[Nusantara] "He-Man" <fokus@bd> : LAWAN !! Kampanye Pembantaian kalangan JIL

Ra Penak edipur@hotmail.com
Thu Sep 12 13:48:36 2002


"He-Man" <fokus@bd> : LAWAN !! Kampanye Pembantaian kalangan JIL
8 Sep 2002 06:59:14 +0700

Assalamu'alaikum wr wb

Saat ini beredar hadis yang disebarkan secara tidak bertanggung jawab
oleh Hartono Ahmad Jaiz dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII) yang ditafsirkan sepihak dan secara tidak bertanggung jawab
untuk menghalalkan pembunuhan terhadap kalangan yang menamakan
Jaringan Islam Liberal.

Kampanye ini juga disebarkan melalui media milis-milis islam untuk
menghasut ummat untuk melakukan pembunuhan terhadap golongan
yang tidak sepaham.Sejumlah netter seperti  Qomarul Zaman
<qomarul_zaman@hotmail.com> , ysupriono@trakindo.co.id ,
dan dudung sudrajat <dudungs@ami.co.id> bahkan mulai secara
intensif melakukan provokasi dan seruan pembantaian massal di
sejumlah milis internet seperti Sabili@ dan Isnet dengan mengeksploitasi
hadis tersebut

Karena itulah diharapkan ummat beragama untuk bersatu menghadapi
para teroris dan extrimis dari kelompok fundamentalis islam radikal ini
yang menghalalkan menumpahkan darah sesama manusia bahkan yang
seagama hanya karena perbedaan mazhab/paham.

Berikut kajian terhadap hadis tersebut yang diambil dari diskusi di
milis KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama-Kairo) untuk
sebagai pegangan bagi ummat agar tidak terprovokasi oleh pengeksploitasian
hadis tersebut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

--- In kmnu2000@y..., "He-Man" <fokus@b...> wrote:
>Assalamu'alaikum wr wb
>
>Saat ini kayaknya ada hadis yang jadi favorit sejumlah
>jama'ah buat hantam-hantaman dan menghalalkan darah
>sesama muslim , apa ada yang bisa mengkaji hadis ini
>
>"Pada akhir zaman akan muncul sekelompok orang yang
>berusia muda dan jelek budi pekertinya. Mereka
>berkata-kata dengan menggunakan firman Allah, padahal
>mereka telah keluar dari islam seperti melesatnya anak
>panah dari busurnya. Dimanapun kalian menjumpai
>mereka, maka bunuhlah mereka. Karena sesungguhnya
>orang yang membunuh mereka akan mendapatkan pahala di
>Hari Kiamat." (HR. Bukhari)
>
>Nggak tau hadis nomer berapa , tapi hadis ini sangat favorit
>sekali akhir-akhir ini dan menyebar dalam pengajian-pengajian ,
>maupun selebaran-selebaran sebuah kelompok Islam radikal
>untuk menghantam kelompok saingannya bahkan mereka
>menyerukan untuk menghabisi pengikut jama'ah saingannya
>tersebut.
>
>Kajian kritis tentang hadis ini cukup diperlukan karena kami
>menerima laporan tiga buah selebaran dengan tema berbeda
>yang mengutip hadis tersebut.

===============================

----- Original Message -----
From: "afs1609" <afs1609@yahoo.com>
To: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, May 25, 2002 4:12 AM
Subject: [kmnu2000] Re: Hadist favorit buat hantam-hantaman

DARI SAHIH BUKHARI:

Volume 9, Book 84, Number 64:
Narrated 'Ali:

Whenever I tell you a narration from Allah's Apostle, by Allah, I
would rather fall down from the sky than ascribe a false statement
to him, but if I tell you something between me and you (not a
Hadith) then it was indeed a trick (i.e., I may say things just to
cheat my enemy). No doubt I heard Allah's Apostle saying, "During
the last days there will appear some young foolish people who will
say the best words but their faith will not go beyond their throats
(i.e. they will have no faith) and will go out from (leave) their
religion as an arrow goes out of the game. So, where-ever you find
them, kill them, for who-ever kills them shall have reward on the
Day of Resurrection."

