[Nusantara] Tajuk Republika : Lagi, soal teroris

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Sep 20 13:00:49 2002


Tajuk Republika : Lagi, soal teroris

Ada dua peristiwa yang harus segera disikapi
Pemerintah
Indonesia. Pertama, penangkapan Umar Al-Faruq di
Cijeruk,
Bogor. Faruq--yang tidak pernah dikenal dalam gerakan
Islam
di Indonesia--disebut dinas intelijen AS (CIA) sebagai
tangan kanan Usamah bin Ladin. Kedua, berita tentang
ditangkapnya empat warga negara Indonesia di Filipina.
Empat WNI itu ditangkap dengan tuduhan melakukan
kegiatan
terorisme.

Faruq, yang berasal dari Timur Tengah, ditangkap CIA 5
Juni
lalu di Bogor. Berita penangkapan Faruq itu muncul dua
hari
lalu melalui situs Time.com dan CNN.com, yang mengutip
dokumen rahasia CIA. Dalam dokumen itu, Faruq, antara
lain
disebutkan ''mengakui'' akan membunuh Megawati pada
1999,
mengebom Atrium Senen, mengebom Katedral, mempunyai
kaitan
dengan konflik Poso, dan mempunyai hubungan dengan
Agus
Dwikarna yang masih mendekam di penjara Filipina.
Ada sejumlah keganjilan dari dokumen CIA yang disebut
''rahasia'' itu. 

Pertama, Polri sama sekali tidak tahu ada penangkapan
di
wilayah hukum Indonesia. Bahkan, Sekretaris Interpol
Mabes
Polri Brigjen Pol Dadang Garnida terkejut dengan
penangkapan itu. Kedua, sebagai tangan kanan Usamah
bin
Ladin--tentu sangat teruji kesetiaannya dan bersedia
mengorbankan nyawa--sulit dipercaya Faruq membuat
pengakuan
yang terang-benderang itu. 

Jika demikian, tidakkah mungkin pengakuan Faruq--hanya
bersumber dari dokumen rahasia CIA, yang tentu
diragukan
kadar kebenarannya--itu bagian dari strategi AS untuk
meyakinkan internasional bahwa benarlah Indonesia
sarang
teroris, seperti yang juga dituduhkan mantan PM
Singapura,
Lee Kuan Yew. Dalam dunia intelijen, isu dokumen
rahasia--yang bocor atau mungkin sengaja
dibocorkan--tidak
selalu berarti benar sesuai fakta. Berita yang berasal
dari
intelijen bisa juga merupakan strategi untuk
pembentukan
opini dan kemudian dianggap publik sebagai kebenaran. 

Pembentukan opini Indonesia sebagai sarang teroris,
bukan
sekali ini saja. Selain melalui Lee Kuan Yew, juga
penangkapan aktivis Islam Indonesia di Filipina dan
AS.
Mereka dituduh sebagai teroris. Namun, tidak ada bukti
keterlibatan mereka. Terakhir, penutupan Kedutaan
Besar AS
di Jakarta dan Konsulat AS di Surabaya. 

Pengakuan Faruq dan kini ditambah dengan penangkapan
empat
WNI di Filipina, diduga bagian dari strategi AS untuk
meyakinkan internasional bahwa Indonesia--yang
mayoritas
Islam--sebagai sarang teroris. Jika strategi ini
berjalan
dan Indonesia masuk dalam permainan itu, maka AS akan
dengan mudah memaksakan kehendak politik, ideologi,
dan
ekonominya. 

Sejauh ini, Indonesia cukup mampu mempertahankan sikap
dasar politik bebas dan aktif. Pernyataan Presiden
Megawati
dan Presiden Mesir Hosni Mubarrak--dua hari sebelum
munculnya berita penangkapan Faruq--memperlihatkan
konsistensi politik luar negari Indonesia. Dalam sikap
bersama di Kairo, Indonesia dan Mesir tidak mendukung
AS
menyerang Irak jika tanpa melalui PBB. 

Begitu juga soal terorisme. Indonesia berpegang pada
prinsip pembuktian. Polisi tidak dapat menangkap
tokoh-tokoh yang dituduh AS dan anteknya itu sebagai
teroris, seperti Abu Bakar Ba'asyir, tanpa ada bukti.
AS
menilai sikap Indonesia itu terlalu lunak. 

Kini, dua persoalan terbaru itu--pengakuan Faruq dan
penangkapan empat WNI di Filipina--harus segera
disikapi
Indonesia. Sebagai negara berdaulat, berpegang pada
politik
bebas aktif, dan percaya pada kemampuan diri sendiri,
seperti yang diwariskan Bung Karno, Indonesia harus
memegang teguh prinsip-prinsip Indonesia. Sekali masuk
dalam skenario AS, sesungguhnya bangsa ini tidak lagi
merdeka karena akan menjadi bidak yang pasti
dikorbankan
untuk kepentingan besar AS.

Pemerintah pun harus mewaspadai institusi dalam negeri
yang
menyediakan diri untuk kepentingan AS dengan alasan
demi
negara. Bukan tidak mungkin dokumen CIA itu dipasok
dari
dalam negeri. Di setiap negara, selalu ada yang
menyediakan
diri menjadi antek AS untuk kepentingan jangka pendek,
terutama kekuasan.

=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com