[Nusantara] Panglima TNI: Al-Qaeda Ada di Indonesia

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Sep 19 10:00:14 2002


Panglima TNI: Al-Qaeda Ada di Indonesia
Berusaha Membunuh Presiden Megawati dan Lakukan
Pengeboman

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto
menegaskan, dari 
hasil
laporan sementera intelijen sekarang ini, diperoleh
indikasi jaringan
Al-Qaeda ada di Indonesia, termasuk rencananya untuk
membunuh Presiden
Megawati Soekarnoputri. Untuk itu, kewajiban Mabes
TNI, Badan Intelijen
Negara, dan Polri untuk menindaklanjutinya.
"Kami mencoba membantu aparat yang ada untuk
membuktikan apakah betul
indikasi itu mempunyai fakta atau tidak. Sampai hari
ini, kami masih 
terus
membuktikan tentang masukan dari pihak Amerika itu,"
kata Panglima 
menjawab
wartawan di Jakarta, Rabu (18/9) pagi.
Ketika ditanya seberapa serius ancaman untuk membunuh
Presiden dan
antisipasinya, Panglima TNI mengatakan, ada atau tidak
ada ancaman 
seperti
itu, Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) akan
melakukan pengamanan
terhadap kepala negara secara maksimal.
Endriartono menjelaskan, informasi tentang adanya
jaringan Al-Qaeda
merupakan hasil pemeriksaan terhadap Umar al Farouq
yang semula 
tertangkap
di Indonesia dan sudah diserahkan kepada otoritas
Amerika Serikat. 
"Memang
dari informasi tersebut ada kegiatan Al-Qaeda di
Indonesia," tegasnya.
Mengutip pengakuan Al Farouq, Panglima TNI
mengungkapkan, Al-Qaeda 
sudah
mempunyai sejumlah jaring kegiatan yang telah
dilaksanakan maupun 
misinya
yang masih rencana.
Di antara yang terlaksana yakni pengeboman di Atrium
Senen dan Mesjid
Istiqlal. Namun TNI akan melihat dan menelusuri
kembali, apakah betul
berbagai peristiwa yang meresahkan itu hasil kerja
Al-Qaeda.
Sementara Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi
Makbul 
Padmanagara
menjawab Pembaruan, Rabu (18/9) siang, di Jakarta,
mengemukakan, tim
penyidik Polda Metro Jaya tidak pernah menemukan data
adanya rencana
membunuh Presiden Megawati yang dilakukan oleh
Al-Qaeda.
Tim penyidik hanya mengetahui, Dhani, warga negara
Malaysia yang 
merupakan
salah seorang pelaku peledakan di Atrium merupakan
anggota mujahidin di
negaranya. Tersangka juga anggota kelompok garis keras
yang dipimpin 
Imam
Samudra dan Hambali.
Imam dan Hambali, keduanya warga negara Indonesia,
masih terus diburu 
oleh
Reserse Polda Metro Jaya dan Mabes Polri. Dari Dhani
diketahui, kedua
buronan itus ingin mengacaukan situasi keamanan di
beberapa kota, 
termasuk
Jakarta.
Sumber Pembaruan di Mabes Polri yang memeriksa
beberapa orang teroris 
yang
ditangkap di Malaysia menyebutkan, di antara mereka
ada yang pernah
meledakkan beberapa gereja di Batam pada malam Natal
1999.
Sebelumnya, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono
mengakui, Omar Al 
Farouq
memang ditangkap di Indonesia dan kemudian diserahkan
kepada pihak
internasional. Penangkapan tersebut merupakan hasil
kerja sama dengan
intelijen internasional. ''Karena ia bukan warga RI
kemudian diserahkan 
ke
pihak internasional untuk diproses secara hukum,''
ujarnya.
Indonesia sedang melakukan penyelidikan dan
langkah-langkah yang sesuai
dengan hukum yang berlaku di sini untuk menjelaskan
apakah operator
Al -Qaeda masih bergerak di Indonesia. Pemerintah
tidak akan memberi
komentar sampai kesimpulan intelijen terbukti sah.
Majalah Time edisi pekan ini menurunkan artikel
tentang pengakuan 
Farouq
