[Nusantara] Kesepakatan RI-GAM Pemerintah Bisa Cabut Sepihak

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Feb 11 05:00:18 2003


Kesepakatan RI-GAM Pemerintah Bisa Cabut Sepihak
JAKARTA - Pemerintah Indonesia bisa saja mencabut
kesepakatan penghentian permusuhan yang ditandatangani
dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 9 Desember
2002. Apalagi jika GAM menunjukkan keengganan untuk
mengumpulkan persenjataan yang mereka miliki. 

Pernyataan itu disampaikan Panglima TNI Jenderal
Endriartono Sutarto kepada wartawan usai rapat kerja
dengan Komisi I DPR, di Jakarta, Selasa (4/2). Menurut
Panglima TNI, kesepakatan itu tidah hanya
ditandatangani Indonesia tapi juga GAM yang dituakan. 

Dalam perjanjian itu dikatakan, setelah periode
membangun rasa saling percaya ada periode
demiliterisasi. Dalam periode demiliterisasi itu
disepakati, TNI akan merelokasi pasukannya dan GAM
wajib mengumpulkan senjata. Menurut jadwal, periode
ini akan dilakukan sejak 10 Februari 2003. 

"Kalau mereka tidak mau dan enggan, bagaimana dong?
Kalau begitu, dianggap apa yang ikut menandatangani
kesepakatan itu. Jika yang tanda tangan itu tidak lagi
dianggap atau dipegang sebagai pimpinan mereka, apa
arti perjanjian itu?," kata Panglima TNI. Meski
demikian, Panglima TNI menyerahkan sepenuhnya
keputusan soal Aceh itu kepada pemerintah. 

Namun dikatakan, jika GAM terus menerus melakukan
pelanggaran isi kesepakatan, bukan tidak mungkin
pemerintah mencabut secara sepihak kesepakatan itu.
"Keputusannya ada di pemerintah. Lihat saja nanti.
Kalau kami melihat GAM sudah melewati batas dan tidak
lagi bisa diterima, kami akan usul ke pemerintah untuk
memutuskan saja secara sepihak perjanjian itu. Tapi,
keputusan itu tergantung pemerintah," katanya. 

Kepada anggota Komisi I, Panglima TNI mengatakan, TNI
telah menyiapkan rencana cadangan (contingency plan).
Rencana itu disiapkan untuk menghadapi berbagai
kemungkinan yang terjadi di Aceh, termasuk bila
kesepakatan dengan GAM gagal dilaksanakan. 

Panglima TNI tidak menjelaskan secara terperinci apa
rencana cadangan yang telah disiapkan itu. Namun, pada
11 Februari 2003 Komisi I DPR mengusulkan diadakannya
pertemuan secara tertutup dengan Panglima TNI untuk
membahas masalah itu. 

Dari Banda Aceh dilaporkan, TNI dan GAM berkomitmen
kuat dalam mematuhi kesepakatan penghentian
permusuhan, termasuk dalam penempatan senjata GAM
serta relokasi pasukan TNI yang mulai berlaku pada 9
Februari 2003. Meski diakui hingga kini masih terjadi
banyak perbedaan dalam penafsiran. 

Hal itu disampaikan Kapendam Iskandar Muda Letkol CHB
Firdaus, Wakil GAM di JSC Tgk Kamaruzzaman dan Wakil
Henry Dunant Centre (HDC) David Gorman secara
terpisah, di Banda Aceh, Rabu (5/2) pagi. Firdaus
mengatakan, TNI senantiasa siap menjalankan proses
perjanjian damai di Aceh, namun hal yang sama juga
harus ditunjukkan oleh GAM. 

Dalam masa damai itu, menurut Firdaus, sejumlah aparat
TNI menjadi korban akibat kurang tegasnya GAM dalam
mensikapi perdamaian di Aceh. "Kita akan melihat
keseriusan mereka, dalam masa lima bulan mendatang,
yakni hingga 9 Juli 2003, pada kurun masa itu GAM
harus menempatkan senjatanya bersamaan dengan relokasi
pasukan TNI dan personil Polri di NAD," kata Firdaus. 

Hal senada juga diungkapkan Wakil GAM di JSC Tgk
Kamaruzzaman. Hingga kini sikap GAM tetap konsisten
dan komitmen dalam menjalankan kesepakatan penghentian
permusuhan. Pada waktunya GAM juga akan menempatkan
senjata pada lokasi yang dipilih GAM sendiri dan
kemudian menyampaikan kepada HDC tentang jumlah
senjata mereka 

Namun dalam penempatan senjata, GAM hingga kini masih
merasa khawatir karena sejumlah kawasan di pedalaman
Aceh cukup banyak TNI berkeliaran. Mereka khawatir
diganggu dalam penempatan senjata di kawasan yang
ditetapkan nanti. 

Sikap optimistis diung- kapkan HDC terutama pasca 9
Februari nanti. Pada masa itu tidak ada lagi orang
yang meragukan kelangsungan perdamaian. "Saya sendiri
selalu optimis dan kini yang harus dilakukan secara
terus menerus selalu melihat ke depan dan jangan kita
lihat ke belakang," kata Gorman. 

Meskipun dalam praktik di lapangan masih terjadi
sejumlah hambatan dan tantangan, HDC tetap mendorong
agar para pihak supaya tetap fokus. Namun disayangkan
saat ini sering terkendala dalam hal-hal kecil,
seperti masih adanya insiden. 

Di sisi lain, lanjutnya, masyarakat terfokus pada
tanggal tertentu. "Sebenarnya yang penting kita lihat
saat ini situasi keamanan sudah membaik, dan
masyarakat Aceh senang melihat keadaan yang demikian,"
katanya.(O-1/MH)


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
YANG BARU : http://nusantara.b3.nu/ situs kliping berita dan posting pilihan demi tegaknya NKRI. Mampirlah !

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com