[Nusantara] Fwd: [demoA. Umar Said : PERISTIWA G30S DAN PENGKHIANATAN ORDE BARU TERHADAP REVOLUSIkratisasi] Peristiwa G30S dan pengkhianatan Orde Baru

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Mon Sep 23 04:36:33 2002


A. Umar Said : PERISTIWA G30S DAN PENGKHIANATAN ORDE
BARU TERHADAP REVOLUSI

(Tulisan ini dimaksudkan sebagai sambutan atas
terbitnya buku “G30S,
Sejarah yang digelapkan. Tangan berdarah CIA dan rejim
Suharto”, yang
ditulis oleh Harsutejo dan diterbitkan oleh Hasta
Mitra. Untuk kali ini,
tanggapan  ini dimaksudkan sebagai tanda persetujuan
saya kepada “Pengantar”
dari penerbit ( Joesoef Isak) yang dengan baik telah
menjelaskan
pandangannya tentang persoalan G30S dan arti penting
terbitnya buku ini. Di
samping itu,  tulisan ini juga dimaksudkan untuk
menyongsong datangnya
tanggal 30 September).

                                    ***

Tidak lama lagi bangsa kita akan menyongsong 
kedatangan tanggal 30
September. Selama lebih dari 30 tahun, setiap  tanggal
30 September selalu
mengingatkan banyak orang kepada kejadian pada tanggal
1 Oktober 1965, yang
buntutnya  telah menjerumuskan bangsa kita ke dalam
jurang penderitaan,
kebobrokan dan pembusukan secara besar-besaran,
seperti yang kita saksikan
di mana-mana dewasa ini.

Kalau kita renungkan dalam-dalam sejarah bangsa kita,
maka nyatalah bahwa
peristiwa G30S merupakan permulaan dari serentetan
panjang pengkhianatan
terhadap tujuan Negara Kesatuan RI yang
diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Peristiwa G30S telah membuka jalan lebar
bagi ditegakkannya
Orde Baru oleh Suharto dkk (terutama segolongan
pimpinan TNI-AD dan Golkar),
yang menjalankan diktatur militer dalam kurun waktu
yang terlalu amat
panjang, yaitu lebih dari 30 tahun! Era Orde Baru
adalah kurun waktu yang
merupakan halaman hitam dalam sejarah bangsa
Indonesia.

Oleh karena besarnya dampak kerusakan-kerusakan parah
yang telah dibikin
oleh Orde Baru di segala bidang, maka sudah
sepatutnyalah bahwa bangsa kita
membaca peristiwa G30S ini dengan fikiran yang lebih
jernih, dengan
pandangan sejarah yang lebih menyeluruh, dan
mengutamakan  mencari
kebenaraan dari kenyataan. Sebab, kita semua tahu
bahwa selama lebih dari 30
tahun, ketika  Orde Baru berkuasa, banyak kebohongan
dan pemalsuan sejarah
telah terus-menerus dijejal-jejalkan secara paksa dan
sistematis.

Kebohongan dan pemalsuan sejarah ini tidak hanya
berkaitan dengan berbagai
soal sekitar peran Presiden Sukarno, peran PKI dan
ormas-ormas seperti
Gerwani, BTI, SOBSI, Pemuda Rakyat dan lain-lainnya,
melainkan juga sekitar
peran pimpinan TNI-AD waktu itu (termasuk  peran
kekuatan asing yang sejak
lama berusaha menghancurkan politik Presiden
Sukarno)..


STRATEGI BESAR UNTUK MENGHANCURKAN SUKARNO

Sekarang ini, makin jelas bagi banyak orang bahwa
dengan alasan “menumpas
G30S/PKI” Suharto bersama-sama konco-konco militernya
- dan dengan dukungan
kekuatan asing beserta sekutu-sekutunya di dalamnegeri
-  secara
besar-besaran dan menyeluruh telah mengkhianati
perjuangan revolusisioner
bangsa Indonesia. Dengan dalih “menyelamatkan negara”,
Suharto dkk (militer
dan sipil) bukan saja telah menggulingkan Presiden
Sukarno, melainkan juga
telah berusaha menghancurkan  ajaran-ajaran
revolusioner atau
gagasan-gagasan besar beliau.

Dengan melikwidasi Bung Karno secara politik dan fisik
dan mematikan
ajaran-ajaran beliau yang  revolusioner dan
berorientasi kerakyatan, Suharto
(beserta pendukung-pendukungnya) telah  membikin DOSA
SEJARAH yang amat
besar terhadap bangsa kita. Bung Karno adalah salah
satu di antara perintis
kemerdekaan kita yang amat terkemuka, dan juga tokoh
pemersatu bangsa.
Banyak orang di Indonesia (dan juga di luarnegeri)
yang memandang Bung Karno
sebagai pemimpin terbesar bangsa Indonesia.