-----------
Volume 9, Book 84, Number 65:
Narrated 'Abdullah bin 'Amr bin Yasar:

That they visited Abu Sa'id Al-Khudri and asked him about Al-
Harauriyya, a special unorthodox religious sect, "Did you hear the
Prophet saying anything about them?" Abu Sa'id said, "I do not know
what Al-Harauriyya is, but I heard the Prophet saying, "There will
appear in this nation---- he did not say: From this nation ---- a
group of people so pious apparently that you will consider your
prayers inferior to their prayers, but they will recite the Quran,
the teachings of which will not go beyond their throats and will go
out of their religion as an arrow darts through the game, whereupon
the archer may look at his arrow, its Nasl at its Risaf and its Fuqa
to see whether it is blood-stained or not (i.e. they will have not
even a trace of Islam in them)."

-----------
Volume 9, Book 84, Number 66:
Narrated 'Abdullah bin 'Umar:

Regarding Al-Harauriyya: The Prophet said, "They will go out of
Islam as an arrow darts out of the game's body.'

-----------
Volume 9, Book 84, Number 67:
Narrated Abu Sa'id:

While the Prophet was distributing (something, 'Abdullah bin Dhil
Khawaisira At-Tamimi came and said, "Be just, O Allah's Apostle!"
The Prophet said, "Woe to you ! Who would be just if I were
not?" 'Umar bin Al-Khattab said, "Allow me to cut off his neck ! "
The Prophet said, " Leave him, for he has companions, and if you
compare your prayers with their prayers and your fasting with
theirs, you will look down upon your prayers and fasting, in
comparison to theirs. Yet they will go out of the religion as an
arrow darts through the game's body in which case, if the Qudhadh of
the arrow is examined, nothing will be found on it, and when its
Nasl is examined, nothing will be found on it; and then its Nadiyi
is examined, nothing will be found on it. The arrow has been too
fast to be smeared by dung and blood. The sign by which these people
will be recognized will be a man whose one hand (or breast) will be
like the breast of a woman (or like a moving piece of flesh). These
people will appear when there will be differences among the people
(Muslims)." Abu Sa'id added: I testify that I heard this from the
Prophet and also testify that 'Ali killed those people while I was
with him. The man with the description given by the Prophet was
brought to 'Ali. The following Verses were revealed in connection
with that very person (i.e., 'Abdullah bin Dhil-Khawaisira At-
Tarnimi): 'And among them are men who accuse you (O Muhammad) in the
matter of (the distribution of) the alms.' (9.58)


+++++++++++++++++++++++++++

Di atas ada beberapa terjemahan hadits BUkhari mengenai hadits yang
dikirim mas He Man, sayangnya di internet nggak ada DataBase bahasa
Indonesia jadi bahasa Inggris (ada yang tahu ngga Database hadits
terjemahan bahasa Indonesia?).

Kembali ke tema, saya agak heran kalau hadits ini justru digunakan
oleh kalangan Islam Radikal, karena ketika saya pertama kali ketemu
hadits ini justru saya teringat dengan mereka. Menurut saya kita
jangan terkungkung oleh kenyataan bahwa hadits ini digunakan untuk
kaum Khawarij, karena dalam hadits tersebut ada kalimat akhir zaman.
Tetapi idiom "panah yang nyasar" menghubungkan ke empat hadits
tersebut, jadi ke empat hadits tersebut berada dalam satu konteks,
bahkan Imam Bukhari sendiri menyusunnya berturutan yang menguatkan
argumentasi tersebut. Jadi maksud saya hadits nomor 64 (yang
digunakan buat hantam-hantaman) jangan dilepas dari keterkaitannya
dengan 3 hadits lainnya.

