[Nusantara] "sidikpamungkas" : nelangsa memikirkan ngindo --> Re: Omelan Seorang Pemimpi

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Sep 22 09:25:50 2002


"sidikpamungkas" : nelangsa memikirkan ngindo --> Re:
Omelan Seorang Pemimpi 
         
Membaca uraian kang mBat yang menanggapi impian2ku ..
omelan2 kang 
Gih dan ndongkolnya kang nGgleng, aku jadi manthuk2
sambil kagum. 
Lha ... mendadak .. sekunyung kunyung .. mak bedundug
muncul cerita 
dikepalaku yang sudah mumet ini. Mungkin untuk semua
kakang dan 
mbakyu bisa dijadikan bahan .. entah bahan guyonan ..
entah bahan 
bikin roti atau bahan apapun, namun jangan sampai
bahan semengit deh.

Kenapa kok polemik ada tidaknya sarang teroris dibumi
pertiwi ini 
nggak bisa terjawab tuntas, dan kenapa kok laskar2
jubahan dengan 
sorban plus klewang ndak bisa ditertibkan, kenapa kok
pertikaian 
antar suku/agama dibeberapa daerah ndak bisa
tertuntaskan, akibat 
dari semua itu keamanan tetap (atau malah tambah)
rawan, yang 
buntutnya mengait ke soal pembenahan ekonomi (walau
kecil 
pengaruhnya). Nah ... itu adalah masalah yang bikin
kita pusing kan?  
Kalau dikaji dengan seksama (bukan nuduh lho) namun
itu tak lepas 
dengan manuver para elite menjelang 2004 nanti,
kenapa? Nah lho ... 
pada tahun 2004 sudah disepakati, dan upaya membuat
kesepakatan ini 
sudah mulai digalakkan jauh2 sebelum GD dipilih jadi
RI 1,  bahwa 
pemilihan presiden dan wakil dilakukan secara langsung
oleh rakyat .. 
tidak dilakukan melalui wakil rakyat lagi. Jujur
bicara .. strategi 
ini dimunculkan oleh partai2 yang merasa kuatir hanya
mendapat suara 
pas2an atau kecil, hal itu terbukti pada tahun 1999
mereka terpaksa 
bikin akrobat di MPR untuk mematahkan dominasi
pemenang pemilu saat 
itu. Terus selanjutnya pada pertengahan perjalanan,
terpaksa mereka 
balik nada ... terpaksa lho .. terpaksa, untuk
menaikkan si pemenang 
pemilu, karena dua partai besar bersatu. Nah semua
manuver tadi ... 
bersatunya dua partai besar .. dan 'terpaksanya'
beberapa partai 
menengah bawah bukan karena mikirin urusan bangsa,
namun untuk 
memenuhi ambisi dan tujuan bangsat .. eh pribadi dan
kelompok.

Menurut perhitungan beberapa pihak, maka sangat sulit
untuk mereka 
menjangkau RI 1 dan 2 diera paska eyang kakung, dimana
saat itu mulai 
muncul faham yang berbeda di masyarakat, yaitu mau
berbasis pada 
nasionalisme atau agama .. istilahnya sekular atau
non-sekular, 
akibat kebingungan masyarakat tentang sistem yang apa
yang pas buat 
dipakai. Kebetulan ada wacana yang meminta agar
pemilihan RI 1 dan 2 
dilakukan langsung oleh rakyat dan bukan oleh MPR(
yang dilihat oleh 
sementara pihak dianggap mengecewakan), wacana ini
dikuatkan oleh 
beberapa orang yang kecewa dengan hasil di sidang
paripurna MPR tahun 
1999, dan dengan sigap ditangkap oleh elite2 partai
menengah kecil, 
yang kebetulan bembawa panji2 agama.  Lhoh .. lhoh kok
gitu, tanya 
mas Bledug, langsung disambar oleh kang Bagong,  lha
iya dengan 
dicanangkannya otonomi daerah, dan mengacak agar
otonomi biar 
kebablasan, hingga rasa kedaerahan menjadi kuat
mengental. Lha dengan 
demikian belum tentu partai2 besar tadi elitenya bisa
diterima oleh 
daerah2. Dengan kta lain, mungkin partainya disenangi
dan dipilih, 
namun personnya  untuk RI 1 dan 2 nanti dulu ... lho
kok yang 
dimunculkan Jawa ... lho kok Sumatera .. lho kok
Kalimantan .. dlsb 
dlsb, kok bukan dari daerahku? Nah membesarnya
sentimen ini yang 
membuat elite2 tertentu mengembangkan wacana gila
untuk kepentingan 
mereka, hehehe ... mereka diam2 mengipasi dan (seolah
olah) 
melindungi gerakan2 yang berbau agama, mereka membuat
image pen-dewa-
an agama (bukan bagaimana menjalankan agama dan
syariahnya secara 
baik dan benar), mereka membuat sentimen agama
membesar. Nah ... 
dengan demikian apabila rasa sentimen keagamaan
meninggi, rak itu 
nanti yang mungkin rasa sentimen itu berkembang
menjadi dasar tolok 
ukur milih RI 1 dan 2, ya karena daerahku ndak mungkin

