[Nusantara] MENCARI ALTERNATIF BARU BAGI BENTUK DEMOKRATIS UNTUK NKRI

gigihnusantaraid gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Oct 29 11:04:11 2002


MENCARI ALTERNATIF BARU BAGI  BENTUK  DEMOKRATIS UNTUK
NEGARA KESATUAN RIPUBLIK INDONESIA..

Untuk mencari Alternatif Baru bagi bentuk Demokrasi di Indonesia,
baiklah sebelumnya akan saya utarakan beberapa model yang sudah di
praktekkan dalam bentuk politik praktis dibanyak nagara di dinia ini,
misalnya.
Sosiallisme, Sosial demokrat (Sosial Demokrasi)  dan Liberalisme.
Tiga model  ini saya ajukan dengan maksud  untuk dapat diambil 
sebagai
perbandingan
sebelum saya ajukan alternatif baru bagi pembangunan Demokrasi di 
Indonesia.
Dengan sendirinya untuk membahas masalah ini tidak dapat dalam sekali
posting.
Oleh karena itu akan saya postingkan dalam bentuk bersambung.
Baiklah sebagai bagian pertama akan saya tinjau masalah tentang
Sosialisme dan Demokrasi.

SOSIALISME DAN DEMOKRASI.
Sosialisme dan Demokrasi bukanlah suatu hal yang sama, namun demi
kian antara keduanya itu ada saling hubungannya, demikianlah menurut
penangkapan saya. Lahirnya pandangan  tentang Demokrasi itu sudah
sejak jaman antik Yunani, doktrin-doktrin kenegaraan Plato dan 
ajaran-ajaran
Aristoteles tentang negara, isinya memuat pembahasan tentang 
Demokrasi.
Sejak tahun 507 sebelum Masehi,Yunani di eropa dianggap sebagai 
tempat
kelahirannya Demokrasi. Di jaman itu dan jaman-jaman yang berikutnya,
majelis Permusyawaratan Yunani dan senat Romawi sudah menampilkan
ekpresi-ekpresi tentang Demokrasi. Namun materi itu masih belum 
dapat 
di-
tarik garis yang jelas tentang adanya kehidupan demokratis, apalgi 
tentang
adanya Demokrsi. Pada jaman itu kaum budak yang meliputi golongan 
ter-
besar penduduk,  masih dibelenggu hak-hak mereka untuk melakukan
kegiatan politik.

Kehidupan demokratis yang kemudian berkembang menjadi demokrasi
burjuis, baru melebarkan sayapnya pada awal kelahiran kapitalisme.
Tentang hak-hak kebebasan demokratis, landasan dasarnya diumumkan 
pada
tahun 1776 melalui deklarasi Kemerdekaan Amerika dan pada tahun 1789
melalui Revolusi Burjuis Perancis. Pada tahun-tahun itu untuk pertama
kali dalam sejarah diketengahkan rumus-rumus pokok dan kondifikasi 
hak-hak
kebebasan demokrasi melalui otoritas negara. Kumpulan gagasan-gagasan
yang terumus pada saat itu mencerminkan ungkapan aspirasi golongan 
tengah
dan lapisan bawah masyarakat  pendahulu  konservatisme, Liberalisme 
dan
Sosialisme. Didalam gerakan politik  melawan kekuatan reaksi feodal, 
lalu
muncul semboyan-sembaoyan umum, yaitu rasionalisme, kemajuan,
kebahagiaan, hak sama dan kebebasan.

