[Nusantara] "Ambon" <sea@ : Pemerintahan Lipstik

Reijkman Carrountel reijkman@europe.com
Fri Sep 6 03:17:03 2002


"Ambon" <sea@ : Pemerintahan Lipstik 
4 Sep 2002 00:12:59 +0200 

Pemerintahan Lipstik


NUNUKAN menjadi contoh bagaimana pemerintah bersikap ekstrem. Dari 
ekstrem
tidak peduli, sekarang menjadi ekstrem penuh perhatian. Akibatnya, 
eksesif.
Semula, tidak seorang pun pemimpin negeri ini yang mengambil inisiatif
mengunjungi Nunukan untuk melihat sendiri bagaimana nasib puluhan ribu
tenaga kerja Indonesia yang diusir dari Malaysia. Tidak Menteri Tenaga
Kerja, tidak Menteri Sosial, tidak Menteri Kesehatan, terlebih Presiden 
dan
Wakil Presiden.
Tetapi, sekarang para petinggi berlomba-lomba hendak ke sana sehingga
menimbulkan kerepotan luar biasa bagi pemerintah setempat. Bukan untuk
mengurus nasib rakyat yang sedang menderita, tetapi justru sibuk 
mengurus
para pejabat dari Jakarta yang mendadak sontak datang berkunjung.
Maka, yang terjadi ialah Nunukan menjadi panggung hebat untuk show. 
Panggung
pertunjukan bagi para pemimpin yang terlambat peduli atas nasib 
rakyatnya
sendiri, tetapi sekarang berubah seratus persen memperlihatkan 
perhatiannya.
Semua menteri terkait tiba-tiba bangkit dari tidur yang lelap dan 
panjang.
Bahkan, kepolisian pun mengambil lompatan jauh. Kepolisian Nunukan, 
yang
sebelumnya hanya berstatus kepolisian sektor, kini ditingkatkan menjadi
kepolisian resort. Setelah itu, entah institusi mana lagi yang 
tiba-tiba
menyusul mempromosikan level organisasinya di Nunukan. Yaitu, mengambil
keputusan kelembagaan yang bersifat permanen untuk mengatasi persoalan 
yang
sifatnya temporer.
Sikap ekstrem semacam itu memperlihatkan banyak sisi. Ia jelas 
menunjukkan
buruknya koordinasi. Yang diperlukan naiknya kapasitas darurat lembaga 
rumah
sakit, tetapi yang ditingkatkan lembaga kepolisian.
Ia juga memperlihatkan buruknya sense of proportion. Yang diperlukan 
lebih
banyak makanan dan air bersih, tetapi yang datang lebih banyak pejabat.
Maka, yang diurus di sana bisa jadi bukan nasib rakyat yang sedang
menderita. Melainkan, masalah makanan dan minuman untuk menjamu 
petinggi
negara. Yang sakit bertambah sakit, yang kenyang bertambah kenyang.
Semua kritik itu perlu disampaikan sebagai bekal bagi Wakil Presiden 
Hamzah
Haz yang hari ini berkunjung ke Nunukan. Bahwa kedatangan rombongan 
Wakil
Presiden bukanlah kunjungan untuk memeragakan kehebatan protokol, bukan 
pula
piknik singkat beberapa jam.
Datang sendiri ke lokasi masalah adalah berarti berada sangat dekat 
dengan
fakta. Melihat sendiri komplikasi permasalahan. Dan, karena itu, bisa
mengambil keputusan yang sangat dekat dengan fakta. Singkatnya, sebuah
keputusan cepat dan efektif.
Suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, pemerintah sekarang 
adalah
pemerintah yang tergolong lamban bergerak. Kelambanan ini tampak benar 
dalam
kasus Nunukan. Tetapi, kemudian bergerak ekstrem berubah menjadi sangat
responsif. Sesuatu yang bisa lebih berwatak permukaan, lebih bersifat
lipstik politik.
Puluhan ribu rakyat yang sekarang tersiksa di Nunukan itu jelas tidak
memerlukan lipstik dan kosmetik politik lainnya. Mereka juga tidak
memerlukan janji-janji surga. Mereka pun tidak memerlukan tontonan
kecanggihan protokoler kepresidenan.
Yang diperlukan ialah pemerintahan yang memang efektif mengatasi 
persoalan.
Efektivitas itulah yang sekarang ditunggu rakyat di Nunukan


-- 
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup