[Nusantara] "Ambon" <sea@sw> : Pernyataan Mega Mengecewakan
Ra Penak
edipur@hotmail.com
Thu Sep 12 13:48:55 2002
"Ambon" <sea@sw> : Pernyataan Mega Mengecewakan
7 Sep 2002 22:25:07 +0200
Media Indonesia
Minggu, 8 September 2002
Pernyataan Mega Mengecewakan
JAKARTA (Media): Kalangan pers menyatakan kekecewaan terhadap
pernyataan
Presiden Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan persoalan tenaga kerja
Indonesia (TKI) hanya dibesar-besarkan pers.
Wartawan senior Rosihan Anwar menyatakan Megawati semestinya tidak
perlu
menyatakan kritikan itu. ''Kritik tersebut tidak pantas dan tidak layak
diucapkan oleh seorang presiden, sementara nasib ribuan TKI masih
terlunta-lunta,'' ujarnya.
Pers, sambungnya, hanya menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
mengingatkan pejabat pemerintah yang tidak tanggap. Rosihan
menambahkan,
pada masa sulit zaman dulu pemimpin seperti Bung Karno dan Bung Hatta
selalu
menunjukkan empati terhadap nasib rakyat yang sedang susah.
Presiden Megawati, lanjut Rosihan, seharusnya menunjukkan sikap empati.
Tetapi, kenyataannya justru melawat ke luar negeri dan menunjukkan
ciri-ciri
pemimpin yang tidak boleh dikritik.
''Dalam hal ini salah sekali dan tidak layak kalau mengatakan pers
berlebihan dalam menyebutkan soal TKI. Soal TKI adalah soal yang tidak
kecil, harga martabat bangsa juga ikut dipertaruhkan,'' tegasnya.
Ketika berada di Johannesburg, Afrika Selatan, Megawati menyatakan soal
pemulangan TKI dari Malaysia adalah tanggung jawab pemerintah daerah
asal
TKI. Kemudian, Presiden juga menyatakan pers membesar-besarkan soal TKI
(Media, 6/9)
Pakar komunikasi UI, Ade Armando, pun mengatakan pernyataan Megawati
itu
sangat mengecewakan karena seorang pemimpin justru menyalahkan media
massa,
bukan melihat fakta-fakta yang ada. ''Pernyataan Presiden sangat
mengecewakan. Kalau dalam bahasa Inggris, istilahnya kill the
messenger.
Artinya, membunuh si pembawa pesan, bukannya melihat fakta-fakta yang
ada,''
kata Armando kepada Media, kemarin.
Ade yang juga staf pengajar di FISIP UI mengatakan hal itu menunjukkan
Megawati memiliki cara berpikir sempit dan kecenderungan seperti mantan
Presiden Soeharto yang tidak bisa menerima kritik.
''Presiden Megawati seharusnya melihat hal ini untuk memperbaiki
keadaan
akibat kesalahan yang dilakukan pemerintah. Jangan memandang
seolah-olah
media massa ingin menjatuhkan kedudukannya,'' tukasnya.
Ade berharap pemberitaan masalah TKI secara terus-menerus bisa
mendorong
pemerintah untuk bertindak cepat mengingat korban meninggal tidak
sedikit.
''Moga-moga dengan diberitakannya masalah TKI ini bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi pemerintah untuk melakukan tindakan,'' katanya.
''Pemberitaan masalah TKI di media harus dilihat justru untuk
memperbaiki
keadaan. Kalau tidak diberitakan, tidak ada reaksi,'' tambahnya.
Bisa dilihat di tv
Sedangkan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo/Koran Tempo Bambang Harimurti
mengaku kecewa berat dengan pernyataan Presiden Megawati. ''Kalau media
cetak membesarkan-besarkan, Ibu Mega bisa melihat media televisi yang
menggambarkan secara jelas kondisi yang sebenarnya. Pernyataan Ibu Mega
menunjukkan bahwa dia hanya mendengarkan laporan orang-orang
dekatnya,''
kata Bambang kepada MetroTV.
Demikian juga dengan Pemimpin Redaksi Harian Umum Republika Yayat
Supriatna.
Dia mengatakan Megawati harus segera mengoreksi pernyataannya yang
menyudutkan pers dalam permasalahan TKI.
''Seharusnya Megawati berterima kasih terhadap informasi yang selama
ini
sudah kita sampaikan mengenai kondisi TKI. Jadi, kita sebagai kalangan
pers
justru heran terhadap sikap pemerintah, khususnya Presiden Megawati,''
tegas
Yayat saat dihubungi Media, kemarin.
Koreksi pernyataan itu, lanjutnya, terkait dengan pertanggungjawaban
selaku
pejabat publik. Karena, sambungnya, pernyataan itu berkaitan dengan
tugas
yang seharusnya dilakukan pemerintah. ''Jadi, kita sangat
memprihatinkan
sikap pemerintah yang kelihatannya hendak menyalahkan pers atas
kelambanan
pemerintah dalam menuntaskan persoalan TKI,'' ujarnya.
Sejauh ini, sambungnya, pemerintah belum melakukan perbaikan yang
signifikan
terhadap nasib TKI. ''Rakyat pasti sudah menilai kalau pemerintahan
sekarang
ini selalu terlambat dalam menangani permasalahan yang menimpa
rakyatnya.
Kalaupun ada aksi yang dilakukan, justru menimbulkan kontroversi,''
katanya.
Padahal, lanjutnya, pers telah melakukan tugas untuk menyampaikan
informasi
ke publik mengenai kondisi TKI. Tetapi, tetap tidak tampak upaya
perbaikan
kondisi yang signifikan dilakukan pemerintah.
Sementara itu, Senior Manager Pemberitaan Liputan 6 SCTV Don Bosco
Selamun
mengatakan tidak ada hubungan antara pemberitaan media dan kegagalan
pemerintah dalam kasus TKI. Pemerintah, imbuhnya, harusnya berterima
kasih
dengan adanya pemberitaan media.
''Dengan adanya pemberitaan itu, pemerintah bisa mengetahui kalau sudah
ada
puluhan ribu TKI yang terusir dari Malaysia. Kasus ini adalah kondisi
darurat sehingga pemerintah harus serius menanganinya,'' ujarnya.
(CR-18/HR/X-7)
_________________________________________________________________
Send and receive Hotmail on your mobile device: http://mobile.msn.com