[pdiperjuangan] Realisasinya Mana ?
pdiperjuangan@polarhome.com
pdiperjuangan@polarhome.com
Tue Jan 14 01:48:01 2003
Realisasinya Mana?
SAMBUTAN Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam HUT ke-30 PDI-P
di Lapangan Umum Mengwi, Minggu (12/1) kemarin, harus diakui mengandung
banyak poin yang menyejukkan hati masyarakat yang saat ini sedang tercekik
oleh kenaikan harga-harga. Selaku ketua umum partai sekaligus presiden,
menyinggung tentang pentingnya penegakan hukum, disiplin termasuk
pesan-pesan untuk hidup sederhana, pidato ini berarti mengandung kekuatan
yang besar untuk bisa diwujudkan.
Hanya pidato-pidato serupa sudah cukup sering diucapkan Megawati. Tetapi
soal realisasi, rakyat harus lebih banyak mengurut dada. Pujian terhadap
pidato politik Megawati tersebut diakui pengamat politik Tjok. Atmaja, S.H.
''Bagus, sangat bagus,'' katanya. Atmaja juga tidak menampik kalau pidato
yang sama mirip bagusnya sudah sering disampaikan Megawati sebelumnya.
Meski demikian, kata Atmaja, justru yang selama ini menjadi kelemahan dari
semua pokok pikiran yang disampaikan dalam pidato-pidato tersebut ada pada
elite dan kader partai. Mereka-mereka inilah yang selama ini tidak mampu
secara maksimal membumikan harapan-harapan dari pidato sang ketua umum.
Malah para elite dan kader yang ada di lingkar kekuasaan partai, baik di
pusat maupun di daerah, cenderung lebih banyak memanfaatkan partai demi
kepentingan pribadi. Otomatis kepentingan-kepentingan rakyat yang tercermin
dalam pidato Megawati berdiri hanya sebagai wacana. Salah satu poin penting
pidato Megawati kemarin sekaligus menjadi kunci utama, menurut Atmaja, pada
kata disiplin. Dalam pidato yang disebut mantan Rektor Universitas Ngurah
Rai ini menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif itu sesungguhnya
mengandung pesan yang sangat tegas. ''Adalah tugas daripada kader untuk bisa
membumikan apa yang disebutkan dalam pidato Megawati. Dan, hal ini bukanlah
sesuatu yang sulit, sebab bahasanya sangatlah sederhana,'' tegas Atmaja
lagi. Kalau hal ini tidak bisa dilakukan, adalah sebuah keharusan bagi
Megawati untuk bisa mengambil tindakan tegas.
Mendisiplinkan kader tidak bisa hanya dalam omongan. ''Harus ada sikap tegas
dari Megawati sendiri,'' kata Atmaja seraya mengingatkan bahwa waktu satu
tahun menjelang pemilu sangatlah pendek. Jika Megawati dan partai memang
ingin menang di tahun 2004, disiplin bagi para kader partai haruslah
ditegakkan.
Terlepas dari semua itu, sebagai sebuah sambutan atau yang disebut juga
pidato politik, tentulah sudah menjadi keharusan untuk mengandung sesuatu
yang bisa menarik simpati. Berpolitik memang kadang tidak beda dengan
berdagang. Harus ada sesuatu yang bisa dijual kepada rakyat. Megawati dan
jajaran elite PDI-P nampaknya sadar tentang hal ini, mengingat pemilu sudah
makin mendekat.
Hanya, Atmaja mengingatkan kalau sekarang ini masyarakat sudah makin melek.
Rakyat sudah bisa -- meskipun tidak banyak -- membedakan mana yang layak
dipilih, mana yang hanya janji muluk. ''PDI-P dan Megawati harus sadar
tentang hal ini,'' ingat Atmaja. (win) (Bali Post, Senin, 13/1/2003)