Sekarang kembali ke isinya, kalau kita banding-bandingkan sekarang
ini banyak timbul Neo-Khawarij yang ciri-cirinya tersebut dalam
hadits-hadits tersebut, meskipun saya yakin kaum ini nggak bakalan
mau disebut Neo-Khawarij. Saya baru agak sadar dengan psikologis
mereka setelah membaca Kimiyatus Saadatnya Imam Ghazali:

"Jika para Sufi mengatakan, bahwa ilmu agama yang berasal dari
belajar merupakan penghalang (hijab) bagi jalan Tasawuf, lalu kamu
membantahnya, maka lain kali jangan lagi membantahnya, karena hal
itu adalah benar ..........................................
Ketahuilah, sebab munculnya hijab terhadap jalan tasawuf adalah
sebagai berikut: Jika seseorang telah belajar akidah Ahlussunnah
serta ilmu kalamnya sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab
yang masyhur,  bahwa selain apa yang telah ia ketahui tidak ada
pengetahuan lainnya. Kemudian jika hatinya tersentuh sesuatu hal
yang baru maka ia berkata: 'Hal ini bertentangan dengan hal yang
telah saya pelajari, sedangkan apa-apa yang bertentangan dengan yang
telah saya pelajari adalah salah', maka bagi orang tersebut tidak
mungkin terbuka kebenaran hakikat. Ketahuilah bahwa rukun-rukun
akidah yang dipelajari adalah wadah bagi hakikat (kebenaran), bukan
hakikat itu sendiri. Pengetahuan (marifah) yang sebenarnya adalah
kemampuan untuk membedakan antara wadah tersebut dengan hakikat itu
sendiri, sebagaimana membedakan antara sumsum dengan tulang yang
meliputinya.
Maka dari itu kamu harus mengerti dan memahami pernyataan, bahwa
ilmu yang berasal dari belajar itu merupakan penghalang."

Dialog-dialog antara nabi Isa dengan Rabbi-rabbi Yahudi (kaum
Farisia?) dalam Injil bisa juga membantu kita menyelami problematika
ini.

Wassalam

Fahmi
==========================

----- Original Message -----
From: "ocHie" <ochie@softhome.net>
To: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Friday, May 24, 2002 10:52 PM
Subject: Re: [kmnu2000] Hadist favorit buat hantam-hantaman

Paling tidak, ana temukan tiga Hadits dalam "Fathul Bari bi Syarh Shahih
al-Bukhari" yang, sedikit banyak, kalo tak jeli penerjemahnya, senada dengan
penerjemahan di atas. Pertama dalam kitab "al-Manaaqib", bab "`Alaamatu
'l-nubuwwah fil Islaam", kedua alam kitab "Fadlaailu 'l-Qur'an", bab "Itsmu
man Raa'a bi Qiraa'at-i 'l-Qur'an aw Ta'akkala bih aw Fakhkhara bih", dan
ketiga dalam kitab "Istitaabatu 'l-Murtaddiin wal Mu'aanidiin wa
Qitaaluhum", bab " Qatlul Khawaarij wal Mulhidiin Ba'da Iqaamati 'l-Hujjah
'Alaihim". (Nomer Hadis, dari dua sumber yang ana lihat, berlainan. Ada yang
memberi nomer 3611/3342, 5057/4669, 6930/6418).

Saya translasikan dua di antaranya. Yang pertama diriwayatkan melalui 'Umar
'bnu Hafsh 'bni Ghiyaats...: Qaala 'Ali ra. "idzaa hadatstukum 'an
rasuulillaahi saw. hadiitsan, fawallaahi la'an akhirra min al-samaa'i ahabbu
ilayya min an akdziba 'alaihi. wa idzaa hadatstukum fii maa baynii wa
baynakum fainna 'l-harba khid'ah. wa innii sami`tu rasuulallaahi saw.
yaquulu: "sayakhruju qawmun fii aakhiri 'l-zamaan ahdaatsu 'l-asnaan,
sufahaa'u 'l-ahlaam yaquuluuna min khairi qawli 'l-bariyyah laa yujaawizu
iimaanuhum hanaajirahum yamruquuna min al-diini kamaa yamruqu 'l-sahmu min
al-ramiyyati, fa ayna maa laqiitumuuhum faqtuluuhum, fa inna fii qatlihim
ajran liman qatalahum yawma 'l-qiyaamah. (Point Hadis dimulai dari
"sayakhruju qawmun....")

