[Nusantara] Suksesi sebelum 2004?

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Feb 11 09:00:28 2003


Suksesi sebelum 2004?

GENDERANG ''Perang Terbuka'' kakak beradik putri Bung
Karno, Megawati Soekarnoputri dengan Rachmawati, telah
ditabuh. Presiden RI menentang keras cara-cara
ekstraparlementer yang digunakan oleh berbagai
kalangan untuk melengserkannya dari kursi
kepresidenan.

Sementara itu adik kandungnya, Rachmawati, yang juga
Ketua Partai Pelopor telah mendeklarasikan Front
Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Bersama dengan
komunitas tokoh-tokoh yang beroposisi dengan
pemerintahan Mega itu malah disebut-sebut embrio
presidium bila Megawati tak lagi duduk di kursi
kepresidenan.

Tidak berlebihan jika disebut perseteruan dua putri
Bung Karno semakin terbuka dan bahkan saling
menyerang. Putri Bung Karno yang berkuasa melihat
cara-cara tidak konstitusional, bahkan menantang bila
mau menjatuhkan pada Pemilu 2004 dengan cara tidak
memilih PDI-P, partai berkuasa yang dipimpinnya
sekarang. Pernyataan itu ditujukan pada masyarakat,
termasuk Rachma, yang merasa tidak puas dengan
pemerintahannya. Karena itu, lebih baik tidak memilih
dia pada Pemilu 2004 yang menggunakan sistem pemilihan
presiden langsung.

Mega sadar dan tahu persis tentang kemerebakan aksi
demonstrasi yang dilakukan berbagai komponen dan
kegiatan ekstraparlementer untuk memintanya turun dari
jabatan presiden. Adalah wajar bila Mega tidak setuju
dengan cara-cara seperti itu.

Jika tidak puas dengan kinerja pemerintah, lakukan
lewat mekanisme yang konstitusional yang disepakati
bersama dengan ikut Pemilu 2004. Jangan lakukan itu di
kegiatan ekstraparlementer.

Cara-cara ekstraparlementer untuk mengganti
pemerintahan justru bisa memperkeruh pembangunan
demokrasi di Tanah Air, bukan memperkuat pembangunan
demokrasi. Bila menggunakan cara-cara
ekstraparlementer, presiden-presiden berikutnya juga
akan digoyang dengan kegiatan ekstraparlementer. Tidak
akan ada habisnya proses-proses penggulingan demikian.

Jika demikian, semua pihak harus tetap mempertahankan
pemerintahan Mega dan Hamzah hingga Pemilu 2004.
Apalagi pemilu sebagai salah satu cara menyampaikan
aspirasi masyarakat. Sebab bila pemerintahan Mega
dewasa ini gagal, proses reformasi akan semakin
panjang dan tidak jelas arahnya.

Pandangan Mega seperti itu adalah satu keharusan,
karena dalam posisi sebagai pemegang kekuasaan. Sama
seperti Soeharto saat berada dalam posisi sebagai
Presiden RI. Sebelum dia lengser karena gerakan
ekstraparlementer, tokoh Orde Baru itu juga selalu
menekankan perlunya semua pihak berpegang pada
konstitusi.

Soeharto pun mundur secara kontroversial menyusul
saran MPR setelah gedung DPR/ MPR dikuasai mahasiswa
dan massa.

Dia menyatakan mundur di Istana Negara yang dihadiri
pimpinan MPR dan Wapres BJ Habibie yang kemudian
menggantikan posisinya. Proses pergantian itu tidak
melalui Sidang Istimewa (SI) MPR, sehingga menimbulkan
kontroversi konstitusi.

 

Embrio Presidium

Pada satu sisi, gerakan oposisi menentang pemerintahan
Megawati Soekarnoputri semakin mengkristal. Selain
dari kalangan mahasiswa lewat aksi demonstrasi, kini
sejumlah tokoh dari berbagai kelompok telah sepakat
mendeklarasikan Front Amanat Penderitaan Rakyat
(Ampera).

Tak tanggung-tanggung, Rachma mendapat dukungan mantan
presiden Gus Dur, Ketua KAHMI Fuad Bawazier, Ketua
Ihwanul Muslimin Habib Husen Al Habsyi, Pimpinan FPI
Habib Rizieq, tokoh Pejuang Pro-integrasi Timtim
Enrico Guterres, Sekjen Partai Keadilan Anis Matta,
budayawan Harry Roesli, Emha Ainun Nadjib, dan artis
Dorce Gammalama.