Rasionalisme memperjuangan untuk kemajuan, kebahagiyaan, hak sama dan
kebebasan, mengisi gerakan umum untuk kebebasan demokratis yang
semakin berkembang. Mula-mula gerakan ini masih dilingkunggan 
kekuasaan
monarki. Kebebasan yang bertolak dari paham rasionalis mengenai 
peranan
dari nalar manusia telah direfleksikan dalam golongan tengah
antara abat 18 dan 19 dan berhasil mendominasi kehidupan dunia di 
negara
barat.
Golongan  yang berdasarkan pada kedudukan didalam sistim sosial dari 
sistim
produksi itu dikategorikan sebagai klas, yaitu klas kapitalis atau 
burjuasi,
yang
muncul sebagai klas baru dalam masyarkat.
Bersama-sama dengan lapisan luas masyarakat, burjuasi merupakan
kekuatan substansial dalam menggulingkan kekuatan lama feodal yang 
kemudian
menegakan Demokrasi sebagai kekuasaan baru.

Bersamaan waktu dengan lahir dan berkembangnya burjuasi serta 
kapitalisme,
lahir dan berkembang jugalah klas baru, yaitu klas buruh. Adapaun 
klas 
buruh
ini hidup selama padanya ada pekerjaan dan selama pekerjaannya 
mengembangkan
kapital. Klas buruh hidupnya menjual diri seperti barang 
dagangan.Mereka
hidupnya
terombang-ambing oleh gelombang persaingan dan oleh perubahan-
perubahan 
yang
terjadi  di pasar.

Didalam masyarakat kapitalis, klas buruh ditindas oleh burjuasi dan
kehilangan kebebasan.
Dari keadaan yang demikian inilah kemudian timbul gagasan-gagasan 
tentang
sosialisme.
Tingkat tertinggi dari gagasan-gagasan itu tercermin dalam apa yang 
dimakan
Marxisme,
yang dalam menghadapi idealisme telah mempersenjatai dirinya dengan 
apa 
yang
dinamakan
Materialisme Dialektika, yang dalam analisis sejarah berwujut 
Materialisme
Historis.
Materialisme Dialektis didasari pada teori yang menempatkan materi
(gejala alam dam masyarakat), sebagai faktor pertama dan mempunyai 
kedudukan
yang
primer. Sedangkan ide ditempatkan pada kedudukan yang sekunder.
Berlainan halnya dengan golongan idealis yang termasuk juga kaum 
rasionalis,
mereka
menempatkan ide (yang dalam hal ini adalah nalar manusia) 
ditempatkan 
pada
kedudukan
yang primer dan dianggap sebagai kekuatan yang menentukan  terhadap 
materi,
terhadap gejala alam dan gejala masyarakat.
Adanya perbedaan yang mendasar dari golongan yang materialis dan 
golongan
yang idealis
itu adalah bersumber pada filsafat mekanisme sejak dari jamannya Rene
Decartes sampai
Newton.
Ilmu pengetahuan yang baru dewsa ini telah meletakkan penilaian baru
terhadap ide dan materi
atau jiwa dan materi.

Jadi jiwa dan materi sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai dua 
kategori
yang berlainan,
melainkan  dipandang sebagai dua aspek yang berbeda dari suatu 
fenomena 
yang
sama.
Dalam biologi hubungan antara jiwa dan otak yang sejak jamannya 
Decartes
telah membingungkan
kalangan filosof, sekarang ini sudah menjadi jelas. Jiwalah yang 
memberikan
dinamika atas intern
selforganisation, sedangkan otak sebagai sistem biologis membantu
terwujudnya pemetasan
dinamika itu. Sesuai dengan perumusan teori sistem, seoreng pilosof 
bernama
Gregory Bateson
mendefinisikan jiwa adalah :-"sebagai suatu sistem fenomena yang 
menandai
adanya organ-organ yang
hidup pada  alam dan masyarakat"
Oleh karena itu kita harus memandang adanya faktor materi (gejala 
alam 
dan
masyarakat)
mempunyai nilai sama dengan adanya die (nalar manusia), untuk 
mencapai
tujuan tercapainya
Integral Politik, maka haruslah diadakan pembicaraan tentang  
perkembangan
selamjutnya dari adanya pengertian tentang die dan materi. Pola 
pikir 
inilah
yang akan saya
pergunakan dalam pemikiran untuk membuka alternatif baru bagi 
kehidupan
masyarakat di Indonesia.