Dan, yang kedua:

Haddatsana Muhammad-u 'bnu Katsir, akhbarana Sufyaan, Haddatsana al-A`masy
`an Khaitsamah `an Suwayd-i 'bni Ghafalah, qaala `Alii ra.: sami`tu
al-Nabiyya saw. yaquulu: "ya'tii fii aakhiri 'l-zaman qawmun hudatsaa'u
'l-asnaan, sufahaa'u 'l-ahlaam yaquuluuna min khairi qawli 'l-bariyyati
yamruquuna min al-islaam kamaa yamruqu 'l-sahmu min al-ramiyyati laa
yujaawizu iimaanuhum hanaajirahum; fa aynamaa laqiitumuuhum faqtuluuhum, fa
inna qatlahum ajrun liman qatalahum yawma 'l-qiyaamah".

Jika Hadis ini yang dijadikan sandaran dalam teks terjemahan di atas,
sebelum beranjak ke hal-hal lain yang lebih dalam dan jauh, ada kalimat yang
ana kurang setuju pada penerjemahannya. Terutama pada kalimat "sufahaa'u
'l-ahlaam" yang diterjemahkan dengan "jelek budi pekertinya". Kata Arab
dengan komposisi s-f-h pada asalnya diartikan al-khiffah wal harakah
(Khiffah = ringan, lemah, kurang hati-hati. Harakah = gerak, semangat). Ia
bisa diartikan dengan: 'mudah berubah', 'belum stabil'. Makanya, kata dengan
komponen huruf tersebut juga diartikan dengan "dliddu 'l-hilmi" = lawan
dewasa, berarti masih kecil, belum baligh/dewasa. Karena pada usia tersebut
pendirian seseorang masih gampang berubah dan gampang terpengaruh. Itu arti
kata s-f-h secara bahasa. Untuk penggunaan selanjutnya, kata s-f-h banyak
digunakan untuk merujuk pada aktifitas akal dan otak; kurang akal, lemah
pemahaman, tolol, pandir, idiot, dan sejenisnya. Kata ini selanjutnya sering
berarti bodoh, tolol, kurang akal, lemah pemahaman, pandir dan tak mengerti.

Kata-kata 'safiha', 'safaha', 'safahah', 'safiih', dan 'sufaha' yang
terdapat dalam ayat-ayat al-Qur'an bisa diartikan dengan pengertian di atas
(dalam al-Baqarah, ayat 13 kata 'sufahaa' diartikan 'fools', orang-orang
bodoh; al-Baqarah, 282, kata 'safiihan' diartikan 'poor understanding',
lemah akalnya, lemah pemahamannya; kata 'sufahaa' dalam al-Nisa', ayat 5
diartikan 'foolish', belum sempurna akalnya, belum baligh, belum dewasa;
kata 'safahan' dalam ayat 140, surat al-An'am diartikan 'foolishly', dengan
bodoh, ketololan; kata 'safaahah' dalam ayat 66 dan 67, surat al-A'raf
diartikan 'foolishness', kurang akal, tolol)

Yang mendukung, lagi, dari kata s-f-h berarti aktifitas akal yang lemah,
lemah pemahaman, bodoh atau tak mampu menggunakan otaknya adalah penjelasan
dalam 'Fathul Bari', bahwa yang dimaksud dengan kata 'al-ahlaam' di situ
adalah 'al-aql'. Sehingga 'sufahaa'u 'l-ahlaam' sama dengan 'sufahaa'u
'l-'aql', lemah akalnya, lemah pemahamannya, buruk kinerja otaknya, bodoh,
tak menggunakan akal... dst.