memunculkan 'putra daerah' untuk memimpin negeri ini
.. maka ya .. 
kupilih mereka ya 'gigih' (bukan kang Gigih lho) dan
kelihatan 
fanatik lah. Sambil para jubahan dipakai buat menakut
nakuti 
masyarakat didaerah2 tadi. Ndak mau yang sekular lah
... entar bisa 
susah kita, entar dianggap murtad .. kapir .. bisa di
rajam neh. Buat 
elite yang berhasil nanti, hehehe ... sekarang aku
berperan, rak 
semua idamanku bisa kesampaian, selanjutnya terserah
aku dong. Teori 
akrobatik seperti ini jauh sangat berbahaya, berbahaya
buat kesatuan 
bangsa, berbahaya buat keselamatan masyarakat, dan
berbahaya terhadap 
ekonomi negara. Sementara, sebagai usaha sampingan
yang menguntungkan 
mereka, situasi tersebut digunakan oleh sementara
elite untuk 
menjanjikan pada pihak di luar negeri, bahwa mereka
bisa membuat 
basis kuat dan terorganisir di Indonesia, untuk
operasi tertentu. 
Nah .... mengalirlah rejeki berupa kucuran dana.
Hehehe sambil slulup 
minum air lah sampai kembung.

Nah .. apa karena manuver2 tadi, maka terjadilah
pengambangan sikap 
terhadap ada tidaknya sel2 teroris dinegeri kita,
pengambangan dalam 
mensikapi pathing blasurnya laskar2 bersenjata yang
bebas 
berkeliaran, pengambangan dalam menanggulangi
kerusuhan akibat 
pertikaian di daerah2. Diluar itu, ada juga sedikit
pendapat 
sementara kelompok di aparat keamanan untuk ikut
nimbrung dalam 
perkembangan ini, hehehe .. lihat kalau gue di pasung
.. kalau gue 
dilecehkan .. ya rasakan akibatnya rak ribut melulu,
rindu ndak kamu 
sama aku? Hehehe mungkinkah intinya adalah, mau
menuntaskan tapi 
takut entar dikatakan atau dianggap menindas kelompok
atau agama 
tertentu, lha rak aku bakal dapat resiko kehilangan
atau kekurangan 
suara di tahun 2004. Sikap gamang dan  sumbang tadi 
adalah salah 
satu sebab kenapa kita tidak bisa menyelesaikan maslah
bangsa secara 
tuntas, pak SBY boleh mati2an mendesak ... hehehe
namun kalau yang 
didesak semuanya 'badak' ya bakal ambruk ngelesot
sendiri. Kok  aneh 
ya, mencari dukungan rakyat dengan cara yang
menyengsarakan dan 
menyusahkan rakyat

Tarik menarik dalam wacana tadi menyebabkan beberapa
elite langsung  
cari gandulan kekuatan2 luar, ada yang minta bantuan
diem2 .. ada 
yang bermain bunglon2an  .. ada yang langsung minta
toleransi 
sesama .. ada yang dan pingin merubah total wajah
negeri ini kalau 
perlu biar ambyar2an ya ndak apa2. Pihak luarpun
sangat senang, 
terutama karena potensi negeri (atau daerah2 tertentu
di negeri ini) 
yang bisa digali untuk kepentingan mereka. Maka aksi
obok 
mengkobokpun diintensipkan.

ah ...  rasanya kok aku dan kawan2 makin ngawur,
jangan2 ini cuma 
asal ngomel saja, jangan2 aku dkk terserang paraniod?
Ah sudahlah 
mending menikmati ubi goreng dan kopi selagi masih
kebeli. Masak sih 
elite kita lebih mementingkan meraih kekuasaan dan
napsu pribadi,  
serta mengesampingkan kepentingan bangsa dan negera.
Ndak mungkin ... 
ndak mungkin ....

SP

=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com