Gagasan-gagasan beliau yang besar, yang sebagian
tercermin dalam buku “Di
bawah Bendera Revolusi” menunjukkan dengan jelas bahwa
sejak muda-belia Bung
Karno memang seorang pejuang nasionalis yang
berpandangan  “kiri” dan
revolusioner. Sikap politiknya  yang
anti-iimperialisme dan
anti-kolonialisme inilah yang telah menjadikan beliau
sebagai seorang tokoh
internasional yang terkemuka bagi banyak banyak rakyat
di benua Asia, Afrika
dan Amerika Latin. Peran yang dimainkan beliau di
Konferensi Bandung, dan
gerakan non-blok telah menjadikan diri beliau sebagai
musuh utama  bagi
banyak negara Barat,  waktu itu.

Sekarang ini, kalau kita memandang sejarah ke
belakang, maka nyatalah bahwa,
pada intinya, atau pada hakekatnya, kejahatan yang
terbesar yang pernah
dilakukan oleh Orde Baru adalah berbagai tindakannya
terhadap Bung Karno.
Orde Baru (beserta para pendukungnya di dalamnegeri
maupun di luarnegeri)
menganggap perlu menghancurkan Sukarno. Dan untuk bisa
menghancurkan
Sukarno, maka perlulah dihancurkan terlebih dulu
pendukung beliau yang
utama, yaitu Partai Komunis Indonesia.  Pembantaian
besar-besaran dalam
tahun 1965, yang memakan korban jutaan jiwa, dan
penahanan ratusan ribu
orang tidak bersalah, tidaklah terlepas dari strategi
besar untuk tujuan
utama Orde Baru, yaitu : menghancurkan Sukarno. Itu
semua tidak terlepas
dari faktor perang dingin yang sedang berlangung
dengan sengitnya di bidang
internasional waktu itu.


ORDE BARU DIBANGUN DI ATAS TUMPUKAN JUTAAN MAYAT

Dalam rangka ini marilah sama-sama kita endapkan dalam
renungan kita hal-hal
yang berikut : Apa yang sudah terjadi di Indonesia
sejak 1966-1967
menunjukkan bahwa Orde Baru telah dibangun dan 
dibesarkan di atas tumpukan
jutaan mayat yang dibantai dalam tahun 1965-1066, dan
juga di atas jenazah
almarhum Bung Karno. Kiranya, pentinglah kita ingat
bersama bahwa sesudah
tergulungnya PKI, maka bukan saja Bung Karno telah
kehilangan pendukung
utama beliau, melainkan juga seluruh kekuatan
revolusioner. Sejak itu,
selama lebih dari 30 tahun, bangsa Indonesia telah
kehilangan jiwa
revolusionernya, kehilangan pemimpinnya, dan
kehilangan arahnya atau
pegangannya. Akibatnya adalah situasi menyedihkan,
seperti yang kita
saksikan dewasa ini.

Selama kurun waktu yang amat panjang, Orde Baru telah
berusaha terus-menerus
“mengharamkan”  Bung Karno beserta ajaran-ajaran
beliau.. Dengan segala cara
kejam dan tidak berperi-kemanusiaan sama sekali,
puluhan juta anggota
keluarga (dan sanak-saudara jauh dan dekat)  para
anggauta  PKI  atau
simpatisannya telah terus-menerus dipersekusi dan
diterror, atau
diperlakukan sewenang-wenang. Momok “bahaya laten PKI”
telah dipakai sebagai
dalih palsu dan senjata untuk menindas - terus-menerus
dan sistematis-
segala kekuatan dalam masyarakat yang berani
menyatakan diri sebagai
pendukung ajaran-ajaran Bung Karno dan marxisme.
Terror ini banyak
menyerupai praktek-praktek fasis Nazi-nya Hitler,

Foto-foto Bung Karno terpaksa dihilangkan, atau
menghilang, dari
dinding-dinding banyak rumah penduduk. Buku-buku yang
berbau “Orde Lama”
terpaksa harus disembunyikan dalam laci-laci, atau
dibakar.
“De-Sukarnoisasi” yang dilakukan oleh Orde Baru dalam
jangka waktu yang
begitu lama adalah bagian penting dari usaha untuk
menghancurkan  kekuatan
revolusioner dalam masyarakat Indonesia, termasuk
menghancurkan PKI. Dengan
dihancurkannya Sukarno dan PKI, maka boleh dikatakan
bahwa revolusi
Indonesia sudah disabot, bahkan dibunuh atau
dihancurkan oleh Orde Baru-nya
Suharto (artinya, juga Golkar beserta
sekutu-sekutunya).