Bagi saya, Hadis di atas bisa diterjemahkan: "Pada akhir zaman akan muncul
suatu kelompok, masih muda, lemah pemahamannya/belum matang pemikirannya,
mereka berkata-kata menggunakan al-Qur'an (lebih umum, dalil-dalil agama),
mereka menyimpang dari agama/Islam (kebenaran, ketaatan) sebagaimana anak
panah melenceng dari sasaran. Iman mereka tak melewati tenggorokannya
(maksudnya: hanya perkataan tak sampai ke hati). Maka di mana pun kau temui
mereka maka perangilah/lawanlah. Sesungguhnya orang yang memerangi mereka
akan mendapat pahala di hari Kiamat".

(Jika diterjemahkan 'anak panah melesat dari busurnya', kemungkinan si
penerjemah meraba-raba artinya. Karena busur dalam bahasa Arab biasanya
dipakai kata 'qaws', bukan ramiyyah)

Saya setuju dengan mereka yang mengartikan q-t-l dengan 'perang' atau
'lawan', bukan bunuh. Perang di sini cakupannya bisa lebih luas, bisa perang
argumen, debat, perang pemikiran, perang pena, dan perang pendapat, bukan
melulu perang berarti membunuh dan menghalalkan darah orang lain. (Bahkan
dalam Hadis di atas, saya cenderung mengartikan q-t-l di sini dengan
berjuang untuk mendidik atau meluruskan anak yang masih belum baligh/ingusan
tersebut :-)) Pemahaman seperti ini mendapat pembenaran dari banyak
ayat-ayat al-Qur'an dan akal; bagi mereka yang mau menggunakan akalnya.
Sebagai contoh, ayat ke 9 dari surat al-Hujarat: 'wa in thaaifataani min
al-mu'miniina 'qtataluu fa ashlihuu bainahumaa. Fa in baghat ihdaahumaa `ala
'l-ukhraa faqaatiluu 'l-latii tabghi hatta tafii'a ilaa amrillah. Fa in
faa'at fa ashlihuu baynahumaa bil 'adli wa aqsithuu. Innallaaha yuhibbul
muqsithiin.

Memerangi dalam ayat tersebut tidak sampai kepada taraf membunuh. Soalnya,
kalo sampai mereka terbunuh bagaimana mungkin mereka akan kembali ke jalan
Allah (hattaa tafii'a ila amrillah. Fa in faa'at fa ashlihuu). Lagian, kita
semua tahu, seorang Muslim tak dibenarkan membunuh saudaranya sesama Muslim.
Dan... ukuran muslim tidak susah. Mereka yang telah mengucapkan syahadat,
maka tak dibenarkan membunuhnya. Nggak ada paksaan harus saleh sebagai orang
Muslim. "minna al-shalihuun wa minnaa duuna dzaalik (dalam bahasa Jinnya
seperti itu, kayaknya :-) " Muslim yang nggak saleh adalah Muslim yang belum
menyadari dirinya sebagai seorang Muslim. Kita sebagai sodaranya punya
kewajiban menasehati, wa tawaashaw bi 'l-haq, wa tawaashaw bi 'l-shabr.

Istilah yang pasti membunuh, paling tidak, perang senjata dalam al-Qur'an
adalah 'safku 'l-dima', penumpahan darah, sementara untuk istilah 'qatala'
masih umum, belum tentu menumpahkan darah, menghilangkan nyawa.

