oktober 2002