Artinya, berbagai komponen yang dahulu ramai-ramai
ikut mendorong Gus Dur mundur kini akur lagi. Masih
ingat peran Fuad Bawazier melalui jalur PAN yang aktif
melakukan lobi-lobi politik dengan partai lain
menggoyang posisi mantan Ketua Umum PBNU tersebut?

Begitu juga dengan Habib Husin Alhabsi yang dengan
lantang menyerukan pelengseran Gus Dur. Juga Habib
Rizieq, tokoh Islam garis keras yang ikut andil. Yang
jelas beberapa komponen itu sekarang sudah berkumpul
menjadi satu suara dengan Rachmawati.

Dalihnya jelas. Para aktivis dan tokoh nasional yang
mengadakan pertemuan hanya ingin mencari solusi
terbaik buat bangsa. Kondisi bangsa ini sudah semakin
carut marut dan sudah waktunya bagi semua komponen
masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat bersatu
menyelamatkan bangsa.

Pertemuan itu dilakukan lantaran khawatir pemerintahan
Mega-Hamzah tidak sampai 2004, bila kondisi sekarang
diteruskan. ''Seharusnya pemerintahan Mega mundur
lantaran tidak bisa menjalankan tugas,'' tandas
Rachma. Itu kata akhir dari aksi yang dilakukan.

Motivasi munculnya deklarasi, kini negara Indonesia
dalam keadaan bahaya lantaran aparatur penyelenggara
negara tidak mampu menjalankan fungsi secara baik dan
benar sesuai dengan amanat konstitusi. Keutuhan bangsa
terancam lantaran peningkatan konflik elite dan
konflik sosial akibat pemerintahan yang tidak
kredibel.

Munculnya kebijakan pemerintahan yang terang-terangan
tidak memihak pada rakyat telah menyebabkan hilangnya
harapan rakyat yang mendorong terjadinya gejolak
perpecahan bangsa dan memancing revolusi sosial.
Penjualan aset-aset strategis negara membahayakan masa
depan Indonesia, karena dilakukan secara tidak
transparan dengan indikasi praktik KKN, melanggar
ketentuan perundang-undangan sekaligus mengancam
ketahanan nasional, serta mengusik nasionalisme
bangsa. Begitu pula dengan kebijakan dan perilaku
pemerintah saat ini yang menunjukkan terjadinya
pembajakan kedaulatan rakyat oleh rezim pemerintahan
yang berkuasa. 

Atas pertimbangan kondisi di atas perlu upaya dan
tindakan nyata untuk menyelamatkan bangsa dan negara
dari cengkeraman kekuasaan pemerintahan yang korup dan
tidak amanah. Demikian tekad Rachma bersama barisan
Front Ampera.

 

Tak Berjalan

Pandangan serupa juga datang dari Ketua Dewan Syuro
PKB Gus Dur. Pemerintahan Megawati saat ini sudah
tidak berjalan. Karena itu, harus diganti. Bila tidak
mau diganti, ya diturunkan.

Wajar jika Gus Dur berpendapat seperti itu. Apalagi
kejatuhan dia dari kursi presiden akibat pelanggaran
konstitusi oleh Megawati. Tak tanggung-tanggung, Gus
Dur menuduh Megawati telah tiga kali melanggar
konstitusi.

Pada 21 Juli 2001, sebelum dia lengser, di rumah Mega
Jalan Kebagusan, dia mengumpulkan pimpinan partai dan
tiga kepala staf TNI. Mereka diundang untuk
membicarakan soal penyelenggaraan Sidang Istimewa (SI)
MPR. ''Itu melanggar konstitusi.''

Gus Dur mengaku sebagai pihak yang berada dalam posisi
sulit. Menghadapi kondisi bangsa dewasa ini, ujar Gus
Dur, sebenarnya dia ingin mengambil inisiatif. Namun,
lanjutnya, hal itu tidak bisa dia lakukan.

Jika ada yang paling sulit, itu adalah posisinya.
Sebab, para ulama tidak mengizinkannya mengambil
inisiatif. ''Jika sekadar wacana boleh saja. Bila
sampai nanti keluar presidium dan nama saya masuk,
saya akan nonaktif selama para kiai belum mencabut
larangan kepada saya untuk mengambil inisiatif.''