yang ditangkap tiga bulan lalu. Laporan dikompilasi
dengan investigasi 
Time
tentang jaringan terorisme di Asia Tenggara.
Omar al-Farouq (31 tahun) tinggal di Cijeruk bersama
keluarga dari 
isterinya
Mira Agustina (24 tahun) sejak tahun lalu. Diketahui
ia memiliki KTP 
Ambon.
Menurut sang isteri, ia menghilang sejak bulan Juni.
Farouq ditangkap 
pihak
aparat pada 5 Juni di sebuah mesjid dekat Bogor. Tiga
hari kemudian
dideportasi ke pangkalan udara AS di Bagram,
Afghanistan, tempat para
penyelidik DInas Intelijen AS (CIA) menginterogasi
para tersangka 
anggota
jaringan Al-Qaeda.
Menurut dokumen rahasia CIA dan laporan intelijen di
regional yang 
diperoleh
Time, para petinggi AS punya alasan meyakini al Farouq
adalah salah 
satu
representatif utama kelompok Osama Bin Laden di Asia
Tenggara.
Dalam ringkasan wawancara CIA, Farouq mengaku sebagai
representatif 
senior
Al Qaeda di Asia Tenggara. Dua seniornya Abu Zubaydah
dan Ibn al-Shaykh
al-Libi memerintahkannya untuk menyiapkan rencana
serangan 
besar-besaran
terhadap kepentingan AS di Indonesia, Malaysia,
Filipia, Singapura,
Thailand, Taiwan, Vietnam dan Kamboja.
Al Farouq mengaku kepada CIA ia membantu Agus Dwikarna
membangun Laskar
Jundullah untuk mengkampanyekan pembentukan negara
Islam dan terlibat 
dalam
penyerangan di desa-desa di Sulawesi tengah. Bulan Mei
1999, ia bertemu
beberapa rekan di sebuah vila di Jawa Barat dan
menyiapkan rencana
pembunuhan Megawati Soekarnoputri, yang waktu itu
merupakan calon kuat
presiden.
Rencana itu mencakup pembelian senjata di Malaysia dan
Filipina tetapi
persenjataan gagal diselundupkan ke Indonesia. Tahun
lalu, rencana
pembunuhan kedua terhadap Megawati dengan peledakan
bom kembali gagal.
Rencananya, peledakan bom dilakukan dalam sebuah
pertemuan Mega dan
tokoh-tokoh partai. Namun, gagal karena yang orang
yang ditugaskan
kehilangan kaki setelah bom yang dibawa meledak lebih
awal di Atrium 
Senen,
Agustus 2001.
Secara terpisah Wakil Sekjen PDI Perjuangan Pramono
Anung mengatakan,
pengamanan untuk presiden dan wakil presiden (Wapres)
harus lebih
ditingkatkan, menyusul berita majalah Time dari sebuah
dokumen CIA 
(Badan
Intelijen AS) yang menyebutkan jaringan Al-Qaeda
berencana membunuh 
Presiden
Megawati.
"Kami berharap aparat keamanan ekstra hati-hati dalam
pengamanan 
presiden
dan Wapres karena bagaimanapun Megawati menjadi
penting untuk kita 
semua.
Bukan karena Mbak Mega adalah ketua umum PDI-P, tetapi
Megawati adalah
presiden," kata Pramono seusai rapat partainya di
Lenteng Agung, 
Jakarta,
kemarin.
Dia menejaskan, pengurus pusat telah membaca dan
menunggu, apakah 
berita
tentang rencana pembunuhan yang ditujukan kepada
Megawati itu benar 
atau
tidak. Bila itu benar, lanjutnya, DPP juga harus
introspeksi diri dan
konsolidasi, terutama mengenai pengamanan Megawati
selama di kantor 
DPP.
Wapres Hamzah Haz meminta informasi lengkap soal
jaringan Al Qaeda dan 
warga
Kuwait Umar Al Farouq yang kabarnya ditangkap di
Indonesia dan pernah
merencanakan akan membunuh Megawati Soekarnoputri.
"Kalau ada bahan segala macam berikan kepada
pemerintah," kata Wapres 
di
Jakarta, Selasa.
Dia meminta masyarakat agar tidak cepat berprasangka
buruk sebelum ada
fakta, setelah mencuatnya informasi CIA mengenai
jaringan Al Qaeda di 
negeri
ini. "Jika mereka membuat kekacauan maka aparat
pemerintah segera
menangani," kata Wapres. (M-11/U-2/Y-5/Y-2)


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com