Adalah penting bagi bangsa kita, terutama bagi
generasi muda yang sekarang,
dan generasi-generasi yang akan datang, untuk
mengetahui dengan jelas bahwa
Orde Baru adalah pada hakekatnya, atau pada dasarnya,
adalah suatu regime
yang telah merusak secara besar-besaran  tujuan
perjuangan revolsioner
bangsa Indonesia.  Bukan itu saja! Orde Baru adalah
perusak negara dan
bangsa Indonesia. Dan dalam hal ini, peran yang
dimainkan oleh Golkar
tidaklah kecil. Adalah amat penting bagi kita semua
menyadari, bahkan
meyakini (!) satu hakekat yang telah terbukti selama
lebih dari 30 tahun,
yaitu bahwa : Orde Baru adalah identik (atau sama)
dengan Golkar. Artinya,
segala keburukan dan kesalahan Orde Baru –yang
sekarang sudah makin
dinajiskan  atau diharamkan oleh banyak kalangan –
adalah sepenuhnya
tanggungjawab Golkar.  Apakah ungkapan ini
sembarangan?  Mohon sama-sama
kita simak soal ini lebih lanjut, antara lain dengan
mempertimbangkan
hal-hal yang berikut.


GOLKAR ADALAH ORDE BARU

Kita semua masih ingat bahwa Golkar telah didirikan
oleh tokoh-tokoh militer
(Angkatan Darat), bahkan  mendapat dukungan mereka
sepenuhnya. Lebih dari
itu! Kendali Golkar, selama lebih dari 30 tahun, 
telah dikuasai - secara
langsung dan tidak langsung - oleh pimpinan militer
Angkatan Darat. Pimpinan
tertinggi Golkar adalah mantan Presiden Suharto.
Golkar adalah alat utama
regime militer.

Amatlah penting untuk sama-sama kita cermati  bahwa
banyak sekali keburukan,
kejahatan besar, korupsi, pelanggaran hukum,
pembusukan moral, yang terjadi
di kalangan “atas” adalah KEBANYAKANNYA (atau sebagian
terbesar) dilakukan
oleh para “mantan” (???) pendukung setia Orde Baru dan
tokoh-tokoh  Golkar,
di berbagai tingkat dan di banyak bidang. Sekarang
makin banyak orang yang
melihat bahwa pemerintahan Orde Baru selama lebih dari
30 tahun itu telah
merusak moral atau akhlak banyak kalangan bangsa kita.
Dan kerusakan moral
inilah yang merupakan produk utama regime Orde Baru 
(jelasnya : regime
Golkar waktu itu). Kerusakan-kerusakan parah di bidang
moral inilah yang
dewasa ini kita saksikan di mana-mana.

Memang, kita tidak boleh main “gebyah uyah” saja, atau
main generalisasi
secara sembarangan. Sebab, ada saja orang-orang  yang
pernah menjadi
pendukung Orde Baru (dan anggota Golkar) karena
terpaksa. Dan, di antara
mereka ada pula yang telah menjadi sadar, dan bahkan
kemudian (walaupun
terlambat) menjadi penentang Orde Baru. Namun, adalah
salah sama sekali,
kalau ada orang yang punya ilusi bahwa Partai Golkar
yang sekarang ini
adalah satu organisasi politik yang betul-betul –
artinya dengan jujur dan
tulus pula - bersedia mengadakan koreksi total
terhadap apa yang
dilakukannya selama lebih dari 30 tahun itu. Sebab,
tokoh-tokoh Golkar yang
sekarang ini adalah, pada pokoknya (dan sebagian
terbesar), produk
kebudayaan berfikir dan sistem politik Golkar yang
lama, yaitu yang senyawa
dan satu dengan Orde Baru.

Selama tokoh-tokoh Partai Golkar yang sekarang ini 
tidak mau mengakui -
terang-terangan  dan secara tulus - kesalahannya atau
dosa-dosanya terhadap
Bung Karno beserta para pendukugnya, dan selama mereka
belum mau mengkoreksi
sikap mereka terhadap para korban Orde Baru (termasuk
terhadap para
eks-tapol beserta keluarga mereka) , atau selama
mereka masih menentang
reformasi (yang sungguh-sungguh!), maka mereka masih
tetap harus terus kita
waspadai dan curigai. Bahkan, harus kita lawan
bersama-sama. Mereka inilah
yang sekarang ini merupakan BAHAYA LATEN. Sebab,
mereka punya
“orang-orangnya”, yang membentuk jaring-jaringannya di
mana-mana, termasuk
dalam partai-partai lainnya.  Dan karena  mempunyai
dana yang amat besar,
mereka telah - dan akan terus - bisa “membeli” 
berbagai tokoh masyarakat
(kaum intelektual, tokoh-tokoh terkemuka masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh
golongan Islam, Kristen dll)..