Jika Hadis di atas pengin diambil hukum umumnya, maka Hadis dengan pemahaman
seperti di atas bisa di alamatkan kepada siapa saja, termasuk kita-kita,
terutama yang masih muda-muda (meskipun sudah baligh, mimpi berkali-kali
;-), kayak saya ini..... he..eh.e.e.e..e

Namun jika Hadis di atas dipahami secara sempit, maka dari redaksi yang
diucapkan oleh Sayyidina `Ali, sepertinya Hadis di atas ditujukan kepada
Kaum Khawarij. Penempatan Hadis dalam bab tersebut (qatlul khawarij) bisa
ditemukan dalam 'Fathul Bari'. Terserah mana yang akan diambil. Mo yang umum
atau yang khusus. Untuk mengkhususkan Hadis ini kepada suatu kelompok
tertentu harus didukung dengan syarat-syarat lain seperti yang terdapat
dalam redaksi lain oleh perawi lain, semisal kelompok tersebut rajin
beribadah melebihi kelompok kebanyakan (sok rajin:-), memahami ayat secara
lahiriah, dalam kelompok ditemukan orang yang satu tangannya berlengan lebih
pendek, merasa keyakinannya paling benar, dan seterusnya.

Hadis di atas tak bisa dengan seenaknya dialamatkan kepada suatu kelompok
tertentu. Seandainya ada suatu kelompok yang memaksakan Hadis tersebut untuk
dialamatkan kepada kelompok lain, tanpa disertai ciri-ciri dan syarat-syarat
yang pernah (dan disebutkan dalam beberapa riwayat) ada dalam pelaksanaan
Hadis tersebut, maka, mengutip ucapan Sayyidina `Ali ra., saya katakan
"kalimatun haq uriida bihaa baathil". Kita punya kewajiban menasehati dan
membenarkan kekeliruan ini. Suer!!


Sebenarnya masih banyak yang pengin saya koar-koarkan, namun.... ini dulu
lah!!


Salam,

ocHie

ps: Oh ya, spesialisasi saya bukan jurasan Hadis wa 'Ulumuh, tapi Syari'ah
wa Qanun (yang insyaallah pasti diajari Qur'an dan Hadis :-), so.... bagi
teman-teman yang punya spesialisasi ilmu Hadis harap sudi mengoreksi tulisan
di atas.

Di milis kmnu2000 ini ada Kang Habiburrahman yang bangga sekali dengan
jurusan Hadis wa `Ulumuhnya, so, saya banyak berharap kepada orang seperti
beliau ini dalam masalah Hadis. Correct me please.

(Note: untuk kata foolish dalam Inggris, sinonim yang saya temukan adalah:
Synonyms: foolish, silly, fatuous, absurd, preposterous, ridiculous,
ludicrous. These adjectives are applied to what is so devoid of wisdom or
good sense as to be laughable. Foolish, the least emphatic and derogatory,
usually implies poor judgment or lack of wisdom or soundness: a foolish
young fellow; a foolish expenditure of time and energy. Silly suggests lack
of point or purpose: a silly argument; silly mistakes; suggestions that
aren't brilliant but aren't silly either. Fatuous applies especially to what
is foolish in a vacuous, smug, and unconscious way: seems to take pride in
making fatuous remarks. Absurd, preposterous, ridiculous, and ludicrous
apply to what is risible because of a departure from reason, logic, or
common sense: It would be absurd for us both to drive, since we're headed
for the same destination. Preposterous describes what is contrary to reason
or sense: "It would be preposterous to take so grave a step on the advice of
an enemy" (J.A. Froude). Ridiculous refers to what inspires ridicule:
"Clara's conceited assumption of a universal interest in her dull children
was ridiculous" (Arnold Bennett). Ludicrous applies to what causes scornful
laughter: It is ludicrous to call a simple split-level house a mansion.

The American Heritage® Dictionary of the English Language, Third Edition
copyright © 1992 by Houghton Mifflin Company. Electronic version licensed
from InfoSoft International, Inc. All rights reserved.



