[Nusantara] "Olga nebo Sylvie Gondokusumo": BALI POST: Mega perlu Berkoalisi dengan Negara

Ra Penak edipur@hotmail.com
Fri Sep 6 03:18:02 2002


"Olga nebo Sylvie Gondokusumo":  BALI POST: Mega perlu Berkoalisi dengan 
Negara Eropa
4 Sep 2002 00:24:38 +0200

Berita-berita yang muncul di media cetak maupun elektronik tentang
bagaimana
Kabinet GR yang dipimpin oleh Mega-Haz itu menangani krisis TKI
serta mengenai motif serta timing kunjungan kenegaraan MSP terutama ke
JoŽburg untuk hadir pada KTT BUMI II, yang barang tentu sudah di
rencanakan jauh-jauh hari, kiranya mengkerdilkan upaya mereka yang
hanya
mendramatisasi nasib para TKI itu saja, yang memang amat mengenaskan.

Dramatisasi itu condong untuk mengambil "political capital" dari nasib
puluhan ribu TKI yang kena musibah dirantau orang. Musibah itu
seharusnya
kita tangani bersama. Yaitu baik oleh negara/pemerintah, sektor swasta
maupun oleh jajaran civil society, yakni ribuan ornop yang juga gigih.

Nasib malang yang menimpa para sdri dan sdr sebangsa itu seyogianya
tidak
dipakai untuk kepentingan kelompok sesaat. Ini tentu sangat jauh
dari ethics bermasyarakat maupun berpolitik. Nampaknya justru sebagian
mereka yg berpendidikan yang menjumpai kesukaran untuk menahan
rasa bencinya pada Pimpinan Nasional terkini, dan berbuat apa saja
untuk
mendiskreditkannya. Kritik adalah hak kita, namun character
assassination
adalah lain hal pula.

Semoga dimasa depan jangan terlalu gegabah untuk serta merta
menjelek-jelekan mereka yang sedang susah payah berupaya mengentaskan
negeri, bangsa serta negara kita dari keterjerembaban dan
keambruladulan.

Wassalam,  Bismo DG

Hari Ini ke KTT Bumi
Mega perlu Berkoalisi dengan Negara Eropa
Jakarta (Bali Post, Minggu, 1 September 2002) -

Presiden Megawati Soekarnoputri beserta rombongan, Minggu (1/9) ini,
pukul
13.00 WIB akan bertolak ke Johannesburg, Afrika Selatan untuk mengikuti
World Summit on Sustainable Development atau Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT
Bumi II). Rombongan kepresidenan dijadwalkan berangkat dari Bandara
Halim
Perdanakusuma dengan pesawat kepresidenan Airbus 330 GA.1.
Diperkirakan, pesawat yang membawa Presiden dan rombongan mendarat di
lapangan Angkatan Udara Waterkloof, Pretoria, pukul 20.00 waktu
setempat.
Begitu mendarat, rombongan langsung menuju tempat peristirahatan di
Hotel
Inter-Continental Sandton Sun Towerts.

Kunjungan Mega ke KTT Bumi II di Afsel tersebut merupakan tindak lanjut
dari
pertemuan Prepcom IV di Nusa Dua, Bali yang telah berlangsung pada 26
Mei
sampai 7 Juni 2002 lalu. Protes dan aksi demo terus dilakukan LSM/NGO
dari
sekitar 107 NGO dari seluruh dunia. Mereka menuduh pertemuan itu hanya
menjadi forum bagi negara-negara kaya untuk mempromosikan perdagangan
bebas
dan globalisasi bukan untuk menangani kemiskinan.

"Terlepas dari kritikan tersebut, KTT Bumi tetap harus ada. Itu tetap
penting," ujar pengamat politik luar negeri Dewi Fortuna Anwar di
Jakarta,
Sabtu (31/8) kemarin.

Bagaimanapun, kata Dewi, negara-negara berkembang seperti Indonesia
tetap
memerlukan perbaikan di bidang lingkungan hidup. Apalagi kalau
dikaitkan
dengan masalah hutan di Indonesia. Ia mengatakan, kebakaran hutan
terjadi
lagi di daerah Kalimantan, tentu pertemuan itu akan bermanfaat.
Dengan berkunjung ke sana, pemerintah Indonesia sedikit banyak akan
mendapat
bantuan dari negara-negara maju baik itu mengenai pendanaan maupun
program-program perbaikan hutan. Mega harus berkoalisi dengan
negara-negara
Eropa yang memang benar-benar peduli dengan lingkungan hidup.

"Indonesia akan mendapat dukungan karena hutannya luas. Misalnya
dilakukan
Debt nature swept yaitu diampuni utang Indonesia asalkan dengan
konsekuensi
pengelolaan hutan sesuai syarat negara maju," kata peneliti dari
Habibie
Centre ini.

Dewi mengatakan, kalaupun akan melakukan langkah-langkah tersebut,
pemerintah harus memiliki posisi tawar yang kuat, terutama dengan
Amerika
Serikat (AS) yang dikenal sebagai negara pemberi donor keuangan dunia
terbesar. Sebab, pemerintah AS sendiri tidak terlalu peduli terhadap
lingkungan hidup karena pemerintahnya didominasi oleh para kapitalis
besar.

Umumnya, kata Dewi, mereka merupakan pihak yang sangat besar andilnya
membuat polusi dunia. Karena itu, mereka tidak mau usahanya terganggu
oleh
kesepakatan-kesepakatan perbaikan lingkungan hidup melalui KTT Bumi
ini.

Lebih lanjut ia menegaskan, lepas dari kritikan terhadap kunjungan
Mega, ia
menilai kehadiran Mega ke KTT Bumi merupakan langkah positif untuk
menunjukkan diri bahwa bangsa Indonesia memiliki perhatian besar
terhadap
lingkungan hidup. (kmb4)



_________________________________________________________________
Chat with friends online, try MSN Messenger: http://messenger.msn.com