Terlepas dari itu, setelah amandemen UUD 1945, jelas
MPR sekarang tidak memiliki kekuatan konstitusi untuk
mengganti karena kewenangannya sudah dipreteli.
Memanggil presiden lewat SI MPR untuk meminta
pertanggungjawaban jelas tidak ada aturannya.
Pasalnya, ada ketentuan bahwa presiden tidak dapat
dijatuhkan oleh oleh MPR karena yang mengangkat dan
memilih presiden adalah rakyat secara langsung.
Begitulah aturan konstitusi yang telah disahkan, meski
Presiden Megawati masih diangkat oleh MPR.

Di sini terjadi kekosongan aturan konstitusi yang
mengatur lembaga apa yang bisa melakukan impeachment
terhadap presiden. Ketentuannya sudah ada, yaitu
usulan DPR ke Komisi Konstitusi. Lembaga itu belum
terbentuk dan baru dalam pembahasan.

''Bagaimana cara menurunkan (Megawati) seperti
diungkapkan Mbak Rachma dengan membikin presidium?
Namun sebelum itu, harus ada kesepakatan untuk
perbaikan-perbaikan,'' ungkap Gus Dur. Inilah yang
dimaksud gerakan ekstraparlementer yang ditolak oleh
Megawati.

Hanya bila sampai Pemilu 2004, dari pihak oposisi yang
diwakili Rachma justru mengkhawatirkan masa depan
rakyat lantaran ada sinyalemen yang disebut Rachma
sebagai kroni-kroni baru yang menggunakan ''aji
mumpung'' melakukan KKN karena toh pada Pemilu 2004
belum tentu terpilih lagi. Itulah yang mendesak mereka
untuk segera mengganti presiden.

Rachma tak berhenti pada deklarasi. Front itu akan
menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR dan MPR.
Intinya, berharap agar MPR meminta pertanggungjawaban
Presiden Mega dalam forum-forum yang dapat digunakan.
Bisa Sidang Istimewa (SI) MPR atau forum lain.

 

Di Parlemen

Kalangan pengamat menilai, kelahiran gerakan
ekstraparlementer yang menginginkan pemerintahan
Presiden Megawati dibubarkan dinilai tidak akan bisa
berhasil. Gerakan ekstraparlementer akan sukses bila
didukung kekuatan politik resmi yang besar.

Untuk sementara, kekuatan politik resmi yang mempunyai
akar tetap menghendaki konstitusi tetap dipertahankan.
Dengan begitu, kekuatan lain yang ingin menggeser
Megewati tidak akan mampu.

Untuk sementara semua kekuatan politik besar tidak
mendukung upaya penurunan Megawati oleh kelompok
tertentu. Kekuatan politik resmi itu yang ada di
parlemen, seperti PDI-P, Golkar, PPP, PKB, dan partai
besar lain. Merekalah yang membawa aspirasi rakyat
lewat Pemilu 1999.

Kehadiran Fuad Bawazier dan Gus Dur yang juga Ketua
Dewan Syuro PKB dalam pertemuan sejumlah tokoh
nasional bukan hal signifikan. Pertemuan para tokoh
nasional itu akan berbeda bila yang hadir adalah ketua
umum partai.

Dia mengatakan, untuk sementara waktu sebab di DPR
sekarang terdapat sejumlah agenda yang akan dibawa
pada rapat paripurna. Misalnya soal interpelasi
Sipadan-Ligitan, Divestasi PT Indosat, termasuk posisi
Akbar Tandjung sebagai Ketua DPP Partai Golkar dan DPR
RI. Semua masih dalam tahapan bargaining politik yang
menentukan posisi elite politik termasuk Megawati di
parlemen. Dengan demikian jawaban pertanyaan, bisakah
suksesi sebelum 2004, tergantung pada para elite
politik. Terlalu dini menyatakan bisa atau tidak bisa.
Dalam politik, kepentingan yang akan banyak berbicara.
(A Adib-16j) 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com
YANG BARU : http://nusantara.b3.nu/ situs kliping berita dan posting pilihan demi tegaknya NKRI. Mampirlah !

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Shopping - Send Flowers for Valentine's Day
http://shopping.yahoo.com