SOSIALISME DAN SOSIAL DEMOKRASI:.
Didalam sejarah perkembangan masyarakat telah kita kenal adanya 
beberapa
kategori Sosialisme
yang ditampilkan oleh golongan-golongan atau klas.klas dalam 
masyarakat 
yang
berbeda-beda.
Untuk menarik klas buruh yang hidupnya tertindas dan sebagai jeritan 
akibat
dari kebangkrutan di
masa kejayaan lama, disamping terancamnya kehidupan masa depan, maka
golongan aristokrat tampil
dengan sosialisme yang disebut Sosilisme Feodal.
Golongan aristokrat bukanlan satu-satunya klas yang tergulingkan 
dalam
revolusi burjuis, sehingga
penghidupannya dalam masyarakat burjuis menjadi merosot.
Dinegeri-negeri dimana sivilisasi modern berkembang, lahirlah lapisan
burjuis kecil, yaitu suatu
lapisan masyarakat yang hidupnya mengambang antara buruh dan 
burjuasi.
Artinnya disatu pihak
mereka itu adalah burjuis dan dilain pihak karena kebangkrutannya, 
mereka
terpental jatuh menjadi
buruh dan bersekutu dengan kaum Tani.  Masyarakat inilah yang 
kemudian
menjadi sandaran bagi
burjuasi yang juga tidak  mau ketinggalan dalam menampilkan ide-ide
Sosialisme yang dewasa ini
tercermin dalam bentuknya SOSIAL DEMOKRSI (Sosialdemokrat).
Dalam bentuk politik praktis apa yang telah dilaksanakan oleh  
politik
Sosialdemokrat pada hakekatnya
adalah mewakili Kapitalisme dalam bentuknya yang samar-samar, 
terutama
kapitalisme monopoli.
Dalam hal ini mereka mengatakan, bahwa "Liberalisme menampilkan hak 
milik
dalam lingkup pengrajin
dan burjuis kecil, sedangkan Sosial Demokrasi mencakup lingkungan 
industri
besar dan kemanusiaan
Umum". Dalam hal ini mereka  menilai bahwa nagara adalah bukan 
sebagai 
alat
penindas,
melainkan sebagai "bentuk organisasi masyarakat yang berbudaya, 
sebagai 
alat
nasional untuk perbaikan
Sosial"  Ini telah dipraktekan misalnya di Swedia  dalam bentuknya
kekuasaan Politik Sosial Demokrasi
selama 44 tahun yang terputus pada tahun 1976.

Perbedaan  pandangan antara  Sosialisme denganan Sosial demokrasi
(Sosialdemokrat).
Sosialisme pada dasarnya bepijak pada hukum materialisme historis 
yaitu
materislisme
dialektis yang ditrapkan dalam analisa sejarah. Menurut pandangan
materialime historis
perjalanan pekembangan masyarakat itu tidak berhentai pada tingkatan
kapitalis saja.
Perkembangan masyarakat itu akan berjalan terus menerus, artinya
perkembangan
masyarakat prosesnya mengambil bentuk yang lama dinegasi dan diganti 
dengan
yang baru
dan seterusnya.  Materialisme Histori itu adalah yang pertama-tama
secara ilmiah menampilkan suatu teori tentang Sosialisme  yang 
mengatakan,
bahwa manusia
bekerja menurut kemampuannya dan menerima menurut hasil kerjanya ,  
sebagai
bentuk sistim
masyarakat penganti Kapitalisme.  Sekaligus teori tentang sosialisme 
ilmiah
itu membantah
berbagai teori khayalam tentang Sosialisme terutama membantah teori
Sosialisme a la
Sosial Demokrasi yang mempertahankan kelestarian
Kapitalisme.. -------BERSAMBUNG---
.
Salam perjuangan
Hudojo.