GOLKAR ADALAH  KEKUATAN KONTRA-REVOLUSIONER

Dengan memandang kembali sejarah perjuangan bangsa
kita yang dipelopori oleh
para perinstis kemerdekaan dalam tahun 20-an, maka
makin jelaslah bahwa Orde
Baru ( sekali lagi :yang intinya adalah Golkar dan
tokoh-tokoh militer AD)
adalah kekuatan kontra-revolusioner. Dalam kalimat
lain yang lebih polos,
Orde Baru (Golkar beserta sekutu-sekutunya) adalah
pengkhianat revolusi.
Karena, apa yang telah dibangun dengan susah payah
oleh Bung Karno bersama
kawan-kawannya selama 40 tahun (sejak tahun 1920-an)
telah dihancurkan oleh
pengkhianat-pengkhianat revolusi ini. Dan sendi-sendi
revolusioner Republik
Indonesia yang dibangun, bersama rakyat,  selama 20
tahun, telah dibikin
porak-poranda sejak 1965 oleh mereka.

Ketika negara dan bangsa dewasa ini sedang menghadapi
begitu banyak masalah
parah, maka nampak sekali bahwa sumber dari segala
keterpurukan dan
pembusukan yang menyeluruh itu adalah masih banyaknya 
sisa-sisa kekuatan
Orde Baru, yang sebagai “sampah bangsa” masih terus
menyebarkan racun dan
penyakit, terutama di bidang moral. Oleh karena itu,
selama sisa-sisa Orde
Baru ini masih belum dilumpuhkan, maka  perbaikan
besar-besaran dan radikal
tidak akan mungkin terjadi. Artinya, reformasi akan
macet, dan kerusakan
akan berjalan terus. Dari segi inilah kita bisa
membaca arti beraneka-ragam
kasus, antara lain : kasus Akbar Tanjung, gubernur
Sutiyoso, Syahril
Sabirin, Ginanjar Kartasasmita, Probosutedjo (dan
kasus-kasus lainnya, yang
jumlahnya banyak sekali!).

Mengingat itu semuanya, maka tidak salahlah kalau ada
orang yang mengatakan
bahwa kontra-revolusi Orde Baru adalah lebih lebih
besar dosanya
dibandingkan dengan kontra-revolusi PRRI-Permesta.
Kontra-revolusi
PRRI-Permesta telah menentang politik Bung Karno
dengan  mengadakan
pembrontakan dan membunuh banyak orang di Sumatera,
Kalimantan,  Sulawesi
dan pulau-pulau di Indonesia Timur dan Nusa Tenggara
(terutama Bali). Usaha
yang tidak bisa dicapai oleh kontra-revolusi
PRRI-Permesta telah berhasil
dilaksanakan oleh Orde Baru (artinya : Golkar), yaitu
melikwidasi Bung Karno
dan membunuh jutaan manusia orang tidak bersalah,
untuk melumpuhkan PKI,
yang merupakan pendukung utama Bung Karno.

Singkatnya,  nyatalah sekarang, bahwa banyak hal dalam
sejarah  tentang G30S
dan Orde Baru perlu ditulis kembali (dan diteliti
terus), mengingat
banyaknya pemalsuan atau penggelapan, yang telah
dilakukan oleh Suharto
beserta para pendukugnya selama ini.


Namun, satu hal sudah makin jelas, yaitu bahwa para
korban Orde Baru, (yang
jumlahnya puluhan juta dan yang  telah menderita
puluhan tahun dalam
berbagai bentuk dan kadar yang berbeda-beda itu),
berhak untuk mengatakan
kepada para pendukung setia  Suharto dkk : « Kami
tidak bersalah, dan
kalianlah yang pengkhianat ! »


Paris , musim rontok, 22 September 2002

(Catatan : tulisan ini bebas untuk diteruskan kepada
saja. Di samping
dikirimkan  untuk kali ini lewat E-mail, tulisan ini
juga akan disajikan
dalam “Personal Webesite A. UMAR SAID”,  yang akan
diluncurkan mulai
permulaan Oktober yad).



=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com