[Nusantara] JP : Negeri tanpa Harga Diri
Gigih Nusantara
gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Sep 24 09:12:46 2002
JP : Negeri tanpa Harga Diri
Masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia belum
selesai, kini
muncul
lagi problem di Filipina. Presiden Filipina Gloria
Macapagal Arroyo
mulai
bersikap tegas kepada warga negara Indonesia (WNI)
yang berada di
negeri
itu. Dia siap mendeportasi 12 ribu WNI yang dinilai
sebagai pendatang
ilegal
di wilayah selatan negara tersebut.
Belasan ribu WNI yang terancam dideportasi itu
bukanlah jumlah kecil.
Karena
itu, kita menunggu respons pemerintah Indonesia
terhadap rencana Arroyo
tersebut. Apakah pemerintah akan bersikap lemah lembut
seperti ketika
para
TKI terusir dari Malaysia? Atau, ada langkah-langkah
diplomatis untuk
mengatasi hal itu?
Yang pasti, sampai kemarin, kita belum melihat reaksi
dari pemerintah.
Ini
berarti ada tanda-tanda respons terhadap kebijakan
pemerintah Filipina
kurang lebih akan sama dengan ketika kita berhadapan
dengan Malaysia.
Serba
terlambat, serba tak ada koordinasi, dan malah saling
menyalahkan
-termasuk
sikap presiden yang menyalahkan pers- dalam penanganan
TKI.
Jika itu terjadi, sudahlah… habis harga diri kita. Ini
berarti,
pemerintah
telah kehilangan daya endusnya terhadap kemauan
rakyat. Ini berarti,
pemerintah telah kehabisan sensitivitas terhadap
persoalan-persoalan
yang
timbul dalam masyarakat. Ini berarti, pemerintah hanya
gampang
tersinggung
ketika mendapat kritik, tapi tidak merasa bersalah
ketika tak
memikirkian
nasib rakyatnya.
Langkah yang selalu terlambat dalam menangani nasib
WNI di luar negeri
juga
menunjukkan kualitas diplomat kita. Sebagai bangsa
yang besar, kita
selalu
menjadi pihak yang tak menguntungkan dalam jagat
diplomasi. Malah, kita
sering hanya menjadi objek, bukan subjek dari proses
diplomasi di dunia
internasional. Tidak hanya itu. Dalam lingkup
bilateral pun, kita
sering
kedodoran.
Padahal, kemampuan diplomasi terhadap
persoalan-persoalan luar negeri
kita
sekaligus menunjukkan kapabilitas pemerintahan di
dalam negeri. Ambil
saja
contoh soal TKI. Lambatnya langkah-langkah diplomatik
dalam menangani
TKI di
Malaysia berdampak pada legitimasi pemerintahan
Megawati di dalam
negeri. Ia
menjadi sasaran kritik. Ia dinilai tak mampu membela
warga negaranya di
luar
negeri.
Kalau sudah begini, memang bangsa ini tak perlu banyak
berharap kepada
pemerintah. Negeri ini tak perlu bermimpi untuk punya
harga diri, baik
di
luar negeri maupun di dalam negeri. Seterusnya, kita
pun akan terancam
berkubang dalam krisis yang tiada henti. Bagaimana
tidak krisis kalau
semua
elemen sudah tak punya harga diri, apalagi kepercayaan
diri. Harga diri
dan
kepercayaan diri untuk berbangsa, berpolitik, dan
bergaul dengan
negeri-negeri lain.
Barangkali benar kata Dr Sjahrir ketika
mendeklarasikan Partai
Perhimpunan
Indonesia Baru (PIB) kemarin. Dia bilang, kritik dan
usul sudah
susul-menyusul disampaikan kepada pemerintah. Sinisme
media massa
bertebaran
setiap hari. Tetapi, akhirnya kita harus sadar bahwa
memang ada
kapabilitas
yang tidak mungkin lagi dilampaui pemerintah.
=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
__________________________________________________
Do you Yahoo!?
New DSL Internet Access from SBC & Yahoo!
http://sbc.yahoo.com