[Nusantara] Juwono Sudarsono : Islam Indonesia Tak Bisa Dibajak Ideologi Ekstrem
Reijkman Carrountel
reijkman@europe.com
Sat Sep 14 10:12:15 2002
Islam Indonesia Tak Bisa Dibajak Ideologi Ekstrem
Juwono Sudarsono SM/dok
JAKARTA- Pakar politik Prof Dr Juwono Sudarsono mengemukakan, setelah
Peristiwa 11 September 2001 Islam dan keislaman masyarakat Indonesia
tidak
akan bisa dibajak kepentingan ideologi ekstrem yang menentang reformasi
dan
penyusunan kembali tata dunia yang lebih baik.
Sudarsono yang menjadi panelis dalam diskusi "Islam and The West: One
Year
After September 11 2001" di Jakarta, Kamis, mengungkapkan bahwa Islam
di
Indonesia memiliki perbedaan dengan Islam yang berkembang di Timur
Tengah
dalam hal kesediaan menerima pengayaan dari globalisasi dan
penerjemahan
yang relatif lebih liberal kitab Alquran.
Dalam diskusi bertepatan dengan Peristiwa 11 September 2001 yang
menewaskan
sekitar 4.000 orang multibangsa itu atas Gedung WTC di New York itu,
dia
juga mengutarakan, di Indonesia segala sesuatu yang terjadi di Timur
Tengah
sangat cepat berubah menjadi masalah domestik secara strategis,
ekonomis,
politis, dan bahkan dalam hal masa depan.
Islam dan keislaman masyarakat Indonesia, ujarnya, mempunyai kelenturan
terhadap globalisasi lantaran juga didasarkan pada nilai-nilai tradisi
domestik yang berbaur dengan budaya mancanegara.
"Namun mayoritas masyarakat Islam Indonesia meyakini, bisa berdialog
secara
kaya dan konstruktif tentang apa yang terjadi terhadap pimpinan umat di
seluruh dunia sekaligus mereformasi secara damai globalisasi yang
didominasi
AS."
Indonesia, dalam pandangan Sudarsono, berpengalaman beberapa kali
dengan
pergerakan ekstremis kanan yang mendesak pemberlakuan secara ideologis
nilai-nilai syariat pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an.
Dia menyorot secara khusus penyebab kebencian terhadap AS yang merasuk
ke
dalam diri semua pendukung Al-Qaedah dan pengikutnya. Dia berpendapat,
karena negara adidaya itu mendominasi segala aspek kehidupan masyarakat
dan
elite di Timur Tengah dan dunia.
"Kenyataan demikianlah yang menjadikan Usamah bin Ladin menentang
pemerintahan negara-negara Arab yang telah menjadi munafiqun sejak
mereka
menerima banyak sekali dukungan dari AS."
Usamah bin Ladin yang diklaim AS dan konco-konconya bertanggung jawab
atas
Peristiwa 11 September 2001, ucapnya, bertujuan utama untuk
memolarisasikan
dunia Islam untuk mengembalikan moralitas religinya ke dalam
nilai-nilai
syariat Islam yang sebenar-benarnya.
"Faktanya, AS bukan target utama tujuan melainkan karena negara itu
merupakan penjelmaan paham agama lain yang telah mendukung banyak
negara-negara Arab. Karena itu, dia ingin memberi pelajaran."
Usamah bin Ladin dengan ideologi di dalam organisasi Al-Qaedah,
kemudian
menyerap dan mengaplikasikan penerjemahan cara faksi ekstrem Salafis
yang
bertekad menyebarkan ajaran Nabi semurni-murninya.
Dalam pandangan faksi paling ekstrem dari Salafis itu, merupakan satu
tugas
kaum fanatik untuk memerangi dengan cara-cara keras terhadap
pemerintahan
negara-negara yang tidak mau menerapkan nilai-nilai syariat secara
murni.(ant-60j)
--
__________________________________________________________
Sign-up for your own FREE Personalized E-mail at Mail.com
http://www.mail.com/?sr=signup