========================


----- Original Message -----
From: "afs1609" <afs1609@yahoo.com>
To: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, May 25, 2002 4:12 AM
Subject: [kmnu2000] Re: Hadist favorit buat hantam-hantaman


----- Original Message -----
From: "Agus Haryono" <haryono@divre2.telkom.co.id>
To: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Friday, May 24, 2002 9:59 AM
Subject: Re: [kmnu2000] Hadist favorit buat hantam-hantaman

Hadist tersebut terdapat dalam Kitab Fathul bari juzu' XV
halaman 315 seperti ditulis oleh K.H Siradjuddin Abbas dalam
bukunya I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah. Tetapi dalam buku
tersebut K.H Siradj mengartikan hadist tersebut seperti ini
"Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang-orang yang
berpaham jelek. Mereka banyak mengucapkan perkataan "Khairil
Bariyah" (maksudnya firman-firman Tuhan yang dibawa oleh
Nabi). Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka.
Mereka keluar dari agama sebagai meluncurnya anak panah dari
busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah
mereka".

Dalam buku itu dijelaskan maksudnya ialah mereka banyak
ngomong Hadits dan Quran, tetapi mereka tidak beragama,
tidak sembahyang, tidak puasa dan tidak menjalankan tuntunan
agama.

Demikian sekilas informasi

=============================


----- Original Message -----
From: "afs1609" <afs1609@yahoo.com>
To: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, May 23, 2002 4:35 AM
Subject: [kmnu2000] Re: Hadist favorit buat hantam-hantaman

Para tabiin biasanya menisbahkan hadits ini kepada kaum Khawarij.
Redaksinya bukan hanya hadits di atas saja, ada beberapa lainnya
(yang saya pernah lihat dari sebuah buku mengnai tanda-tanda hari
kiamat ada 4 hadits yang mengandung perkataan "seperti melesatnya
anak panah dari busurnya."). Dan dari beberapa hadits tersebut
tercantum bahwa Rasulullah mengatakan bahwa para sahabat akan kagum
dengan cara beribadah kaum tersebut yang khusyu dan rajin.

Jadi saya kira malahan hadits ini bisa berlaku untuk kaum yang rajin
beribadah dan membaca Quran tetapi selalu berburuk sangka terhadap
jamaah kaum muslimin serta merasa selalu benar ---> tanda-tanda kaum
Khawarij, lebih lengkapnya lihat:
http://www.assunnah.or.id/artikel/masalah/34khawarij_cetak.php

Wassalam

Fahmi

=================

----- Original Message -----
From: "A.S. F. Alkaf " <babahpmt@iitr.ernet.in>
To: "afs1609" <afs1609@yahoo.com>
Cc: <kmnu2000@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, May 23, 2002 2:08 PM
Subject: Re: [kmnu2000] Re: Hadist favorit buat hantam-hantaman

Inilah pemahamanku:
Iman itu bisa dimengertikan dengan Ilmu,
Tidak melewati tenggorokan.. berarti kadar keilmuannya rendah, sebatas
ilmu mulut, bukan ilmu hati dan ilmu amal,
Ilmu mulut hanya bersifat informasi yang tidak diyakini oleh si
pemiliknya,
tidak diyakini karena dia sendiri belum mengkajinya secara baik,
sesuatu yang masih dimulut mudah untuk dimuntahkan, dimuntahkan untuk
menilai orang lain atau dimuntahkan untuk dibuang sama sekali,
Karena itu,
dia akan mudah menuduh orang lain yang tidak pas dengan ILMU MULUT yang
dia sendiri tidak mengerti betul, kedua:
dia akan mudah murtad dari wacana keilmuan itu, karena ia tidak mengerti
apapun dengan ILMU itu,
Keduanya dapat terjadi dengan begitu mudah seperti anak panak lepas dari
busurnya.
Pendapatku: Kebanyakan dari kita masih dalam kategori empunya ilmu yang
seperti begitu; Terbukti keilmuan kita tidak menjadikan diri kita arif dan
bijaksana; Bukankah sunnatullah terhadap ILMU adalah dijadikan sebagai
Pemakmur Alam yang telah Allah ciptakan, bukan sebaliknya sebagai
Penghancur dan Perusak Kedamaian.
Wallahu a'lam
Asep Sofwan



_________________________________________________________________
Join the world’s largest e-mail service with MSN Hotmail. 
http://www.hotmail.com